Seharusnya Sumbadra mengerti bahwa luka Janaka tergarami saat Janaka justru bersitatap dengan Sumbadra. Apakah itu bertemu langsung, atau hanya di media maya, atau sekedar gambar lukisan dan foto. Namun Sumbadra selalu membantah dan mengguncang bahu Janaka dengan lengan putih gemulainya. Menatap lekat bulatan hitam mata Janaka. Dan mengatakan:
"Kau. Hanya takut terluka oleh ketakutanmu sendiri".
Janaka bergeming.
Sumbadra luruh.
Batinnya berbisik perih, "Aku tak pernah ada. Selalu kau hapus. Bahkan setelah kau hapus diriku, kau pajang kebersamaanmu dengan perempuan lain yang sudah seringkali kukatakan bahwa aku tak pernah suka ada bersamamu".
Dan Janaka, tetaplah Janaka.
Â
27 Desember 2013.
21:07 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H