Juga keterangan dari dokter bahwa saya tidak mengidap penyakit yang sangat kronis, keterangan masih aktif mengajar yang diketahui oleh dinas pendidikan setempat dan yayasan tempat mengajar. Itu semua adalah bagian dari persyaratan untuk ikut PLPG.
Alhasil, setelah ada pengumuman dari kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi, ternyata saya dinyatakan lulus berkas dan lulus tes yang selanjutnya ikut PLPG selama dua minggu di Bandung.
Dalam sehari itu kami hanya bisa beristirahat kurang lebih empat jam saja. Apalagi waktu itu bersamaan dengan bulan puasa pula. Subhanallah, betul-betul kami diuji kesabaran serta diuji kekuatan mental. Di tempat ujian kami di Pusdiklat PT Pos Indonesia di Sarijadi Bandung, Jawa Barat inilah, banyak pengalaman yang sangat menyedihkan dan sangat mengenaskan.
Dalam satu kamar, kami berempat dari guru berbagai daerah di Jawa Barat. Ada teman di sebelah kamar kami, bahkan baru dua hari melahirkan dan harus meninggalkan bayinya karena mengikuti PLPG ini.
Ada lagi teman kami buang diri dari lantai tiga gedung ini dan akhirnya meninggal dunia. Entah stres atau ada problem lain, kami tidak tahu. Yang jelas dari kejadian tragis tersebut pada hari itu, suasana belajar kami agak terganggu karena banyak polisi berdatangan untuk meminta keterangan.
Selang empat hari, kami juga masih dikagetkan dengan adanya teman sesama guru yang juga loncat dari lantai dua gedung ini. Ya Allah, betapa berat ujian ini.
Meski tidak sampai meninggal dunia, tapi akhirnya kawan guru tersebut harus dirawat karena lumpuh seluruh badan. Alhamdulillah masih hidup, meski tidak bisa lagi mengikuti PLPG sampai selesai. Seluruh badannya tidak berfungsi lagi.
Saya agak sedih juga melihatnya. Dalam hati berkata, kenapa sih mesti menyiksa diri? Ini mungkin karena stres ataukah ada persoalan lain? Allahu a'lam bissawab, hanya Allah yang tahu.
*****
Setelah melihat dan mengalami semua kejadian yang ada ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal kepada para guru terutama calon guru sertifikasi.