Mohon tunggu...
Situr Wijaya SE
Situr Wijaya SE Mohon Tunggu... Editor - Merubah Masa Depan Lewat 4.0

Penulis di Kompasiana.com, YouTuber dan Journalist.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wow! Ini Dia 1000 Anak Tangga Peninggalan Belanda

19 Desember 2019   23:32 Diperbarui: 20 Desember 2019   04:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1000 Anak Tangga Peninggalan Kolonial Belanda. Foto: Situr Wijaya

Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dikenal sebagai kota tua yang menyimpan banyak sejarah, salah satunya yang belum banyak terungkap di publik adalah 1000 anak tangga yang dibangun oleh colonial belanda tahun 1904.

Sejarawan Sulawesi Tengah, Jamrin Abubakar mengataka, meski jumlahnya hanya sekitar ratusan anak tagga, Tangga yang dijulikui 100 anak tangga itu dibangun oleh pemerintahan colonial Belanda.

"Diusulkan tahun 1904 dan dimulai pembangunannya tahun 1905 bersamaan dengan perkantoran dan perumahan proyek itu selesai 1907," kata Jamrin di lokasi (19/12/2019).

Lokasi itu berada Kelurahan Gunung Bale, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala saat ini, dulu merupakan pusat perkantoran pemeritahan keresiden atau setingkat Kabupaten.

Foto: Situr Wijaya
Foto: Situr Wijaya
"Namun kala itu wilayahnya cukup luas, meliputi Poso, Tolitoli, Parigi dan Sigi," jelasnya.

Selain Pembangunan kawasan perkantoran dan perumahan residenan, colonial Belanda juga membangun tangsi militer.

Proyek tersebut menelan 5200 gulden atau mata uang belanda kala itu, jika ditaksir saat ini mencapai 1 miliar rupiah.

Sementara itu fungsi anak tangga yang dijuluki 1000 anak tangga yang kala itu panjangnya mencapai 1 kio meter dari kawasan pesanggarahan di bawah menuju ke kawasan perkantoran kawasan atas Donggala.

Jamrin Abubakar, mengatakan fungsi tangga itu diperuntukan untuk jalan kaki para pegawai di luar jam kerja, menuju Kota dari komplsek perkantoran Keresidenan pemerintahan Hindia Belanda.

Foto: Situr Wijaya
Foto: Situr Wijaya
Namun yang tersisah saat ini adalah anak tangga dan rumah dinas Asisten Residen, namun sudah banyak dirubah.

"Karena beberapa kali di rehab," jelasnya.

Anak tangga tadi merupakan jalur menuju kantor residen dan rumah asisten residen ini dari kota, meski ada juga jalan yang dibangun pemerintah Colonial Hindia Belanda.

Asisten Residen kala itu di jabat oleh A.J.N. Engelemberd adalah orang Belanda, dia menjabat dari 1905 sampai 1908.

Kala itu belum ada nama Indonesia, pemerintahan sebelum Republik Indonesia adalah Hindia Belanda, Donggala yang menjadi ibukota Sulawesi Tengah jaman itu, merupakan kota dengan geliat paling ramai. **

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun