[caption id="attachment_383652" align="aligncenter" width="624" caption="Tim SAR berusaha mengangkat korban meninggal akibat tertimbun tanah longsor di dusun Jemblung, Desa Sampang, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (14/12/2014). Peristiwa ini mengakibatkan ratusan rumah tertimbun dan puluhan warga meninggal dunia. (AP PHOTO / A. K. HENDRATMO)"][/caption]
Hari ini tim evakuasi yang dipimpin Komandan Operasi Letkol Edy Rohmatulloh telah berhasil menemukan 15 jenazah korban. Jadi total ada 83 korban meninggal akibat longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara yang telah terevakuasi. Sementara itu, lapisan lumpur yang menutupi jalur Banjarnegara – Karangkobar sudah berhasil dibersihkan. Tapi petang tadi keadaannya masih sangat berbahaya karena licin. Untuk membersihkan sisa lumpur, Pemadam Kebakaran hari Kamis akan menyemprot jalan.
Demikian disampaikan Abdul Hakin Nazil dari Sekretariat Posko Induk Bencana Jemblung Banjarnegara melalui wawancara jarak jauh dengan Siwi Sang Jurnalis Warga Tulungagung pada Rabu malam, 17/12/2014.
Adapun terkait pengungsi, menurut Abdul Hakin Nazil, sampai Rabu kemarin tercatat tercatat 1.308 orang yang tersebar di 24 titik pengungsian. “Namun belum terekam klasifikasi umur dan jenis kelaminnya. Data ini masih terus diolah,” ungkap Abdul dari BNPB Banjarnegara itu.
Sementara untuk kebutuhan logistik, alumni IAIN Yogyakarta Fakultas Dakwah itu menyampaikan, logistik diperkirakan mencukupi sampai 5 hari ke depan. Meski menerima semua bentuk bantuan dari para dermawan yang berkaitan dengan bencana longsor Jemblung Banjarnegara, Abdul mengharapkan datangnya bantuan yang sekarang sangat mendesak, yaitu berupa bahan material bangunan untuk renovasi maupun relokasi korban.
Telah menjadi sejarah, pada Jumat sore kemarin, 12/12, Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara kena gempur bencana longsor menciptakan duka mendalam di ujung tahun 2014 terutama masyarakat Banjarnegara. Sebagaimana bencana-bencana sebelumnya, duka Jemblung Banjarnegara telah memanggil nurani kemanusiaan berbagai pihak dari berbagai daerah termasuk Tulungagung.
Sejak Ahad kemarin, beberapa komunitas di Tulungagung telah bergerak menggalang bantuan di beberapa titik seperti Aloon Aloon Tulungagung. Hari ini komunitas Sastra Sanggar Pena Ananda Club, Jurnalis Warga Tulungagung, dan Komunitas Fotografi Tulungagung kembali turun beraksi di pusat kota atau di Aloon Aloon Tulungagung.
Sebait puisi karya Siwi Sang:
atas nama api atas nama udara atas nama tanah atas nama air atas nama apa saja panggilan bencana mengajak sejenak kita kembali lebih manusia.
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Evakuasi korban longsor di dusun Jemblung Banjarnegara. poto dokumentasi Nasrudin Latif Al Banjary"]
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="membersihkan jalur Banjarnegara-Karangkobar. poto dokumentasi Nasrudin Latif Al Banjary"]
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="mereka selalu hadir di setiap bencana negeri ini. Hormat Pak! poto dokumentasi Nasrudin Latif Al Banjary"]
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Fuad Ashari bersama kerdus Peduli Longsor Banjarnegara tampak sedang aksi di Aloon Aloon Tulungagung pada Rabu kemarin. Semangad bro!"]
Siwi Sang-Jurnalis Warga Tulungagung kelahiran Banjarnegara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H