Maka panggung FBM 2015 Jumat jam 11 pagi kemarin bernuansa sangat lain. Alunan suara lesung dipukuli tiga alu itu untuk waktu sekitar satu menit sanggup menghadirkan nuansa klasik Bonorowo, satu nama kuna Tulungagung.
Pada pembukaan FBM 2015 kemarin, dikunjungi pula oleh masarakat umum dan dari kalangan sekolah mulai PAUD sampai perguruan tinggi. Antusias para pengunjung FBM 2015, menurut Tjut Zakiyah Anshari, menjadi wujud semangat dan dukungan dalam gerakan Literasi tulungagung kususnya gerakan tulungagung menulis.
Tjut Zakiyah Anshari dalam laporannya menyampaikan, jumlah dana masarakat yang terkumpul melalui Gerakan Donasi Literasi, hingga hari pembukaan FBM 2015, sejumlah 31 juta.
FBM 2015 merupakan puncak dari Gerakan Tulungagung Menulis yang diinisiasi Sanggar Kepenulisan Pena Ananda Club. Tujuan festival ini yang utama adalah sebagai media silaturahim antar pegiat dan komunitas Literasi dan juga wahana belajar dan berkarya bersama untuk menguatkan identitas Tulungagung. Oleh karena itulah, menurut Tjut Zakiyah Anshari, tema yang diusung FBM 2015 adalah Semangat Dan Potensi Literasi Tulungagung Untuk Indonesia Satu. Dengan maksud, kuatnya identitas Tulungagung juga akan menguatkan identitas Nusantara atau Indonesia.
Tjut Zakiyah Anshari menyampaikan, rangkaian kegiatan menuju FBM 2015 sebenarnya telah dimulai setahun silam.
Sejak Nopember 2014, Sanggar Kepenulisan Pena Ananda menggencarkan kelas menulis, termasuk pelatihan penulisan novel bersama Gola Gong dari Rumah Dunia.
Sejak 17 Januari 2015, Sanggar Kepenulisan Pena Ananda Club Tulungagung menjalin MoU dengan radio LIIUR FM Tulungagung, melakukan kampanye Literasi tiap Sabtu pagi pukul 09.00-10.00 dengan tajuk POJOK LITERASI yang menghadirkan para pegiat dan tokoh Literasi lokal dan nasional.
Sejak 1 Agustus hingga 30 September, diselenggarakan lomba penulisan dengan tema: Seni Budaya Sejarah Tulungagung Untuk Indonesia Satu. Peserta lomba mulai dari SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA, dan umum. Para juara lomba penulisan diumumkan setelah pembukaan FBM 2015.