Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Muzdalifah

2 Februari 2016   05:51 Diperbarui: 7 Februari 2016   23:09 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Muzdalifah 
Aku memandang Langit 
Andai saja terang listrik tiada, akan kulihat gemintang gemilang 
Kini: hanya satu nyala terang tertangkap 
Pendarnya nyata berkala 
Seperti pulsa 
Dan aku bertanya tanya: pendarmu kini, berapa juta tahun lalu kah kau emisikan?

Di daratan pasir putih, manusia-manusia lelaki berpakaian ihram dan perempuan berpakaian putih maupun hitam bermalam
Tanpa atap 
Jutaan
Syahdu

Dulu, Rasulullah pun bermalam di Muzdalifah
Dulu, Ibrahim, Ismail dan Hajar melemparkan kerikil-kerikil kearah iblis yang membisikkan bujukan untuk mengurungkan niat untuk mengorbankan Ismail
Kini, jutaan manusia mencari kerikil di hamparan pasir Muzdalifah. Jutaan manusia itu tengah mencari kesalahan dan kekurangan diri

Gunung batu melingkungi tempatku berdiam diatas pasir berlambarkan matras hitam

Menengadah lagi menatap langit, seolah seluruh langit menjadi milikku
Seperti layar lebar seluas jangkauan mata, yang padanya bisa kuputar film apa saja
Seperti kanvas lebar, yang padanya ingin kulukis apa saja
Seperti selembar kertas raksasa, yang padanya siap kuketikkan tentang apa saja 
Dan aku memilih merenung
Sebuah perenungan sunyi di tengah ramainya kehadiran empat jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia

Yang kubayangkan: seluruh lampu dipadamkan 
Aku butuh gelap untuk melihat bintang-bintang gemerlap 
Aku butuh kegelapan untuk menikmati: Pendarnya. Dan tasbihnya.

Ingin kuselaraskan dengan degup jantungku
Memuji Nama-Mu
Seperti juga pujian Bulan Tanggal Sepuluh Dzulhijah yang masih bersinar dengan anggun malam ini

 

Muzdalifah, 10 Dzulhijah 1434 H, di larut dini hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun