Jauh di Selatan kutangkap gigilku yang tak juga mau reda.
Kupeluk
Kupeluk
Kupeluk
Diam ia menetap lama
Berubah menjadi derai air mata
Jauh di Selatan kuusap lukaku dengan raba dan tiupan doa
Darah yang menetes tampak tak seberapa
Terjejak di butir pasir putih yang telah berabad menunggu waktu tiba
Wahai Jiwa!
Adakah yang lebih indah dari jiwa-jiwa tua yang saling berpeluk dan bersapa?
Yang getarnya mengguncang dada anak manusia?
Debur kah itu?
Gemuruh kah?
Reda
Hilang
Sayup
Hening
Sebuah tembang sunyi mengalun lembut
Seperti senandung Ibunda menidurkan Sang Permata Hati
Seperti ajakan senyum Ibunda pada bayi di dekapan yang matanya bulat jenaka
Oh, Ibu
Ampuni saja putrimu
Doakan ia semoga sanggup menetapi sirathal mustaqim
Semoga dalam pelukan damai Sangkan Paraning Dumadi
Location unknown, 26 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H