Kebetulan yang manis.Â
Sebab kota kelahiranku sejak masa Ratu Shima di abad ke-7, tak henti menawarkan 1001 pemandangan sandyakala indah di beragam pantai yang menghadapkan wajahnya ke Barat, kepada Sang Baruna, air, lautan, samudera.
Seperti saat itu, pada sebuah Tumpak Pthak saat bulan Wujana, dan langit merapalkan mantranya lirih "Nekunging Bun Wangining Tyas", kita bertiga terperangkap di senja yang manis.
Sisi lain pantai saat senja (dokumen pribadi)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!