Acara Tahunan DCF biasa dilaksanakan antara bulan Juli -- Agustus. Tahun ini acara berlangsung 3 -- 5 Agustus 2018. Kemeriahan Event tahunan ini tentunya menjadi yang paling ditunggu -- tunggu bagi para traveller dan juga pelancong, tidak terkecuali penikmat budaya dan seni. Bahkan sejak bulan sebelumnya sudah ramai para pegiat open trip yang membuka kuota bagi traveller untuk nge-trip bareng ke Dieng.
Ada yang sedikit berbeda pada tahun 2018 ini di Acara DCF selain serangkaian acara menarik yang sudah disiapkan oleh panitia penyelenggara. Adalah Fenomena Embun Es yang  tipis -- tipis serasa musim "winter" ala -- ala Eropa. Cukup ramai postingan di media sosial ketika mengetik searchkey " Salju Dieng".
Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara, Setyo Aji Prayoedhi menerangkan, embun es memang berpotensi muncul pada puncak kemarau seperti Agustus ini. Namun, kemunculannya tak bisa dipastikan.
Sore itu Asror bersama beberapa kawannya sedang bersiap- siap untuk datang ke salah satu acara rangkaian DCF yaitu Pesta Lampion dan Festival Musik Jazz Negeri Atas Awan Dieng. Dengan persiapan alakadarnya khas anak kost-kosan dia bersama beberapa rekannya berangkat menuju Dieng.
Untuk tiket, sudah dipesankan lewat kawan yang asli anak Banjarnegara, sudah dipersiapkan dari bulan sebelumnya. Inisiatif "goes ride" bareng kawannya ini muncul memang bertepatan dengan libur weekend.
Sampai di Wonosobo mereka menyempatkan untuk menyantap mie ongklok yang konon khas adanya hanya disana. Sembari bercengkerma santai ternyata rombongan mereka bersua juga dengan rombongan lain yang juga sedang melepas penat sejenak. Dari obrolan santai akhirnya Asror dengan kawannya mendapat informasi kalau suhu diatas sana bisa sampai mencapai minus derajat. Apa boleh buat dia bersama rombongannya hanya membawa perlengkapan seadanya Sleeping back pun hanya bawa 1 untuk berempat, "maklum.
Setelah lobi- lobi asap santai. Rombongan yang baru dikenalnya itu menawarkan dia untuk bergabung grup dengan mereka karena memang kalau dilihat dari penampilan dan kelengkapan amunisinya Rombongan Plat AB itu benar- benar terniat dan terencana datang ke DCF ini, jauh berkebalikan dengan Asror CS yang modal nekad, hehe.
Dalam hitungan menit ribuan lampion mewarnai gelapnya langit malam. Kerlap kerlip menambah semaraknya acara, dengan riuh sorak- sorai pengunjung. Puas Sudah mereka malam itu, sambal menerbangkan lampion seluruh pengunjung tanpa komando menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
Alhamdulillah warna- warni lampion dilangit sepertinya membuat pengunjung lupa kalua suhu disitu minus, wkwk..