ExxonMobil, Dow Chemical, dan American Chemistry Council semua menolak berpartisipasi dalam film ini. Selama 10 tahun ke depan, produksi plastik diperkirakan akan meroket. Industri petrokimia tercatat memiliki ekspansi industri plastik 150 miliar dolar hanya di AS saja untuk dekade berikutnya. Mereka memproyeksikan kenaikan 3 kali lipat pada tahun 2050 (Martin Bourque - Â Direktur Eksekutif Ecology Center). Krisis global akibat plastik hanya akan terus membesar.
Pada Januari 2019 muncul inisiatif baru bernama "The Alliance to End Plastic Waste"dimana mengelola sampah plastik adalah salah satu isu paling penting sebagaimana dikatakan oleh Virginie Helias (Chief Sustainibility Officer, Procter and Gamble). Tom Salmon (Chairman & CEO Berry Global Group, Inc.) juga menyebutkan bahwa masalah sampah plastik di sekeliling kita adalah masalah dunia, sudah seharusnya sebagai industri untuk maju, membuat perbedaan, membuat dunia lebih baik.
Aliansi diciptakan untuk mengambil solusi lanjutan untuk menghilangkan sampah plastik di lingkungan. Aliansi terdiri dari hampir 30 petrokimia terbesar dunia dan perusahaan barang konsumen. Para perusahaan itu secara kolektif berkomitmen 1 miliar dolar untuk membiayai yang selama ini tampaknya lebih difokuskan pada pengumpulan sampah, daur ulang, dan pembersihan. Namun terdapat kritikan bahwa Aliansi tak akan menangani masalah plastik dari sumbernya.
Martin Bourque berkomentar menyayangkan, satu miliar dolar saat mereka menghabiskan ratusan miliar dolar untuk menghasilkan sampah plastik. Ted Siegler (Resource Economist) juga menyebutkan, jika penghasilan Procter & Gamble adalah 67 miliar dolar setahun, uang itu tak berarti.
Martin Bourque berpendapat, jadi apa yang bisa kita lakukan tentang masalah plastik ialah tak ada jawaban atas apa yang kita hadapi dengan masalah ini. Daur ulang bisa menjadi bagian dari solusi. Tapi kita harus mulai dengan mengurangi secara keseluruhan.
Zero Waste bertujuan untuk menghilangkan sampah sebanyak mungkin dari rumah tangga. Saat kita ke toko untuk belanja, kita membawa tas yang bisa dipakai ulang. Sebab setiap membeli sesuatu yang terbuat dari plastik, lebih banyak plastik akan dibuat dan itu menciptakan permintaan plastik yang lebih banyak. Jadi saat kau menjauh dari semua itu, maka kau berinvestasi di dunia lestari untuk anak-anak (Bea Johnson, zero waste advocate).
Tidak semua orang bisa sepenuhnya menghilangkan plastik dari hidupnya. Namun jelas bahwa mengubah perilaku merupakan awal yang baik. Konsumen memiliki kekuatan lebih dari yang mereka sadari. Ini bisa dimulai dari cangkir dan tas yang bisa dipakai ulang.
Apa yang kita lakukan tiap hari melalui tindakan kecil kita, bisa membuat dampak yang besar. Tapi kau dan aku tak bisa melakukannya sendiri. Kita butuh regulasi untuk melindungi kita (Martin Bourque).
Di Lyall Bay, New Zealand pada tanggal 10 Agustus 2018, telah dilaksanakan pengumuman oleh pemerintah, "Dengan senang hati aku umumkan hari ini, pemerintah sedang menghapus penggunaan tas sekali pakai di tahun depan."
Pemerintah di seluruh dunia mulai menyadari apa yang bisa mereka lakukan. Tunisia dimulai pada 1 Januari 2020. Di Kenya pihak berwenangnya sudah melarang kantung plastik, efeknya diperkirakan dalam 6 bulan. Delhi juga menyatakan siap memberlakukan larangan total pembuatan, penggunaan, dan penjualan tas plastik. Parlemen Eropa telah memilih untuk pelarangan menyeluruh penggunaan berbagai plastik sekali pakai. Negara Jamaika juga mengikuti hal itu.
Dari website resmi pemerintahnya, dijelaskan bahwa pemerintah Jamaika melalui Ministry of Economic Growth and Job Creation membuat komitmen bagus untuk melarang plastik sekali pakai, sedotan, dan produk polystyrene foam mulai 1 Januari 2019.