Mike akhirnya mengisahkan cerita tersebut pada keluarganya. Mata istrinya berkaca-kaca sewaktu mendengarnya, tetapi dia tak mengucapkan sepatah kata pun. Emma berujar pelan, “Dad, can we help them?”
Ayahnya menggeleng lemah. Sejurus kemudian tiba-tiba Kate berdiri.
“Dad, bukankah Daddy punya saudara yang kuliah di University of Adelaide?”
“Iya, kenapa?”
“Tidak bisakah dia membantu kita mencari tahu apa yang mungkin masih dapat dilakukan untuk memperbaiki semua kesalahan dan mengurangi dampak kekeringan?”
“Nak, apa sih yang bisa dilakukan seorang mahasiswa bachelor?!” sahut ayahnya skeptis.
“.... Ummm... Barangkali dia bisa menanyakannya kepada siapa saja yang dia kenal di sana Dad... seperti Daddy kenal baik dengan Mr. John...”
Suara Kate menggantung di udara, dia sendiri ragu untuk meneruskannya. Namun ayahnya seakan menemukan cahaya, matanya membesar oleh harapan.
***
Aneka kegiatan digelar untuk mendorong semangat para petani dan peternak. Mike ikut hadir dalam acara-acara tersebut. Tema-tema membahagiakan diberikan, seperti “Mengatasi Masa Sulit” atau “Hari Rekreasi Lelaki” bahkan “Hari Pemanjaan”. Persis saat ini, sejumlah perempuan tani mendapatkan pijat, pedikur, dan penataan rambut secara gratis.
Seorang pegawai negeri bidang penanggulangan kekeringan menyuguhi mereka teh dan mendorong mereka untuk membicarakan hal-hal yang ada di pikiran masing-masing. Henry memiliki pribadi yang ramah, sehingga hampir semua orang pada akhirnya menjadi sangat mudah untuk saling membagi kisah. “Keluarga kami terpaksa menjual hampir semua hewan-hewan cantik kami, domba-domba yang telah 22 tahun membersamai hidup kami.” ujar seseorang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!