Mohon tunggu...
Nawa
Nawa Mohon Tunggu... Freelancer - time watcher

Banyak baca sedikit menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Galau Itu Menjelang Usia 30

27 Januari 2018   13:25 Diperbarui: 27 Januari 2018   13:41 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar1. sumber :https://www.shopback.co.id

Apasih hal umum yang sering menjadi kegalauan menjelang usia 30

Tentang Masa Depan

Pertama Pekerjaan.

Nah mungkin ini hal yang paling umum dialami sebagian dari kita. Tidak dapat dipungkiri selesainya kita bersekolah maupun kuliah maka kita akan bertanya pada diri kita sendiri. Mau kerja dimana kamu setelah ini? Atau berwirausaha. Nikah nggak mungkin kamu modal cinta aja nggak cukup kan. Bisa-bisa malah jadi bulanbulanan dipecundangi mertua. 

Oh maaf, kalau yang orang tuanya konglomerat tidak masuk dalam kategori ini ya. Mungkin beberapa atau sebagian besar kawan kita sudah bekerja meski tidak tetap atau ada yang sudah mapan dan nyaman. 

Namun bukan berarti setelah bekerja kegalauan itu sirna, justru setelah bekerja maka kita mempertimbangkan suatu kemapanan, dan kepastian dari jenjang kariernya. Mengingat angka usia yang terus bertambah, dan jatah usia yang terus berkurang.

Mulai dari sini maka mulailah bekerja lingkaran-lingkaran target di kalender. Tanggal bulan tahun dan sebagainya. Karena mustahil tanpa target kita akan mencapai sesuatu dengan tepat. 

Sudah ditarget saja terkadang masih meleset bebas. Dengan pemikiran yang cermat maka harapannya adalah hasil yang tepat dan minimalnya adalah mendekati. Itulah mengapa kita belajar matematika dasar dari mulai SD sampai matematika terapan di jenjang akhir. Tujuannya adalah untuk mempermudah kehidupan kita dengan berusaha secara optimal. Selebihnya biarlah matematika Tuhan yang bekerja.

Kedua jodoh atau pasangan

Nah kalau yang satu ini adalah suatu hal yang sangat umum sekali. Bisa kita amati dilingkungan sekitar terdekat mulai dari kawan-kawan sepantaran. Yang sudah mulai banyak yang melanjutkan ke jenjang pernikahan. 

Mau tidak mau dan tanpa paksaan dari pihak manapun, kita terpaksa kepikiran untuk bersegera juga. Tapi apa boleh buat ternyata masih banyak seabrek perkara yang harus kita selesaikan dan lunasi sebelum itu. Kesimpulannya "belum siap."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun