“ Materi yang aku sukai yaitu mengatur keuangan karena materinya mudah dimengerti dan seru ada uang mainannya “ ujar Fitri (11 tahun) peserta Sekolah Pra-Nikah.
Partisipasi aktif peserta dalam kegiatan Sekolah Pra-Nikah Remaja ini menunjukkan tingginya rasa ingin tahu dan semangat mereka dalam menuntut ilmu serta bersosialisasi.
Pada mulanya peserta kegiatan harus dijemput ke masing-masing rumah tetapi selanjutnya secara mandiri dan sukarela datang bahkan mengajak rekan sebaya lainnya.
Contoh lainnya yang terlihat yakni mereka mulai mengaplikasikan perilaku yang sesuai dengan materi yang telah disampaikan dalam kehidupan sehari-hari serta adanya perubahan perilaku menjadi lebih percaya diri. Hal tersebut dibuktikan ketika perayaan kegiatan Sekolah Pra-Nikah Remaja setiap anak berani berbicara didepan teman-temannya dan mengungkapkan kesan dan pesan selama kegiatan. Seperti yang diucapkan Afna (18 tahun)
“Saya senang mengikuti sekolah pra-nikah karena menambah pengetahuan yang sebelumnya tidak tahu, khususnya terkait anemia dan cara mengatasinya serta cara menjaga kesehatan remaja putri”
Dampak dari kegiatan Sekolah Pra-Nikah Remaja ini tak hanya dirasakan oleh peserta kegiatan, tetapi juga dirasakan oleh tim KKN-T IPB. Melalui kegiatan ini, kelompok KKN-T mendapatkan pengalaman berharga dan belajar langsung menjadi penyuluh dan menghadapi berbagai karakteristik masyarakat serta memecahkan permasalahan langsung yang terjadi nyata di masyakarat.
Melalui kegiatan ini, diharapkan masalah pernikahan dini dapat berkurang di wilayah desa khususnya bagi remaja putri. Harapan tersebut juga dikemukakan oleh salah satu peserta kegiatan, Siti Maulia yang kerap kali disapa Lia (18 tahun)
“ Harapannya untuk desa bisa menghilangkan pernikahan dibawah umur agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H