Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang film "Brave Blue World" yang kisah-kisahnya sangat menarik mengenai keberhasilan banyak orang di beberapa belahan dunia. Mereka yang peduli terhadap kondisi kelangkaan air dan air buangan limbah yang telah merusak kehidupan sekitar. Film ini disutradarai oleh Tim Neeves & Alexander Whittle dan dinarasikan oleh Liam Neeson.
Pada bagian tengah film ini menceritakan tentang kondisi di Orange County, Amerika Serikat. Di pantai Pasifik California, terjadi pemakaian air yang berlebih, akibat peningkatan populasi dan permintaan industri, yang menyebabkan kelangkaan besar, memaksa pemerintah untuk waspada. Cara lama dengan menyalurkan air dari luar ke dalam wilayah itu bukan lagi pilihan bagus.
Di California selatan, iklimnya sangat kering. Mereka terbiasa dengan gaya hidup dan pemakaian air yang banyak, tetapi mengandalkan sumber air luar yaitu dari California Utara, dan dari sungai Colorado, melalui saluran air yang dipasang puluhan tahun lalu. Saat mulai melihat ke depan, populasi kian bertambah dan sumber luar tersebut terpengaruh kemarau. Aquaduk Colorado mengalirkan air dari sungai Colorado ke California selatan. Pemindahan air sangat butuh energi, mahal, dan kini tak mampu memenuhi permintaan California.
Orange County merupakan area pertanian yang luas. Daerah ini dipenuhi kebun jeruk, ladang kedelai. Ada persepsi lama tak hanya di California, tapi di sebagian besar AS, bahwa saat memakai air tanah yang merupakan sumber alami, biasanya terbebas dari kontaminasi, kualitas airnya pun sangat baik. Alam melakukannya untuk mereka. Namun presipitasi alami tidak lagi cukup. Ada cara buatan manusia untuk mengisi ulang akuifer agar berkelanjutan. Tim kerja yang dipimpin oleh Mehul Patel (Director of Water Production -- Orange County Water District) bekerja keras membujuk pemerintah, bahwa memakai air daur ulang untuk mengisi kembali akuifer akan memungkinkan Orange County menjamin persediaannya, dan menghindari kemarau lain.
Mehul Patel menjelaskan bahwa teknologi membran sangat baik dalam menghilangkan kontaminan. Memurnikan air yang dulunya dianggap tak bisa diolah. Manfaat dari program menyimpan air di bawah tanah yaitu mereka tak akan rugi. Mereka kehilangan lebih banyak dengan hanya menggunakan waduk besar atau danau, ada pengurangan 5% akibat penguapan. Dengan sistem membran, ada semacam pelindung alami yang melindunginya dari kontaminasi lingkungan. Semacam wadah penyimpanan yang sempurna. Wilayah tersebut bisa mendapat keuntungan geologis dengan memiliki akuifer alami di bawah tanah sebesar itu, yang selama mereka menjaganya, akan dapat menopang seluruh populasi.
Mayoritas kota-kota besar di dunia terus menghabiskan air tanah sementara pemerintah kesulitan menangani. Kota Meksiko dengan populasi 20 juta jiwa, tenggelam karena beratnya sendiri, menyebabkan jalan dan bangunan runtuh. Bergantung pada pemerintah untuk memecahkan masalah tidaklah cukup. Industri harus bangkit untuk ikut serta dalam agenda pemecahan masalah.
Menyumbang investasi pada teknologi memakai, mendaur ulang, dan menghemat air, agar generasi mendatang tidak kesulitan. Produksi industri kerap melibatkan pemakaian air berskala besar. Industri kosmetik bukan pelanggar terbesar, tetapi inovasi telah dimulai, yang bisa mempengaruhi penggunaan air di banyak area produksi. Membersihkan peralatan secara berkala adalah bagian paling boros air, maka di sinilah tempat perusahaan kosmetik, L'Oreal, membuat perubahan terbesar mereka.
Bagi perusahaan, air adalah hal penting karena mereka butuh untuk beroperasi secara efektif. Di kawasan dimana air sangat penting, mereka berusaha untuk mengurangi dampak. Mereka  memakai kembali air yang tak bisa dikurangi pemakaiannya, mendaur ulang. Efisiensi air tidaklah cukup. Pada akhir tahun 2018 mereka memiliki 12 pabrik yang beroperasi dengan air daur ulang. Berdasarkan pengalaman positif sistem daur ulang, mereka mendorong sistem lebih jauh, mengembangkan konsep 'pabrik kering'. Yakni bahwa 100% kebutuhan air untuk proses industri berasal dari pemakaian kembali air daur ulang (Hans Ulrich Buchholz -- Environmental Compliance Manager L'Oreal).