Mohon tunggu...
Sitta Taqwim
Sitta Taqwim Mohon Tunggu... profesional -

Pejalan, pemintal kata, tukang potret, pecinta Bangunan kuno, gunung dan matahari.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Toraja: Ziarah ke Negeri Raja-Raja

12 Maret 2015   10:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:46 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_402205" align="aligncenter" width="420" caption="Anak-anak SD di Sesean pulang sekolah"]

14261297831847229255
14261297831847229255
[/caption]

[caption id="attachment_402206" align="aligncenter" width="305" caption="Anggrek hutan di sebuah pohon"]

14261298051790617034
14261298051790617034
[/caption]

[caption id="attachment_402210" align="aligncenter" width="420" caption="Seorang pengendara motor berhenti memotret awan di RM Panorama"]

14261298621595215091
14261298621595215091
[/caption]

[caption id="attachment_402208" align="aligncenter" width="420" caption="Hamparan awan dan kabut pagi hari di sebuah kelokan jalan Poros Makale"]

14261298321292632941
14261298321292632941
[/caption]

Kain Toraja

[caption id="attachment_402211" align="aligncenter" width="420" caption="Nenek penenun kain di Galugu Dua dan dua bersaudari penenun nan ramah"]

1426129914842123519
1426129914842123519
[/caption]

[caption id="attachment_402212" align="aligncenter" width="420" caption="Salah satu motif tenun Toraja"]

1426129934752548889
1426129934752548889
[/caption]

Kalau Anda suka mengoleksi atau mengenakan kain Nusantara, sempatkan ke desa tenun di Galugu Dua. Harga kain disini jelas jauh lebih murah bila dibandingkan dengan toko kerajinan di pusat kota. Tak banyak penenun yang membuka tokonya di sini. Saya dapati hanya tiga toko yang buka. Keindahan kainnya sangat memukau bila dibandingkan dengan harganya. Jangan ragu untuk membeli kain di sini, hitung-hitung demi meningkatkan perekonomian perempuan-perempuan penenun di Toraja.

Kuliner

[caption id="attachment_402213" align="aligncenter" width="420" caption="Nasi goreng seafood dan udang bakar di RM Arum Pala di daerah Pare-Pare yang pemandangannya menghadap laut"]

1426130006415329743
1426130006415329743
[/caption]

[caption id="attachment_402214" align="aligncenter" width="420" caption="Mie titi"]

142613003381274176
142613003381274176
[/caption]

[caption id="attachment_402215" align="aligncenter" width="420" caption="Pisang goreng bertabur keju dan gula palem"]

1426130069615669322
1426130069615669322
[/caption]

[caption id="attachment_402216" align="aligncenter" width="305" caption="Jalangkote, sejenis pastel khas Toraja"]

14261301011230707257
14261301011230707257
[/caption]

Saya pecinta kopi dan ke Toraja tentu jadi kesempatan menyenangkan untuk memuaskan nyeruput kopi asli di tanah asalnya. Di Jakarta, saya jarang minum kopi hitam karena saya kurang suka kopi hitam instan, apalagi kopi Starbucks. Ini bukan lantaran anti-Amerika sih, tapi lebih karena sayang duit buat “ngopi-ngopi tjantik” di Starbucks padahal saya bukan pemburu wi-fi gratis di situ macam alay masa kini. Hehehe...

[caption id="attachment_402217" align="aligncenter" width="420" caption="Jeruk bali di Pare-Pare"]

1426130141664957173
1426130141664957173
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun