Mohon tunggu...
Sitti Hasanah
Sitti Hasanah Mohon Tunggu... Teknisi - LOVE, LIVE AND SOUL

Kupu.kupu di padang illang tak berujung...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keluarga Dini (Teman adalah Kado Spesial Untukmu 2)

28 Februari 2021   21:55 Diperbarui: 28 Februari 2021   22:10 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sudah, Yah. Amel sudah minta maaf sebelum disetrap ibu guru. Tapi yang bikin kesal, Dini tuh ikutan disetrap, berdiri di depan kelas bareng Amel. Laaah, kan Amel yang salah bukan Dini. Harusnya tuh Amel doang yang disuruh berdiri depan kelas, karena Amel sudah jelas bersalah membaca diary Dini tanpa izin." Jelasnya dengan sengit.

"Ooo, marahnya karena menurut Dini hanya Amel yang bersalah dan Dini tak bersalah tapi kebagian jatah disetrap ibu guru. Tahu nggak kesalahan Dini apa?"

"Enggak, Yah. Emang Dini nggak salah. Itukan Privacy Dini, harusnya nggak boleh dibaca orang lain tanpa seizin Dini."

"Nah, di sini letak egoisnya Dini. Sudah tahu kalau itu privacy, kok dibawa ke sekolah segala. Harusnya disimpan ditempat yang orang lain, nggak bisa lihat." Jelasku dengan lemah lembut. Aku kembali melanjutkan sebelum Dini kembali mengeluarkan argumen penolakannya. "Kesalahan Dini yang lain menurut Ayah bukan cuman itu. Dini nggak hati-hati menjaga barang Dini, kenapa tasnya dibiarkan terbuka saat istirahat. Seharusnya Dini membereskan barang-barang Dini sebelum meninggalkan meja Dini. Ayah dan Bunda kan selalu contohin, setiap selesai kerja di ruang kerja Ayah, atau masak di dapur, selalu dibereskan dan dibersihkan sebelum meninggalkan kamar kerja Ayah ataupun dapur Bunda. Ibu guru menghukum Dini bersama Amel tujuannya agar Dini dan Amel menyadari kesalahan masing-masing dan nggak berantem lagi" Dini terdiam, masih dengan muka murungnya.

Aku kembali melanjutkan. "Dini boleh marah, tapi jangan kelewatan marahnya, ingat loh setan bakalan tertawa senang melihat manusia yang marah-marah berkepanjangan. Kan ada tuh Hadistnya, setiap hamba Allah yang tidak saling menyapa selama 3 hari, maka ibadahnya tidak akan diterima selama 40 hari. Dini mau, shalat Dini, belajar Dini, sampai semua kegiatan ibadah Dini nggak diterima sama Allah?"

Dini menggeleng dengan keras, tapi masih tampak murung. Aku tersenyum melihatnya. "Kalau sudah kayak gitu, artinya Allah bakalan cuek sama Dini selama 40 hari, Tahukan kalau dicuekin itu rasanya nggak nyaman? Setan malah akan menjadi teman Dini selama hari-hari itu. Mau, Dini berteman dengan setan selama 40 hari?"

"Kak Dini jangan berteman dengan setan, nanti mainnya setan ikutan juga bareng kita. Bayu nggak mau....! Celutuk Bayu yang ternyata ikut menyimak. Dia duduk bergeser mendekat di samping kakaknya, dan memeluk lengan kakaknya. Buyung yang melihat kedua kakaknya seperti itu jadi ikutan mendekat dan memeluk kakaknya. Dini bergeming.

Bahagia rasanya melihat mereka saling mendukung. Dan kembali melanjutkan "Teman bagaikan kado yang diberikan Allah buat kita. Ada teman yang bagaikan kado yang bungkusnya indah, berpita warna warni, serta diberi bunga. Dan ada pula teman yang bungkusnya biasa-biasa saja. bahkan terkesan suram karena warnanya hitam tanpa hiasan."

"Kado yang bungkusnya bagus, enak untuk diajak bercanda, bersenda gurau, bebas tertawa dan saling berbagi. Sedangkan bungkus kado yang kelihatan biasa-biasa saja seperti teman yang tampilannya apa adanya, bahkan terkesan cuek. Tapi jangan berprasangka buruk, bisa jadi teman yang seperti ini adalah teman yang menyenangkan karena tahu bagaimana menempatkan diri sebagai teman, dia bisa menjadi teman dikala sedih dan senang. Tapi, karena kesannya yang biasa-biasa saja dan berhati-hati dalam mengambil sikap kadang orang menganggapnya sombong padahal hatinya baiiikkk banget. Untuk bungkus kado yang Jelek. Bagaikan teman yang tampaknya menakutkan, diajak main malah marah dan menjauh. Mungkin minder, atau yang lainnya. Dan kita tak perlu tahu rahasia mereka kenapa bersikap seperti itu. Seperti Dini yang ingin punya rahasia sendiri tanpa diketahui orang lain. Kalau seperti ini Dini wajib tetap bersikap baik dengan mereka, jangan menjauh. Ajaklah main agar dia tak kesepian. Kalau masih tetap nggak mau jangan dipaksa. Dini yang harus ngalah." Aku menghentikan sejenak nasihatku sambil membenahi letak pensil warna yang berserakan.

"Itu semua adalah kado yang diberikan Allah kepada kita, dan sebaiknya kita harus merasa selalu bersyukur masih punya teman." Lanjutku. "Nah, Dini sendiri pengen jadi kado buat Amel yang seperti apa?" tanyaku setelah menjelaskan dengan panjang lebar dan tanpa menggurui.

Tiba-tiba Bayu mengacungkan tangannya dan mendahului kakaknya untuk menjawab, "Bayu mau jadi kado buat kak Dini yang bagus, dan diatasnya dikasi gambar dinosaurus yang keren, seperti kesukaan Bayu. Nih, udah jadi." sambil mengacungkan hasil gambarnya. Aku tersenyum dan mengacungkan jempol kearahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun