Mohon tunggu...
sitti sarifa kartika kinasih
sitti sarifa kartika kinasih Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

ibu rumah tangga yang ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Seru Sarat Ilmu (Kiss the Ground) Bagian 2

5 September 2023   08:35 Diperbarui: 5 September 2023   08:41 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya mengenai filmKiss the Ground” yang menceritakan tentang banyaknya keberhasilan orang-orang dalam upaya mereka menyerap karbon yang dianggap sebagai penyebab perubahan iklim. Film ini disutradarai oleh Josh Tickel & Rebecca Harrell yang merupakan para environmentalist yang berusaha untuk mewujudkan film ini dalam waktu kurang lebih 7 tahun dan menggali ilmu dari sekitar 200 ilmuwan, PhD, orang-orang dari IPCC, yang berasal dari latar belakang ilmu yang berbeda. Ahli klimatologi, ahli biologi, ilmuwan tanah, yang tidak biasanya berkolaborasi.

Bagian berikutnya dari film tersebut menceritakan tentang seorang regenerative rancher yang lain, Doniga Markegard. Permakultur sangat mempengaruhi hidupnya. Sistem yang memungkinkan adanya pertanian permanen, sebuah agrikultura yang tak sekedar menyuburkan bumi, tetapi juga menghasilkan bahan pangan secara regeneratif. Tanpa menghabiskan sumber daya. Peternak holistik seperti dia menggunakan perencanaan cermat agar sapi bisa menyerap karbon dan meregenerasi tanah. Dia menggunakan peta untuk menunjukkan seberapa besar ukuran petak-petak sapi berada, merekam pengamatan, spesies, dan semua yang ada di lahan. Mereka mengelola lebih dari 32 km2 di sepanjang Bay Area.

Sapi disebut sebagai tanki mikroba karena sapi memiliki mikroba dalam rumen, untuk memecah serat dalam makanannya. Jadi saat sapi berak, tinjanya bak gundukan mikroba hangat yang sangat berguna untuk lahan (Kristin Ohlson, penulis buku The Soil Will Save Us).

Sumber: Netflix
Sumber: Netflix

Ketika rumput dimakan oleh sapi, akar ini akan mengelupas. Akar itu terbuat dari karbon. Karbon diserap dari atmosfer melalui fotosintesis ke dalam tanaman, lalu melalui tanaman ke sistem akar, lalu akar mengelupas dan berubah menjadi humus di tempat yang seharusnya. Model pertanian yang mereka terapkan melahirkan miliaran kehidupan dalam bentuk mikroba tanah, nematoda, dan burung-burung padang rumput. Sekuestrasi karbon alami

Ada benua dan negara-negara besar yang kini menderita 2 bencana, yaitu suhu tinggi dan kekeringan. Itu merusak tanah dan merusak kehidupan. Salah satu solusi tantangan ini adalah mengumpulkan sisa makanan dari kota, seperti di San Francisco (California), mengubahnya menjadi kompos dan membawanya ke peternakan lokal. Itu membantu tanah menahan air karena kompos adalah penyerap alami. Sayangnya, kebanyakan sampah dibakar atau dikirim ke TPA.

Sumber: Netflix
Sumber: Netflix

Gavin Newsom (governor, California) mengungkapkan bahwa salah satu strategi spesifik di San Francisco yaitu mengurangi limbah. Warga San Francisco akan didenda jika tak memasukkan kompos ke tempat sampah hijau. Orang diberi insentif agar tak membuang ke tempat sampah hitam. Jika tempat sampah hitam kosong maka gratis. Jika isinya banyak, tarifnya mahal. Tujuannya adalah mengisi tempat sampah hijau dan biru, yaitu tong kompos dan daur ulang. Di San Francisco mereka mengumpulkan 700 ton sisa makanan dan potongan tanaman per hari.

Sumber: Netflix
Sumber: Netflix

Pada pukul 5 pagi, mereka membuat kompos. Ini jenis sampah terpenting karena di dalamnya terkandung nutrisi dan karbon. Kompos dari sisa makanan restoran dan rumah penduduk, dimasukkan ke sistem penyortiran. Butuh waktu sekitar 2 bulan, untuk mengolah sampah kulit telur, tulang ayam, dan sisa sayuran sehingga menjadi kompos jadi yang bagus. Semua sisa makanan tersebut dikirim ke fasilitas kompos Recology. San Francisco menjadi kota besar paling berkelanjutan di Amerika Serikat hanya dalam beberapa tahun dan ekonomi mereka tumbuh.

Kompos adalah dekomposisi alami bahan organik alam. Di lantai hutan, proses ini terjadi saat daun gugur. Jamur dan bakteri mengambil alih dan membangun tanah di zona akar.

Dalam bagian lain di film tersebut, mengisahkan ada gempa dahsyat di Haiti, dan mereka punya masalah sanitasi, air bawah tanah mereka terkontaminasi. Menurut Patricia, di dunia ini ada sebanyak 2,5 miliar orang yang tak bisa mengakses sanitasi. Hal itu berarti bahwa orang menjadi mudah terkena penyakit. Patricia Arquette (actor/founder – givelove.org) berusaha melatih orang-orang agar punya toilet kompos supaya bisa mengumpulkan dan mengolah limbah untuk komunitas mereka. 

Perubahan paling mencolok yang mereka dapati adalah baunya. Pengalaman tinggal di dekat kakus sungguh berbeda. Cara dia ini memakai persediaan serbuk kayu yang banyak. Yang dia suka dari pengomposan termofilik yaitu membantu mengatasi beberapa masalah perubahan iklim, membantu melindungi sumber air. Mereka mengolah dan menyingkirkan patogennya, dan akhirnya mendapatkan kompos.

Dahulu saat membaca majalah pertanian, tak ada satupun artikel tentang kesehatan tanah. Kini mustahil membaca majalah tanpa melihat artikel tentang kesehatan tanah. Hal itu adalah harapan, bahwa kita bisa memperbaiki tanah lebih cepat dari yang kita perkirakan.

Sumber: Netflix
Sumber: Netflix

Ketika banyak orang meragukan, Gabe Brown (regenerative rancher) bahkan mempertaruhkan peternakannya, bahwa orang-orang tersebut akan berhasil. Lahan tetangganya yang dikosongkan secara kimia, lebih dari setahun tak ditanami apapun, kecuali beberapa gulma yang tahan herbisida, menurutnya itu adalah gurun ekologi. Di padang Gabe, ada beragam jenis tanaman, ada serangga, ada hewan liar, ternak yang merumput di sana. Biosekuestrasi karbon dapat terjadi dengan mudah. Untuk setiap 1% peningkatan bahan organik, dapat menarik 10 ton karbon per acre.

Film ini kemudian beralih ke Dataran Tinggi Loess tempat lahir peradaban Tiongkok, tempat pertanian dimulai. Saat diminta merekam penelitian dasar di dataran tinggi Loess, John D. Liu sempat berdiri sendirian di puncak gunung, dan bisa dia lihat sekeliling tak ada vegetasi sama sekali. Secara fundamental, pada dasarnya, dataran tinggi itu telah hancur secara ekologis dan disebut tempat paling terkikis di bumi pada tahun 1994.

John D. Liu (ecologist – commonland foundation) merasa harus mendedikasikan sisa hidupnya untuk mengatasi itu. Saat itu sulit membayangkan tempat itu bisa dipulihkan. Dari sekitar tahun 1994 hingga 2009, selama kurun waktu 14 tahun sebuah area seluas 35.000 km2 dimana kira-kira seukuran Belgia, dilakukan perbaikan total. Mereka memiliki ilmuwan Tiongkok terbaik dan ilmuwan internasional dari Bank Dunia yang mendukung mereka. Mereka membuat sistem peta dengan satelit agar setiap daerah aliran sungai punya alamat unik. Hasilnya sungguh menakjubkan!

Seluas 36.000 km2 (14.000 square miles) telah diperbaiki. Ratusan juta orang terangkat dari kemiskinan. Mereka bertemu orang-orang tuna aksara dan anak-anak mereka kini berkuliah di universitas terbaik negara tersebut.

Setiap tindakan yang kita ambil mempengaruhi tindakan lain seperti riak di kolam. Jadi apakah keputusanmu yang akan memberi dampak positif pada planet indah ini? Agar cucu-cucu kita hingga 7 generasi mendatang bisa memanjat dan memeluk pohon redwood tua, berenang di air bersih, dan bisa membuka mulut dan minum sambil berenang (Doniga Markegard).

Ray Archuleta rela menyetir ratusan, ribuan kilometer jika perlu, untuk menyelamatkan satu pertanian, membuka satu hati, satu pemikiran. Tiap pemikiran yang berubah amat berarti. Siapa tahu itu akan dapat mempengaruhi pikiran yang lain, hati yang lain. Dan memang itulah yang mereka alami, hal itu mengubah hati mereka dan mengubah hidup mereka.

Pada akhirnya, seperti yang dikatakan oleh Maria Rodale (chairman dan CEO, Rodale Institute) bahwa ini bukan tentang agama atau politik, ini tentang cinta. Jika mencintai sesuatu atau seseorang, kita pasti ingin paham, merawat, melindungi dan menjaga mereka. Itu yang mereka upayakan. Bahkan jamur mikoriza kecil, cacing tanah, dan bakteri juga. Jika kita rawat mereka, mereka akan merawat kita.

Masih banyak kisah dalam film ini yang bisa diambil manfaatnya dan juga sangat menghibur. Selain itu, film ini dapat menjadi bahan ajar dalam ilmu perencanaan wilayah dan kota, ilmu lingkungan, pertanian, biologi, dan lain-lain. Di Netflix banyak juga lho film lain yang inspiratif terkait perubahan iklim. Bisa menjadi bahan penelitian, contoh praktikum, atau program pemberdayaan masyarakat. Ayok lihat film-nya ya! ^_^

Tulisan bagian 1 bisa dibaca di sini ya https://www.kompasiana.com/sittikinasih/64f5440f5886fe20cb247e32/film-inspiratif-solutif-mengatasi-perubahan-iklim-kiss-the-ground-bagian-1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun