Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berikan Kepada Guru Tersayang

23 Maret 2019   22:22 Diperbarui: 24 Maret 2019   06:46 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Guru Budi (Achmad Budu Cahyanto), dari instagram @abc_isme


Mata bola berbinar

Rambut ikal

Pipi gembil

Berlarian ia kesana kemari

Bermain bersama teman sepermainan di halaman luas dekat sawah

Kunang-kunang dan katak mengintip dari gelap malam

Purnama cantik teduh benderang

Aku bidadari Jawa berselendang merah

Tiara di kepalaku keemasan indah

Hiasan emas di leher, pinggang, kedua telinga, lengan, pergelangan kaki dan tangan

Rambutku sepinggang hitam legam

Dodot-ku kain batik tulis halus motif raja-raja

Kami bertujuh terbang turun menuju bumi

Berucap mantra sakti bidadari

"Pelangi, Pelangi ... antar bocah-bocah itu menuju bulan"

Mata bola berbinar

Bocah-bocah kecil pipi gembil tertawa riang

Terbang bersama kupu-kupu dan rama-rama

Pelangi membawanya menuju bulan

Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu

Seorang bocah berkendara pelangi merah

Seorang bocah berkendara pelangi jingga

Seorang bocah berkendara pelangi kuning

Seorang bocah berkendara pelangi hijau

Seorang bocah berkendara pelangi biru

Seorang bocah berkendara pelangi nila

Seorang bocah berkendara pelangi ungu

Wahai ....! Kami turut tertawa riang

Mata bola berbinar

Bocah pipi gembil memetik sebuah bintang

Kuhampiri

Kusentuh rambutnya yang ikal

Berlutut ku di hadapannya mengucap tanya

"Bintang cantik ini untuk siapa?"

Menunduk ia malu-malu

Mata bola berbinar menatap bintang di tangkup pelukan tangannya

Hampir tak muat saking besarnya

"Untuk Bapak Guru yang pandai bermain biola, yang pandai melukis dan bernyanyi"

Aku tersenyum

Mengecup ubun-ubunnya

Blok M, 18 Februari 2018

(Sendja Djiwa Pak Budi: Mengenang Almarhum Achmad Budi Cahyanto)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun