Bisa jadi semua sifat itu jugalah yang menjadikan aku selalu merasa was-was. Selalu takut jika tidak bisa diterima oleh lingkungan. Padahal aku tau bahwa semuanya sekedar pradugaku saja. Apakah tidak lelah? Sangat sangat melelahkan....
Tapi, apakah kalian tau apa yang membuatku masih terlihat kuat dan setidaknya selamat? Jawabnya satu. Bahwa aku hanya ingin berpikir jika Tuhan masih bersedia membersamai hari-hariku. Tuhan begitu baik dengan masih terus memberi kesempatan hidup untukku.Â
Bukannya aku tanpa cela. Tentu saja aku banyak kurangnya. Sangat banyak malah. Sungguh, Tuhan itu terlalu baik karena masih menutup segala keburukan kita. Â
Bisa jadi segala sakitku adalah bagian dari cara Tuhan dalam mendidikku. Menjadi manusia itu butuh proses. Termasuk dengan saat ini. Terima kasih bagi siapapun kalian di luar sana yang berkenan sedikit meluangkan waktu untuk membaca ocehan panjangku. Semoga kita semua bisa bertemu kembali dengan "rumah" yang pernah hilang itu.
Aaaaah lega rasanya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H