Di Tulungagung ada satu acara radio bertajuk POJOK LITERASI rutin tiap Sabtu pagi membahas dunia Literasi atau budaya Membaca dan Menulis. Acara ini mengudara di Liiur Fm 90.9 MHZ Tulungagung dan jalur streaming Liiur.com. Acara hasil kerjasama antara Sanggar Kepenulisan Pena Ananda Club dan Liiur FM ini selalu menghadirkan para tokoh atau pegiat literasi baik lokal maupun nasional. Pada Sabtu, 16/5, acara ini terasa sangat istimewa. Dalam rangka menyambut Hari Museum Internasional, POJOK LITERASI menghadirkan Drs. Haryadi Pengelola Museum Wajakensis Tulungagung dan Agung Pinasthiko guru sejarah SMA Campurdarat.
Lalu apa hubungan antara permuseuman dengan perliterasian? Ternyata terang benderang Museum sangat berkait dengan dunia Literasi. Terutama sekali keberadaannya sebagai satu lumbung ilmu pengetahuan sejarah peradaban jaman silam. Oleh karena itu Haryadi dan Agung Pinasthiko sepakat bahwasanya Museum harus terus didekatkan kepada publik terutama anak anak sekolah.
Dalam acara yang dipandu Ari Utami dan Denny Surya Atmaja itu, Haryadi menyampaikan, upaya mendekatkan Museum kepada anak anak sekolah bukan bermaksud mengajarkan mereka kembali ke masa lalu, tetapi hanya sebatas mengenalkan sejarah.
“Sejarah sangat penting bagi kita. Contoh di Museum ada peninggalan teknologi pertanian masa lalu. Itu nanti akan digunakan sebagi perbandingan dengan tingkat kemajuan teknologi jaman sekarang,” ungkap Haryadi.
Sebagai langkah nyata mendekatkan Museum kepada anak anak sekolah, Haryadi berencana segera mengadakan kegiatan jemput bola atau roadshow ke sekolah sekolah.
“Setelah selesai pemugaran candi Sanggrahan, kami berencana kerjasama dengan dinas terkait untuk datang ke sekolah sekolah memaparkan ragam potensi sejarah di Tulungagung termasuk yang sekarang tersimpan di Museum,” jelasnya.
Sementara Agung Pinastiko sebagai seorang guru sejarah berencana mengadakan acara bertajuk jelajah situs dengan peserta siswa sekolah. “Tujuannya mendekatkan anak didik ke situs situs sejarah dan Museum. Ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan MGMP Sejarah Tulungagung,” kata Agung.
Agung Pinastiko menyampaikan, pihaknya selama ini telah membuat jadwal kunjungan Museum secara bergiliran. Ia tidak bosan mengajak anak anak didiknya ke Museum. “Sumber belajar tidak harus dari buku reverensi. Museum menjadi alternative untuk memberikan pengalaman dan reverensi pada anak anak sekolah,” katanya.
Agung Pinasthiko juga menyampaikan pentingnya mengenal sejarah. “Kita mengenal sejarah bukan untuk kembali kemasa lalu. Tetapi spirit masa lalu yang baik dan positif menjadi acuan bekal melangkah ke masa depan. Segala peninggalan masa lalu dapat menginspirasi masa depan,” katanya.
[caption id="attachment_366160" align="aligncenter" width="300" caption="Agung Pinasthiko dan pak Haryadi Pamungkas"][/caption]
[caption id="attachment_366161" align="aligncenter" width="300" caption="Deni Indrajaya dan Ari Utami dua penyiar Liiur FM Tulungagung yang selalu memandu POJOK LITERASI"]