Mata bola berbinar
Rambut ikal
Pipi gembil
Berlarian ia kesana kemari
Bermain bersama teman sepermainan di halaman luas dekat sawah
Kunang-kunang dan katak mengintip dari gelap malam
Purnama cantik teduh benderang
Aku bidadari Jawa berselendang merah
Tiara di kepalaku keemasan indah
Hiasan emas di leher, pinggang, kedua telinga, lengan, pergelangan kaki dan tangan
Rambutku sepinggang hitam legam
Dodot-ku kain batik tulis halus motif raja-raja
Kami bertujuh terbang turun menuju bumi
Berucap mantra sakti bidadari
"Pelangi, Pelangi ... antar bocah-bocah itu menuju bulan"
Mata bola berbinar
Bocah-bocah kecil pipi gembil tertawa riang
Terbang bersama kupu-kupu dan rama-rama
Pelangi membawanya menuju bulan
Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
Seorang bocah berkendara pelangi merah
Seorang bocah berkendara pelangi jingga
Seorang bocah berkendara pelangi kuning
Seorang bocah berkendara pelangi hijau
Seorang bocah berkendara pelangi biru
Seorang bocah berkendara pelangi nila
Seorang bocah berkendara pelangi ungu
Wahai ....! Kami turut tertawa riang
Mata bola berbinar
Bocah pipi gembil memetik sebuah bintang
Kuhampiri
Kusentuh rambutnya yang ikal
Berlutut ku di hadapannya mengucap tanya
"Bintang cantik ini untuk siapa?"
Menunduk ia malu-malu
Mata bola berbinar menatap bintang di tangkup pelukan tangannya
Hampir tak muat saking besarnya
"Untuk Bapak Guru yang pandai bermain biola, yang pandai melukis dan bernyanyi"
Aku tersenyum
Mengecup ubun-ubunnya
Blok M, 18 Februari 2018
(Sendja Djiwa Pak Budi: Mengenang Almarhum Achmad Budi Cahyanto)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H