Ora wurung
Aku iki mung dadi wayang
ingkang nandang wuyung
wuyung marang suwung
ing tlatah gung liwang liwung
Tak urung
Diriku ini hanya menjadi wayang
yang kasmaran
jatuh cinta pada ketiadaan
pada sebuah tempat yang luas dan sepi tak bertepi
Suara-suara pikiran riuh
engkau memintaku diam menghampakan segala
Namun saat ku diam
benakku penuh tanya
kembara-nya tanpa kendali
memuai liar bagai bintang baru lahir
mengembang tak berhingga
melingkupi segala yang tak bisa kujelaskan dengan kata-kata
Lalu seketika
saat kubahnya mencakup segala rasa
bagai lubang hitam ia menyusut ciut
: voila!
noktah tunggal
aku: wayang
tapi aku juga: dalang
sebab aku bukan hanya raga
Kramat Pela, 15 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H