Mohon tunggu...
Siwi Sang
Siwi Sang Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi Desa

Pengelola TBM Umahbukumayuhmaca, penulis buku tafsir sejarah GIRINDRA Pararaja Tumapel Majapahit, dan Pegiat Literasi Desa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nama Asli Bhre Kertabhumi

17 Januari 2015   22:51 Diperbarui: 28 September 2015   16:54 2245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian terakhir serat Pararaton menulis: 

bhre pandan salas anjeneng ing tumapel anuli prabhu i saka brahmana naga kaya tunggal, 1388. prabhu rong tahun, tumuli sah saking kadaton, putranira sang sinagara, bhre koripan, bhre mataram, bhre pamotan, pamungsu bhre kertabhumi. kapernah paman, bhre prabhu sang mokta ring kadaton i saka sunya nora yuganing wong, 1400. tumuli guntur pawatu gunung i saka kayambara sagara iku, 1403.

Terjemahan bebas SIWI SANG: 

bhre pandansalas dinobatkan sebagai baginda di tumapel lalu menjadi maharaja majapahit pada tahun saka 1388/1466M. ketika sang prabhu baru bertahta selama dua tahun, anak-anak sang sinagara meninggalkan istana, yaitu bhre kahuripan, bhre mataram, bhre pamotan, dan pamungsu bhre kertabhumi. baginda prabhu ini kapernah atau merupakan paman dari anak-anak sang sinagara. baginda prabhu wafat di keraton pada tahun saka 1400/1478M. lalu terjadi peristiwa gunung meletus di minggu watugunung tahun saka 1403/1481M.”

Putra Rajasawardhana Sang Sinagara yang disebut Pararaton sebagai Bhre Kahuripan adalah Samarawijaya. Setelah Rajasawardhana naik tahta, Samarawijaya pindah dari Matahun ke Kahuripan, sebagai putra mahkota. Tahun 1447M, dyah Samarawijaya masih tercatat dalam prasasti sebagai bhre Matahun.

Putra Rajasawardhana yang disebut Pararaton sebagai Bhre Mataram adalah Girindrawardhana Dyah Wijayakarana. Setelah ayahnya naik tahta, ia pindah dari Keling ke Mataram. Tahun 1447M, dyah Wijayakarana tercatat dalam prasasti sebagai bhre Keling.

Lalu siapa Bhre Pamotan dan Bhre Kertabhumi yang tampil diberitakan dalam serat Pararaton bagian akhir? Keduanya kelak muncul dalam prasasti Jiyu 1486M. Bhre Pamotan, putra ketiga Rajasawardhana itu adalah Dyah Wijayakusuma, sedangkan Bhre Kertabhumi, sang pamungsu Rajasawardhana, bernama Dyah Ranawijaya.

Pada 1447M, Bhre Pamotan Wijayakusuma dan Bhre Kertabhumi Ranawijaya belum lahir. Itulah sebab keduanya belum tertulis dalam prasasti yang dikeluarkan kakeknya, sri maharaja Wijaya Parakrama Wardhana dyah Kertawijaya. Prasasti 1447M memuat seluruh keluarga Girindra Majapahit.

Selama ini sejarah menafsirkan Kertabhumi sebagai nama asli seorang raja Majapahit. Sesungguhnya Kertabhumi merupakan nama keraton bawahan Majapahit, bukan nama asli seorang tokoh. Bhre Kertabhumi adalah Paduka Bhattara yang berkuasa di keraton Kertabhumi.

Sekali lagi semua kerabat keluarga raja tercatat lengkap dengan nama keratonnya. Bhre Kertabhumi tidak termuat dalam prasasti ini. Dapat ditafsirkan bahwa keraton Kertabhumi belum berdiri. Atau Bhre Kertabhumi belum lahir pada tahun 1447M.

Semoga ini dapat menjembatani perbedaan penafsiran siapa Bhre Kertabhumi yang dalam sejarahnya pernah menjadi maharaja Majapahit terakhir dari keturunan asli Raden Wijaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun