Dia pergi
Berbekal hati yang setengah
Malam dijerang rindu
Rembulan menggelepar menggeliat menahan marah
Tapi dia tetap pergi
Membawa perih, luka menganga dan sejumput garam
:
Jangan kau tabur garam itu di lukamu
Sebar saja di tanah lapang
Biar Timun Mas bebas dari Sang Raksasa
Jangan kau dendangkan terus perih yang menyayat telinga di oktaf tertinggi biolamu
Jangan kau sengaja menjahit luka dengan senar gitar yang berdawai tujuh
Jangan
Jangan, Kekasih
Purnamasidhi bisu
Angin bisu
Lintang Waluku bisu
:
Mari kesini kekasih
Biar kulumatkan madu pada kurma lalu kusuapkan dengan mulutku sendiri
untukmu
Biar kupeluk gigilmu hingga rona pipi tirusmu kembali
Tuhan Memandangku
Ufuk Timur dihias-Nya semburat jingga
"Bangbang wus rahina"
Bisik-Nya padaku yang kelelahan di sudut waktu
Blok M Jakarta, 8 Desember 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H