Mohon tunggu...
Sitti Rabiah
Sitti Rabiah Mohon Tunggu... Dosen - Kepala TK & Paud

Dosen S1 PAUD, Senior Childcare Teacher, Kepala TK/PAUD, Penyuluh Pembimbing Kurikulum TK/PAUD, ibu rumah tangga yang mencoba menulis. Email: sittirabiah2011@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sensasi Ayam Bakar Cuckoo dan Ayam Goreng Keju, Reportase Kuliner

9 April 2015   10:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:20 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14285508651573868060

[caption id="attachment_359893" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber foto: Nur Terbit -- Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin, sepasang suami istri peracik ayam Cuckoo. "][/caption]

Bagi penggemar ayam bakar atau ayam panggang, kalau belum mencoba ayam bakar Cuckoo rasanya belum lengkap deh. Gak percaya? Saya sudah membuktikan, inilah pengalaman saya yang saya tulis dalam bentuk reportase dari lapangan. Semoga bermanfaat.

Minggu, 5 April 2015 lalu di depan areal parkir Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu, 5 April 2015 lalu bersamaan dengan Car Free Day, siang itu ada tenda dengan taplak meja dominan berwarna hitam semua. Di situlah ada beberapa jajanan kuliner yang cukup mengundang selera. Salah satu di antaranya adalah ayam bakar Cuckoo. Harganya murah meriah, enak dan membuat perut yang saat itu memang lagi keroncongan, tergoda untuk ikutmencicipi karena wangi bumbunya menyebar saat dibakar.

Ayam bakar Cuckoo ini, bukan hanya konsumsi untuk kaula muda atau para muda-mudi ataupun seluruh keluarga yang senang akan ayam bakar. Tapi juga bagi orang yang pengidap penyakit Diabetes juga bisa menikmati rasa sensasi ayam ini.

Mr Luc Andre-lah yang membuat ayam bakar ini. Mister bule ini asalnya dari Belgia yang juga ternyata adalah mantan chief di negaranya di Eropah sana. Kenapa beliau tiba-tiba saja ada di Indonesia? Itu karena istrinya adalah orang Indonesia yang asalnya dari Aceh, cantik, lincah, murah senyum dan masih muda. Namanya Sabrina Yasmin. Istrinya inilah yang banyak membantu bisnisnya ini. Bisnis ayam bakar ini sesuai pengakuan keduanya, baru digeluti tahun 2015 ini.

Mr Luc mengatakan, dia sendiri yang meracik bumbu ayam Cuckoo ini. Dia juga mengatakan, “saya langsung yang meracik bumbu ayam ini, karena saya adalah pengidap Diabetes”. Selain usaha ayam bakar, Mr Luc juga memiliki usaha yang lain yaitu Coklat yang diberi nama “Belgian Chocolate”.

Semua bahan-bahan termasuk ayamnya dari Indonesia, kecuali ada beberapa herbal atau bumbunya berasal dari Belgia, ditambah dengan minyak zaitun.

Ayam bakar Cuckoo dibakar atau dipanggang di dalam alat pemanggang roster. Kata pemilik ayam bakar ini, ayam kalau dibakar atau dipanggang itu kalori dan vitaminnya tetap terjaga dibanding kalau ayam itu digoreng atau dimasak. Kulitnya juga tetap terjaga dan bahkan sangat renyah.

Usaha penjualan ayam bakar ini dijajakan dengan memakai mobil yang sudah didesain khusus, semacam mobil warung yang dilengkapi perlatan dapur. Tenaga pekerjanya ada dua tim. Warna mobilnya sangat ngejreng yaitu warna merah dan kuning.

Adapun harga ayamnya sangat terjangkau, yaitu dengan uang Rp 20.000,- sudah dapat satu potong, kalau tambah nasi Rp 25.000,- dan kalau satu ekor Rp 120.000, itu sudah bisa dikonsumsi untuk beberapa orang. Gimana? murah kan?

Ayam Bakar Jepang

Di samping ada ayam bakar Cockoo, ada juga ayam goreng ala jepang yang tak kalah enaknya. Pemilik ayam goreng ini ternyata pengusaha muda yang usianya masih tergolong remaja, yaitu Darryl Ratulangi. Dia juga yang meracik ayam gorengnya dengat sangat renyah dan empuk. Empuk karena berupa daging ayam yang diberi tepung. Ada juga sedikit bumbu dari Jepang. Wah….pantas enak.

Darryl ini masih termasuk rekanan dari Mr Luc Andredan Mbak Sabrina Yasmin. Darryl menemukan formula khas pada ayam gorengnya ini, menurut pengakuyannya, karena diilhami dari seringnya ngumpul-ngumpul sama teman-temannya sambil makan roti bakar. Nah roti bakar yang dimakannya itu, kok hanya sebegitu saja, sementara harganya cukup.

“Kenapa saya tidak buat saja makanan yang murah-meriah? Enak dan digemari para remaja, juga cocok buat makanan sambil ngumpul-ngumpul dengan teman-treman?,” begitu batin Darryl, bujangan Kawanua, asal Manado, Sulawesi Utara ini.

Mas Deril kemudian meracik sendiri bumbunya, lalu diberi tepung dan digoreng. Setelah itu dipasarkan ke teman-temannya dan ternyata….. laris. Akhirnya Mas Derryl membentuk beberapa tim untuk membantunya berkeliling sambil memakai mobil VW Combi yang sudah dimodifikasi, sebagai kendaraan operasional dalam menjajakan “hasil karya”-nya itu.

Dalam meracik ayam goreng tepung ini, Mas Derryl meracik sendiri. Untuk ayam goreng yang memakai keju, tomat, sambel dan mayones dia namakan ayam goreng Crep and Cheese. Dan masih banyak lagi jenis ayam goreng yang lain. Wah hebat ya..masih muda tapi karyanya sudah banyak dinikmati orang. Sukses ya Mas Derryl, Mr Luc dan Mba Sabrina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun