Mohon tunggu...
Sitti Aglitasia Merdekawati
Sitti Aglitasia Merdekawati Mohon Tunggu... Lainnya - universe

full time learner

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Meningkatnya Aktivitas Gempa Gunung Api Gamalama, Warga Diimbau Tidak Termakan Hoax

20 April 2024   00:05 Diperbarui: 20 April 2024   08:28 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan aktivitas kegempaan gunung api Gamalama yang memiliki ketinggian 1.715 mdpl itu tentu menciptakan perasaan was-was bagi masyarakat sekitar, khususnya yang tinggal di Kota Ternate, Maluku Utara. Terlebih lagi peningkatan gempa yang dilaporkan terjadi sejak Rabu (17/4/2024) hingga Kamis (18/4/2024) tersebut diikuti dengan semburan asap dari kawah gunung yang terakhir meletus pada 4 Oktober 2018 lalu.

Menurut laporan yang dilansir dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tingkat aktivitas gunung Gamalama saat ini berada di status waspada level II. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammas Wafid.

"Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, maka tingkat aktivitas gunung Gamalama masih berada pada level II (Waspada)," kata Wafid dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Jumat (19/4/2024).

Dengan kondisi aktivitas peningkatan gunung tersebut, Pemerintah Kota Ternate melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengeluarkan surat himbauan antisipasi ancaman gunung api Gamalama. Dari surat edaran tersebut diinformasikan mengenai laporan aktivitas gunung api Gamalama untuk periode pengamatan di tanggal 17 April 2024.

Himbauan tidak hanya ditujukan kepada para Camat dan Lurah yang diharapkan dapat berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya erupsi gunung api, tetapi juga kepada masyarakat Kota Ternate secara keseluruhan dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati atau beraktifitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama puncak gunung Gamalama.

Adapun himbauan lainnya seperti saat musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak gunung agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.

Demi kemaslahatan bersama terdapat himbauan lainnya yang tidak kalah penting yaitu terus memantau perkembangan aktivitas gunung Gamalama dari sumber yang terpercaya (valid) dan tidak terpengaruh dengan informasi menyesatkan (Hoax).

Mengapa demikian?

Hal tersebut dikarenakan tersebarnya sebuah video yang cukup meresahkan. Isi dari video tersebut menunjukkan area dekat saluran air rumah salah satu warga mengeluarkan asap yang beraroma belerang. Oleh karena itu, masyarakat pun berkesimpulan bahwa peningkatan yang dihasilkan dari aktivitas gunung api Gamalama menyebabkan suhu pada permukaan tanah ikut naik sehingga kondisi yang ada dalam video pun terjadi.

Sesaat setelah video tersebut ramai dibagikan oleh pengguna sosial media Whatsapp dan mendapat laporan dari warga, pihak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun turun tangan dan memeriksa kondisi tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan, fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan hal yang berbeda dari dugaan masyarakat sebelumnya. Pihak dari PLN sendiri berucap bahwa asap yang keluar ternyata berasal dari kabel yang tersambung dari rumah warga ke tiang listrik melalui pangkal tiang yang tertanam di permukaan tanah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun