Mohon tunggu...
SIVA CHUSNITA
SIVA CHUSNITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Islam Sultan Agung

Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung, prodi S1 Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Islam Terpadu Asshodiqiyah

12 Januari 2025   12:49 Diperbarui: 12 Januari 2025   12:49 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis penerapan Kurikulum Merdeka di SMP Islam Terpadu Asshodiqiyah melalui observasi dan wawancara dengan guru. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar guru memahami prinsip Kurikulum Merdeka, penerapannya belum merata. Beragam metode, seperti pembelajaran berbasis proyek, dan media video, telah digunakan untuk meningkatkan partisipasi peserta didik. Namun, kendala seperti keterbatasan waktu dan minimnya kolaborasi dengan orang tua masih menjadi tantangan utama. Rekomendasi diberikan untuk meningkatkan pelatihan guru, pengelolaan, waktu, serta keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mendukung keberhasilan kurikulum ini.

Kata Kunci : Kurikulum Merdeka, partisipasi peserta didik, metode pembejaran, tantangan guru.

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia terus mengalami transformasi untuk menjawab tantangan zaman dan kebutuhan generasi mudah. Salah satu inovasi yang menonjol adalah penerapan Kurikulum Merdeka, yang bertujuan memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam Menyusun dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum ini dirancang untuk menggantikan pendekatan yang lebih berpusat pada guru dengan pembelajaran yang fleksibel dan berpusat pada peserta didik. Di bawah Kurikulum Merdeka, peserta didik diharapkan memiliki lebih banyak waktu untuk mendalami konsep, mengeksplorasi minat, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Kurikulum Merdeka menjadi langkah setrategis untuk membentuk karakter dan keterampilan peserta didik. Salah satu ciri khasnya adalah integrasi pembelajaran berbasis proyek yang memungkinkan peserta didik untuk belajar melalui pengalaman langsung. Namun, keberhasilan penerapan kurikulum ini bergantung pada adaptasi guru, sarana pendukung, serta dukungan dari orang tua dan masyarakat. SMP Islam Terpadu Asshodiqiyah merupakan salah satu sekolah yang mulai menerapkan Kurikulum Merdeka.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara untuk mengidentifikasi penerapan Kurikulum Merdeka di SMP Islam Terpadu Asshodiqiyah. Metode ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana Kurikulum Merdeka diterapkan di SMP Islam Terpadu Asshodiqiyah, termasuk faktor-faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, penerapan Kurikulum Merdeka di SMP Islam Terpadu Asshodiqiyah menunjukkan variasi pemahaman dan pelaksanaan di antara para guru. Sebagian besar guru memahami pentingnya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, tetapi implementasinya belum sepenuhnya merata. Guru olahraga, misalnya, lebih mengedepankan pembelajaran berbasis aktivitas fisik untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik, meskipun masih menghadapi kendala dalam melibatkan peserta didik perempuan yang cenderung pasif. Di sisi lain, guru matematika mencoba mengadaptasi metode pembelajaran yang lebih menarik dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis video, meskipun waktu dan suasana kelas sering menjadi hambatan.

Salah satu karakteristik utama Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas dalam memilih metode pengajaran. Guru memiliki kebebasan untuk menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru agama, misalnya, menggunakan pendekatan refleksi untuk mendorong peserta didik berpikir kritis, sementara guru matematika melibatkan peserta didik dalam aktivitas berbasis data praktis seperti analisis statistik.

Tingkat partisipasi peserta didik dalam pembelajaran juga menjadi fokus penting. Beberapa peserta didik, terutama yang memiliki minat tinggi terhadap mata pelajaran tertentu, menunjukkan partisipasi yang baik. Namun, peserta didik yang memiliki persepsi negative terhadap pelajaran seperti matematika sering kali kurang termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, beberapa guru menggunakan metode seperti memberikan soal pemantik, diskusi kelompok, dan hadiah untuk meningkatkan antusiasme peserta didik

Salah satu hambatan utama dalam penerapan Kurikulum Merdeka adalah keterbatasan waktu untuk melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Guru mengakui bahwa metode ini membutuhkan alokasi waktu yang lebih besar untuk eksplorasi dan pengembangan. Selain itu, keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam proses pembelajaran juga masih minim. Beberapa guru berpendapat bahwa orang tua cenderung menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan kepada sekolah, sehingga peluang untuk kolaborasi dalam kegiatan proyek menjadi terbatas.

Untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka yang lebih baik, beberapa langkah strategis dapat diambil. Pertama, pelatihan dan pengembangan professional bagi guru perlu ditingkatkan, khususnya dalam hal pembelajaran berbasis proyek dan strategi untuk membangun partisipasi aktif peserta didik. Kedua, waktu yang lebih fleksibel dan dukungan logistik dari sekolah diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran berbasis proyek secara maksimal.

Selain itu, penguatan hubungan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat juga sangat penting. Orang tua dapat dilibatkan dalam kegiatan kelas atau proyek bersama untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya bagi peserta didik. Masyarakat dapat berkontribusi melalui seminar, workshop, atau kegiatan lain yang relevan dengan pembelajaran.

Pendekatan yang lebih fleksibel dan kontekstual terhadap pembelajaran juga menjadi kunci. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan minat dan kebutuhan peserta didik dalam memilih metode pengajaran. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi, tetapi juga membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

KESIMPULAN

Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Islam Terpadu Asshodiqiyah menunjukkan potensi besar untuk menciptakan pembelajaran yang lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan peserta didik. Namun, keberhasilan penerapan kurikulum ini membutuhkan dukungan yang lebih besar, baik dalam hal pelatihan guru, pengelolaan waktu, maupun kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat. Dengan komitmen bersama, Kurikulum Merdeka dapat menjadi instrument penting dalam membentuk generasi muda yang unggul secara akademik dan karakter.

Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2020). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

SMP IT Asshodiqiyah. (2024). Laporan Observasi Kurikulum Merdeka. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun