Setelah lahan 1 kavling di sebelah rumahnya yang dulu digunakan sebagai kebun untuk budidaya Jamur itu berhasil dibangun Gedung I Sekolah PAUD CAHAYA ILMU dan Gedung Aula, Bunda Ranti mengalihkan usahanya untuk membuat Opak atau lazim disebut Keripik Singkong.
"Ide untuk membuat Opak Singkong muncul begitu saja ketika ada tetangga saya saat itu mengeluh hasil panen singkongnya dijual sangat murah di pasar," kisah Bunda Ranti.
"Sekilo hanya dihargai Rp.1.500; sampai Rp.2.000; Saya merasa sangat prihatin," ucap Bunda Ranti. "Lalu saya berpikir bagaimana dan apa yang bisa saya lakukan untuk menaikkan nilai jual Singkong para petani ini?" pikir Bunda Ranti ketika itu.
"Saya merasa prihatin terhadap para petani yang penghasilannya sangat sedikit. Belum lagi hasil panen mereka sering jatuh harga di pasaran. Mahalnya pupuk dan biaya perawatan pertanian tidak sesuai dengan hasil," jelas Bunda Ranti. "Sejak itulah ada ide saya ingin membuat Opak atau Keripik Singkong," tambahnya.
Ide yang awalnya terdengar sederhana itu akhirnya direalisasikan langsung oleh Bunda Ranti bersama suaminya. Sejak itu mereka menampung dan membeli hasil panen singkong tetangganya dengan harga di atas pasar, lalu mereka olah menjadi Opak Singkong. Dalam sehari Bunda Ranti dibantu oleh suaminya bisa mengolah 1 karung Singkong atau sekitar 50 Kg. Jika dirupiahkan setelah diolah menjadi Opak Singkong nilainya menjadi sekitar Rp.750.000; dari satu Karung Singkong mentah.
"Proses pengolahan Opak Singkong ini pun sebenarnya agak rumit dan butuh kesabaran ekstra. Belum lagi kalau saat musim penghujan, kami tidak bisa menjemur Opak di luar," ujur Bunda Ranti. "Namun semua dilakoni dengan penuh kesabaran demi mewujudkan pembangunan Gedung Sekolah PAUD CAHAYA ILMU," kata perempuan asal Solo, Jawa Tengah itu dengan tenang.
"Pertama sekali kami harus mencuci bersih kuling singkong yang penuh tanah itu, lalu dikupasi satu per satu. Setelah dikupas, kami akan mulai memarut singkong itu. Dulu masih diparut secara manual dengan parutan halus. Setelah diparut, barulah diperas menggunakan kain bersih, lalu dikasih garam, bawang putih halus, dan beberapa tambahan rempah agar nanti keripik Opaknya menjadi gurih, renyah dan harum saat digoreng," jelas Bunda Ranti.
"Dulu, kami juga mencetaknya masih menggunakan daun pisang. Setiap hari kami harus mencari daun pisang keliling kemana-mana," kenangnya penuh senyum. "Lalu pada suatu malam, saya tiba-tiba dapat inspirasi untuk membuat cetakan Opak dari bahan seng (anti-karat) agar waktu lebih efisien sehingga tidak harus mencari daun pisang lagi kemana-mana. Dengan cetakan yang baru kami buat dari bahan seng itu, waktu pencetakan Opak pun lebih efisien sehingga kami bisa mencetak banyak per harinya," tutur Bunda Ranti.
**
Segala macam usaha dan perjuangan yang dilakukan Bunda Ranti dengan gigih dan tekun, tentu tidak sia-sia. Meski harus berpeluh keringat dan menempuh jalan panjang yang penuh lika-liku, Bunda Ranti pantang menyerah hingga usahanya kini membuahkan hasil. Saat ini dari semua usaha dan jerih payahnya, Bunda Ranti telah berhasil mendirikan 2 Gedung Sekolah PAUD CAHAYA ILMU. Gedung I terdapat di Gg. Assalam, sedangkan Gedung II berada tepat di jalan poros Jln. Adi Sucipto, berjarak kira-kira 400 meter dari Gedung I PAUD CAHAYA ILMU.