Hanya dengan kondisi seperti ini apa adanya, kata mas Andi, para wisatawan asing hampir semua menyebut candi Dadi sebagai peninggalan sejarah yang sangat menakjubkan. Sebagai candi yang luarbiasa dilihat dari fisiknya, siku sudutnya. Jika difoto dari atas, wisatawan asing takjub melihat siku sudut candi Dadi. Mereka terutama juga sangat terpukau dengan sumuran candi Dadi.
Yang paling menarik dan sangat mungkin ini satu satunya di Indonesia adalah candi Dadi punya lobang di bagian atas dengan diameter dan kedalaman sangat simetris sama. Diameter lobang atau sumuran ini sepanjang 3, 4m dan kedalaman sekitar 3m.
Bagian atas candi Dadi berbetuk segi delapan. Lobang sumuran berada di tengah segi delapan. Jika musim hujan, ait tidak pernah menggenangi sumuran. Air selalu terserap ke bawah. Masyarakat percaya bahwa sumuran candi Dadi tembus ke pantai selatan.
Â
Â
Â
[caption id="attachment_316401" align="aligncenter" width="300" caption="mas Andi, Siwi Sang, dan Panembahan Salokatama relawan TIK Madiun lagi kerjabakti cabuti rumput"]
Terkait fungsi lubang sumuran candi Dadi, Andi menyampaikan sampai sekarang masih ada beragam pendapat atau belum dapat dipastikan benar fungsi sesungguhnya. Dari beberapa kunjungan tim arkeologi Trowulan, menyebutkan candi Dadi fungsinya seperti yoni. Sehingga diperkirakan dulu ada lingga ditaruh di lubang sumuran itu. Tentu lingga yang sangat raksasa jika dugaan itu benar.
Ada pula pendapat candi Dadi digunakan sebagai tempat pembakaran mayat. Pendapat ini berasal dari arkeolog Belanda Stuterheim.
Kapan pembangunan candi Dadi tidak jelas karena tidak pernah ditemukan jejak angka tahun di sekitar candi. Cuma banyak pendapat menyatakan bahwa candi Dadi dibangun pada masa Majapahit. Sementara tim sejarah dari Save Trowulan yang sempat mengunjungi candi Dadi beberapa waktu silam mengindikasikan candi Dadi sudah dibangun pada masa karesian atau sejak berkembang kerajaan Panjalu Kediri.
Sejak awal, candi Dadi belum pernah ada konservasi apapun atau belum pernah ada pemugaran. Bentuk yang sekarang terlihat masih asli seperti dulu. Jikapun diadakan pemugaran, posisi tempat ini tidak memungkinkan kalau diadakan pemugaran. Air di sini sulit pengadaannya, harus turun jauh. Untuk pemugaran butuh batu, juga susah.
Untuk naik candi Dadi lihat sumur atau tengok siku sudut candi, harus pakai alat berupa tangga buatan dari bambu. Candi Dadi memang tidak punya tangga naik.