Mohon tunggu...
Sitti Rabiah
Sitti Rabiah Mohon Tunggu... Dosen - Kepala TK & Paud

Dosen S1 PAUD, Senior Childcare Teacher, Kepala TK/PAUD, Penyuluh Pembimbing Kurikulum TK/PAUD, ibu rumah tangga yang mencoba menulis. Email: sittirabiah2011@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

18 Jam Menembus Malam dengan Toyota Avanza

21 Oktober 2015   15:21 Diperbarui: 21 Oktober 2015   15:49 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Toyota Grand New Avanza (foto : Rosid)"][/caption]

Berangkat dari Jakarta, tepatnya Kamis, 3 September 2015 yang lalu, kami salah satu dari komunitas blogger berjumlah tujuh orang terbang menuju kota Makassar yang dikenal juga dengan sebutan Kota Daeng, Sulawesi Selatan untuk selanjutnya mengunjungi destinasi Tator atau Tana Toraja. Selama 18 jam kami tempuh lewat jalur darat dengan Toyota Avanza dengan rute Makassar - Toraja - Makassar. Terasa betul Toyota Avanza ini sebagai Mobil keluarga Indonesia.

Setelah sampai di Makassar, karena saya dan suami kebetulan asli orang Bugis Makassar, maka kami berdua dipercayakan untuk jadi “guide” dan mengurus semua akomodasi yang dibutuhkan termasuk mencari tempat penginapan dan juga sekaligus dengan kendaraan sewaan selama kami ada di Makassar.

Setibanya di Kota Anging Mammiri ini, kami menyusun rencana kegiatan selama seminggu berada di Makassar. Yang pasti tujuan kami yang pertama yaitu ke Toraja, lalu seminar blog unuk para blogger dan wartawan di gedung PWI Sulawesi Selatan di kota Makassar. Tidak ketinggalan adalah urusan perut yaitu wisata kuliner tentunya.

Awalnya kami bingung mencari mobil yang akan kami pakai ke Tator, mengingat perjalanan jauh karena ditempuh sekitar kurang lebih delapan jam perjalanan. Juga jumlah kami yang tanggung 7 orang. Tentu harus mencari mobil yang pas dan enak untuk perjalanan jauh di mana penumpangnya bisa selonjoran agar kaki tidak mudah keram karena tertekuk. Akhirnya, jatuh pilihan ke Toyota Avanza sebagai mobil MPV terbaik Indonesia.

 

Muat Banyak Penumpang

Untuk menyewa mobil Toyota Avanza sebagai mobil dengan banyak fitur, tidaklah terlalu sulit bagi kami, karena hampir seluruh keluarga besar di Makassar memiliki kendaraan roda empat. Ini karena termasuk keluarga besar dan banyak jumlah anggotanya jika sekali bepergian. Sesuai iklannya di televisi, menggunakan mobil Toyota Kijang ini bisa memuat banyak orang. Bisa muat Daeng (Kakak Bahasa Makassar), Andi (Adik), Tetta (Bapak), Amma (Ibu), Purina (Paman/Bibi), Kamanakang (Ponakan), Cucu, Kakek, Mintu (Mantu), De’nang (Besan) dan lain-lain dari anggota keluarga yang ada.

Dengan alasan bahwa perlu MPV Indonesia banyak kelebihan juga inilah, hampir seluruh keluarga memiliki mobil ukuran besar. Salah satunya pilihan adalah kendaraan jenis Toyota atau Daihatsu. Dari jenis Toyota Avanza, Innova hingga Daihatsu Xenia. Di Jakarta sendiri kami memilih Toyota Agya dengan pertimbangan selain cuma berdua suami, juga karena kendaraan City Car ini cocok dipakai zigzag di keramaian arus lalulintas ibukota. Selain tentu saja mudah untuk memarkir kendaraan karena ukurannya yang kecil.

Setelah kami berunding, ternyata memang betul, Toyota Avanza yang paling pas dan cocok serta nyaman untuk perjalanan ke Tator. Ini karena pertimbangan kendaraan keluarga ini cukp legah, sepanjang jalan senyap tidak ada suara gemuruh di dalamnya. Memang mobil tipe lama, belum menggunakan tipe terbaru misalnya Toyota Grand New Avanza atau Toyota Grand New Veloz. Tapi kendaraan lawas ini saja sudah luar biasa rasanya berwisata menggunakan kendaraan jenis MPV Indonesia yang banyak kelebihannya ini.

Anwar, kakak sepupu sekaligus sopir kami, dengan tenangnya “nyopirin” kami sepanjang malam. Ini karena laju mobilnya dikendarai dengan tenang, tidak oleng walaupun dalam kecepatan tinggi. Sesekali Anwar menyapu mukanya, sambil membaluri dengan balsem karena katanya takut ngantuk.

 

Menuju Toraja Malam Hari

Kami sebenarnya yang jadi ikut ke Tator hanya bertujuh. Salah satu diantara kami ada yang tidak ikut karena tidak enak badan dan juga menunggu teman.

Pukul 22.00 WITA malam kami meninggalkan kota Makassar menuju Tator. Sebelum kami melakukan perjalanan menuju Tator, terlebih dahulu mampir ke mini market membeli makanan ringan buat cemilan di mobil.

Kami juga sangat bersyukur karena mendapat mobil Toyota Avanza sewaan milik saudara sendiri, dan juga disopirin ama kakak sepupu sendiri. Apalagi karena memang pekerjaan sehari-harinya adalah sopir. Anwar kakak sepupu yang tahu persis jalanan ke Tator, sehingga kami semua merasa aman dan nyaman.

Di sepanjang jalan, kami semua bercanda sambil mengunyah cemilan. Anwar yang mengemudikan, dengan santainya juga, sekali-sekali ikut nyeletuk. Pada hal jalanan berliku-liku dan berkelok-kelok, tapi mobil yang kami tumpangi tetap tenang dan stabil.

Pagi hari kami mampir beristirahat sekaligus sholat Subuh, lalu melanjutkan lagi perjalanan. Pukul 06.00 WITA, kami mampir sebentar untuk sarapan, dan saya sendiri tidak pernah melihat Anwar membuka kap mesin mobil seperti yang dilakukan sopir yang lain jika berhenti untuk beristirahat sambil mendinginkan mesin yang kepanasan.

Pukul 09.00 WITA kami tiba di Tator, dan mampir sebentar ke Hotel Misiliana yaitu salah satu hotel berbintang empat di kota wisata ini. Kebetulan pemilik hotel ini teman kami bermain sewaktu masih remaja dulu. Yaitu Ami Tangkesalu anak dari pemilik hotel tersebut.

Dari sinilah kami dapat informasi, kalau hari itu kebetulan ada upacara kematian di desa Parinding Rantepao. Karena lokasinya agak jauh dan terpencil, akhirnya kami minta tolong ke salah satu warga setempat untuk mengantarkan kami.

Setelah sampai di desa Parinding, ternyata lokasinya di atas gunung. Tidak bisa dicapai oleh kendaraan beroda empat, maka kami turun dari mobil dan memarkir Toyota Avanza sambil mencoba berjalan dengan sedikit mendaki yang jaraknya sekitar kurang lebih satu kilometer.

Kami sampai di Parinding pukul 11.00 WTA. Ternyata upacara kematian atau Rambu Solo atau didaerah setempat dinamakan Ma' Badong, itu sudah berlangsung. Para sanak saudara dan kerabat dari keluarga yang berduka sudah memadati tempat-tempat yang sudah disediakan.

Tempat pemakaman Parinding ini ternyata pemakaman yang sederhana, terlihat dari tempatnya dan hewan yang disembelih untuk para tamu. Hewan yang disembelih ternyata lima ekor babi. Biasanya kalau keluarga yang berduka tergolong orang mampu, yang disembelih adalah tedong Bonga (kerbau bule), yang harganya bisa sampai bermilyaran rupiah.

Ternyata kedatangan kami di Parinding ini merupakan hari kedua, setelah sehari sebelumnya upacara sudah digelar acara pemindahan jenazah dari rumah ke rumah duka yang disebut Tongkonan.

Pukul 12.00 WITA kami meninggalkan desa Parinding, yang kemudian menuju Kete' Kesu Rantepao Toraja Utara. Dari sini kami mendapat keterangan, bahwa Toraja itu terdiri dari dua kata. To yang berarti orang, sedangkan raja berarti Raja.

Jadi kata Toraja, yaitu keturunan raja-raja yang terpandang atau bangsawan. Ini bisa dilihat di sepanjang jalan pada rumah adat Tongkonan, semakin banyak tanduk serta tulang rahang dari tengkorak kerbau yang dipasang, maka pemilik Tongkonannya bisa dipastikan mereka itu adalah orang kaya raya.

Dari Kete' Kesu, lalu kami menuju ke Londa. Di sini kami dipandu oleh salah satu warga yang memang sehari-harinya pekerjaan mereka mengantar turis lokal atau mancanegara ke tempat ini.

Lalu kami diantar masuk ke goa, disini tengkorak manusia berserakan. Bukan hanya itu saja tapi juga barang-barang kesayangan sang jenazah ikut diletakkan di atas tenggkorak tersebut. Ada juga uang logam serta rokok, roti dan berbagai jenis minuman.

Di dalam goa di Londa ini, kami agak terkesan dengan tengkorak sepasang sejoli yang meninggal dunia karena bunuh diri. Mereka berdua bunuh diri dengan mengikat lehernya dengan seutas tali, karena hubungannya tidak direstui oleh orang tua mereka berdua, karena mereka masih sepupu.

 

Melelahkan Tapi Menyenangkan

Wah....perjalanan yang sangat melelahkan tapi juga menyenangkan. Kami semua sangat bersyukur, karena sepanjang perjalanan Toyota Avanza yang kami tumpangi selama sehari penuh itu, tidak pernah mengalami kendala. Begitupun sang sopir, sungguh hebat, lihai dan lincah membawa kami.

Nah....inilah sedikit cerita yang kami bawa dari Kota Makassar setelah menikmat perjalanan wisata Jakarta - Makassar - Tana Toraja – Makassar - Jakarta. Pengalaman berwisata menggunakan mobil yang cocok untuk Indonesia.

 

<a href="http://www.toyota.astra.co.id/ReviewVelozAvanza"><img src="http://www.toyota.astra.co.id/ReviewVelozAvanza/wp-content/uploads/Avanza-Veloz-Blog-Competition.jpg" alt="Avanza Veloz Blog Competition 2015" width="300" height="215" /></a>

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun