Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Arjuna, Karna, dan Ekalaya

15 Oktober 2015   06:51 Diperbarui: 15 Oktober 2015   06:51 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara tentang keinginan kuat untuk belajar, menjadikan saya teringat akan kisah Mahabharata: Tentang tiga tokoh ini : "Arjuna", "Karna Sang Putra Surya" dan "Ekalaya" (Palgunadi). Arjuna yang dari kalangan Hastinapura, menjadi murid kesayangan dari Guru Dorna. Sedangkan Karna Sang Putra Surya yang sebenarnya adalah kakak kandung Pandawa yang dibuang oleh Ibunya sendiri (Kunti) dan ditemukan oleh seoarang Kusir ditolak untuk belajar memanah kepada Dorna, karena ia "hanya" seorang "anak kusir". Lalu Ekalaya: karena berasal dari Kaum Nisada (kaum paling rendah, Kaum Pemburu), juga mengalami penolakan oleh Resi Dorna saat bemaksud belajar memanah. Tak hilang akal, Ekalaya akhirnya membuat patung Dorna sebagai "pengganti" gurunya, saat ia belajar memanah.

Hmmm...
Membaca akhir tragis dari kisah Karna dan Ekalaya dimana:

a. Karna harus dihadapkan pada pilihan dilematis dan akhirnya memilih untuk membela "musuh" dinasti Pandawa sekaligus "musuh" ibunya, yaitu Kurawa;

b. Ekalaya harus merelakan kedua ibujarinya dipotong atas permintaan Guru Yang Dipujanya (Dorna);

Maka jika boleh memilih, maka saya akan memilih menjadi "Arjuna" saja: memiliki warisan kromosom dari leluhur keturunan ningrat dan titisan para Dewa; dan mendapatkan Guru Terbaik yang mewariskan ilmunya tak tanggung-tanggung.

 

 

Rabu, 10 Juli 2013
Sesudah sahur, sesudah Subuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun