Mohon tunggu...
Silvia Rizqi Amalia
Silvia Rizqi Amalia Mohon Tunggu... -

Anak Terakhir dari 10 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perubahan Relasi Anak Dalam Lingkungan Teman Sebaya

1 Juni 2015   14:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:24 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di masa kanak-kanak pertengahan dan akhir, terutama dari usia 8-11 tahun, anak-anak semakin mendeskripsikan diri mereka dengan karakteristik psikologis dan sifat-sifat yang berlawanan dengan diskripsi diri anak-anak kecil yang konkret. Selama ini anak-anak cenderung lebih mengenali aspek-aspek sosial dari dirinya (Harter,2006, hal.526). mereka menggunakan referensi kelompok sosial untuk mendeskripsikan diri mereka.
Kawan sebaya memainkan peran penting dalam kehidupan remaja (Brown & Dietz, 2009; Vitaro, Boivin, & Bukowski, 2009). Relasi dengan kawan sebaya mengalami perubahan penting selama masa remaja, termasuk perubahan dalam persahabatan, kelompok kawan sebaya, serta masa awal romantis.
Persahabatan
Bagi sebagian besar anak-anak, menjadi popular bersama kawan sebayanya merupakan motivator yang kuat. Di awal masa remaja, remaja biasanya memilih untuk memiliki beberapa sahabat yang lebih intens dibandingkan anak-anak kecil. Harry Stack Sullivan (1953) adalah ahli teori yang paling berpngaruh yang mendiskuskan pentingnya persahabatan remaja. Selama masa remaja, Sullivan berpendapat bahwa sahabat menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Banyak ide-ide Sullivan yang masih berlaku hingga sekarang. Sebagai contoh, dibandingkan anak-anak yang lebih muda, remaja lebih terbuka mengenai hal-hal yang intim dan informasi yang bersifat pribadi kepada kawan-kawannya (Buhrmester, 1998). Remaja juga mengatakan bahwa mereka lebih banyak tergantung kepada kawan-kawan dari pada orangtua untuk memenuhi kebutuhan mereka atas kebersamaan, ketentraman hati, dan intimasi. Pengalaman naik turun dengan kawan-kawan ini membentuk keberadaan remaja (Bukowski, Motzoi, & Meyer, 2009 ; Lauser & Pursell 2009).
Meskipun sebagian besar remaja mengembangkan persahabatan dengan individu yang kurang lebih seusai dengan mereka, beberapa remaja bersahabat dengan individu yang lebih muda atau lebih tua. Mendorong remaja untuk terlibat dalam perilaku menyimpang atau perilaku seksual lebih dini? Remaja yang berinteraksi dengan orang yang lebih tua cenderung sering terlibat didalam perilaku ini (Poulin & Pedersen, 2007).
Kelompok Kawan Sebaya
Remaja mana yang cenderung berkonformasi dengan kawan sebayanya? Mitchell Prinstein, 2006; Prinstein, 2007; Prinstein & Dodge, 2008) telah melakukan riset yang mengungkapkan bahwa remaja yang tidak yakin akan identitas sosialnya, cenderung lebih menyesuaikan diri dengan kawan sebayanya. Dalam taraf ini, remaja cenderung melakukan hal negatif seperti mencuri penutup roda mobil, membuat graffiti di dinding, atau mencari kosmetik dari konter took bersama kawan sebayanya. Salah satu penelitian menemukan bahwa remaja AS cenderung lebih menekan kawan sebayanya untuk menolak pengaruh orang tua dibandingkan remaja Jepang (Rothbaum dkk, 2000).
Ketidakyakinan ini sering kali meningkat selama masa transisi, seperti transisi disekolah dan keluarga. Demikian halnya, kawan sebaya cenderung lebih menyesuaikan diri ketika ada seseorang yang menuntut mereka statusnya lebih tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun