Mohon tunggu...
Sitti Azizah
Sitti Azizah Mohon Tunggu... mahasiswa psikologi

uin maulana malik ibrahim malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menelusuri Dunia Psikotropika: Memahami Bahaya dan Manfaat

14 Mei 2024   23:48 Diperbarui: 14 Mei 2024   23:52 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Psikotropika, zat yang mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan perubahan dalam persepsi, suasana hati, atau kesadaran, telah lama menjadi subjek yang kontroversial. Di satu sisi, penggunaannya yang tidak terkendali dapat menimbulkan berbagai masalah serius seperti kecanduan, kerusakan fisik dan mental, serta dampak sosial yang merugikan. 

Di sisi lain, dalam konteks yang tepat, psikotropika memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat signifikan, terutama dalam bidang medis dan penelitian ilmiah. Dari pengobatan gangguan mental hingga manajemen nyeri kronis, serta penelitian tentang fungsi otak dan kesadaran, psikotropika memainkan peran penting yang tidak bisa diabaikan. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami baik risiko maupun manfaat dari zat-zat ini, serta memastikan penggunaannya dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab. Artikel ini akan mengeksplorasi bahaya dan manfaat psikotropika, serta pentingnya regulasi yang tepat untuk memaksimalkan keuntungannya sambil meminimalkan resikonya. 

Psikotropika mencakup berbagai substansi yang dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama, yaitu: 

  •  Depresan: Mengurangi aktivitas sistem saraf pusat, contohnya alkohol dan benzodiazepin.
  •  Stimulan: Meningkatkan aktivitas sistem saraf pusat, contohnya kafein, amfetamin, dan kokain. 
  • Halusinogen: Menyebabkan perubahan persepsi dan halusinasi, contohnya LSD dan psilocybin. 
  • Opioid: Mengurangi rasa sakit dan memberikan efek euforia, contohnya morfin dan heroin.

Penggunaan psikotropika sudah ada sejak zaman kuno. Berbagai kebudayaan menggunakan tanaman dan zat alami untuk tujuan medis, ritual, dan rekreasi. Misalnya, daun koka telah dikunyah oleh penduduk asli Andes selama berabad-abad untuk meningkatkan stamina dan mengurangi rasa lapar. Opium telah digunakan di Asia sebagai analgesik dan obat penenang sejak ribuan tahun yang lalu.

 Pada abad ke-19 dan ke-20, dengan berkembangnya ilmu kimia, banyak zat psikotropika diisolasi dan diproduksi secara sintetis. Ini termasuk pengembangan morfin dari opium, kokain dari daun koka, dan LSD yang pertama kali disintesis pada tahun 1938. Seiring waktu, banyak dari zat-zat ini mulai digunakan secara luas, baik dalam konteks medis maupun rekreasional, yang kemudian mengarah pada peningkatan penyalahgunaan dan ketergantungan. 

Untuk mengatasi dampak negatif dari penyalahgunaan psikotropika, berbagai negara mengembangkan regulasi yang ketat. Contohnya, Konvensi PBB tentang Psikotropika tahun 1971 bertujuan untuk mengendalikan produksi, distribusi, dan penggunaan zat-zat ini, memastikan bahwa penggunaannya terbatas pada keperluan medis dan penelitian ilmiah. 

Bahaya Penggunaan Psikotropika 

Penggunaan psikotropika dapat menimbulkan berbagai bahaya yang signifikan, termasuk kecanduan, efek samping fisik dan mental, serta dampak sosial. Berikut penjelasan detail mengenai bahaya-bahaya tersebut: 

1. Kecanduan Kecanduan adalah salah satu bahaya utama dari penggunaan psikotropika. Kecanduan atau ketergantungan dapat terjadi ketika tubuh dan otak menjadi terbiasa dengan zat tersebut, sehingga membutuhkan dosis yang semakin tinggi untuk mencapai efek yang sama. Contoh: Opioid seperti heroin dan oksikodon dikenal memiliki potensi tinggi untuk menyebabkan kecanduan. Data dari National Institute on Drug Abuse (NIDA) menunjukkan bahwa lebih dari 2 juta orang di Amerika Serikat menderita gangguan penggunaan opioid pada tahun 2018. 

2. Efek Samping 

Fisik Efek samping fisik dari penggunaan psikotropika bervariasi tergantung pada jenis zat yang digunakan, tetapi beberapa efek umum meliputi: 

  • Kerusakan Organ: Penggunaan jangka panjang alkohol dapat menyebabkan kerusakan hati (sirosis), sementara penggunaan kokain dapat menyebabkan masalah jantung seperti serangan jantung dan stroke.
  • Masalah Pernafasan: Penggunaan depresan seperti benzodiazepin dan opioid dapat menyebabkan depresi pernapasan, yang bisa berakibat fatal.
  • Kerusakan Neurologis: Penggunaan metamphetamine jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen yang mempengaruhi memori dan kemampuan belajar.

3. Efek Samping Mental 

Penggunaan psikotropika juga berdampak signifikan pada kesehatan mental, antara lain: 

  • Psikosis: Penggunaan halusinogen seperti LSD atau penyalahgunaan stimulan seperti amfetamin dapat menyebabkan gejala psikosis, termasuk halusinasi dan delusi. 
  • Depresi dan Kecemasan: Penggunaan jangka panjang banyak zat psikotropika, termasuk alkohol dan ganja, dapat memicu atau memperburuk gejala depresi dan kecemasan. 
  • Gangguan Kognitif: Zat seperti ecstasy (MDMA) dapat merusak fungsi kognitif, seperti memori dan perhatian. 

Dengan demikian, bahaya penggunaan psikotropika sangat kompleks dan luas, mempengaruhi individu dari segi fisik, mental, dan sosial. Kesadaran dan pengetahuan tentang risiko ini sangat penting untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif dari penggunaan psikotropika. 

Manfaat Psikotropika 

Psikotropika memiliki manfaat yang signifikan dalam berbagai bidang, terutama medis, tetapi juga dalam beberapa konteks non-medis. Dalam bidang medis, psikotropika digunakan untuk mengobati berbagai gangguan mental. Antidepresan seperti fluoxetine (Prozac) dan sertraline (Zoloft) membantu mengatasi depresi dan gangguan kecemasan dengan meningkatkan kadar serotonin di otak. Antipsikotik seperti risperidone (Risperdal) dan olanzapine (Zyprexa) digunakan untuk mengelola skizofrenia dan gangguan bipolar dengan mengontrol gejala halusinasi dan delusi. Benzodiazepin seperti diazepam (Valium) dan alprazolam (Xanax) efektif dalam mengurangi kecemasan dan serangan panik. 

Untuk manajemen nyeri, opioid seperti morfin, kodein, dan oksikodon sangat bermanfaat dalam mengurangi nyeri akut dan kronis, terutama pada pasien pasca-operasi atau penderita kanker. Selain itu, hipnotik seperti zolpidem (Ambien) digunakan untuk mengobati insomnia, dan stimulan seperti amfetamin (Adderall) dan metilfenidat (Ritalin) membantu pasien dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) meningkatkan fokus dan kontrol impuls. 

Di luar bidang medis, psikotropika juga menunjukkan potensi dalam terapi berbantuan zat psikedelik. Penelitian menunjukkan bahwa psilocybin (dari jamur psikedelik) dan MDMA dapat membantu mengatasi PTSD, depresi berat, dan kecemasan terminal dalam konteks terapi yang diawasi. 

Dalam studi neurosains, LSD dan psilocybin digunakan untuk memahami fungsi otak dan kesadaran, yang membantu ilmuwan mempelajari mekanisme dasar persepsi dan kognisi. Contoh penggunaan psikotropika yang legal dan bertanggung jawab termasuk penggunaan opioid untuk nyeri kronis dengan pengawasan ketat oleh dokter, serta penggunaan antidepresan untuk depresi dengan pemantauan rutin oleh psikiater. 

Dalam psikoterapi berbantuan psikedelik, studi klinis dengan MDMA untuk PTSD menunjukkan hasil menjanjikan dalam mengurangi gejala. Selain itu, penelitian dengan dosis kecil LSD dalam studi yang diawasi ketat membantu ilmuwan memahami pengaruh zat tersebut pada jaringan saraf dan kognisi manusia. Psikotropika, ketika digunakan dengan bijak dan dalam konteks yang tepat, memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat signifikan, baik dalam bidang medis maupun penelitian.

Kesimpulan

Psikotropika, meskipun sering kali dikenal karena potensi bahayanya, juga memiliki manfaat yang signifikan dalam berbagai konteks, terutama dalam bidang medis dan penelitian ilmiah. Penggunaan yang tepat dan bertanggung jawab dari zat-zat ini dapat membantu mengobati berbagai gangguan mental, mengelola nyeri, dan bahkan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kondisi tertentu. 

Dalam penelitian, psikotropika menawarkan wawasan mendalam tentang fungsi otak dan kesadaran manusia. Namun, penting untuk selalu mempertimbangkan risiko kecanduan, efek samping fisik dan mental, serta dampak sosial yang mungkin timbul dari penyalahgunaan zat ini. Dengan regulasi yang ketat dan pemantauan yang cermat, manfaat psikotropika dapat dioptimalkan sementara risikonya diminimalkan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun