Mohon tunggu...
Poloria Sitorus
Poloria Sitorus Mohon Tunggu... Novelis - Mantan Jurnalis yang ingin terus menulis. Pecinta Novel, Dongeng dan Puisi. Hobi nulis, baking cake dan berkebun.

https://dapurpenadeardomoms.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Hati-Hati Mendapat Kabar Gembira dari Bank, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber

27 Agustus 2022   07:30 Diperbarui: 27 Agustus 2022   08:01 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati-Hati Mendengar Kabar Gembira dari Bank

Lindungi Diri dari Penipuan Siber

**

Beberapa hari yang lalu, saat saya menelpon Kakak Wu (nama inisial) di kampung, terdengar suara gaduh di sekitarnya. Dan Kakak Wu meminta saya untuk menutup telepon sementara, namun saya penasaran apa yang sedang terjadi di sana. Saya tanya, kenapa? Ternyata sedang ada kegaduhan di sana. Singkat cerita seorang Bibi kami, sebut saja Bibi Saroh, sedang menangis meraung-raung, meratapi nasibnya. Baru saja Bibi Saroh kembali dari ATM dan dia menjadi korban PENIPUAN.

Isi Rekening Bibi Saroh sekitar 15 Juta Rupiah, terkuras habis oleh si Penipu yang beberapa waktu lalu menelponnya dan mengaku dari salah satu Bank ternama di Indonesia. Menurut cerita Bibi Saroh, seseorang yang mengaku dari pihak Bank meneleponnya dan mengatakan kalau Bibi Saroh menjadi seorang yang beruntung karena terpilih menjadi Pemenang Undian Tahunan dari Bank tersebut. Dan katanya Bibi Saroh mendapatkan satu unit Mobil Toyota Haris keluaran terbaru. Bibi Saroh juga sempat ditanyai tipe dan warna mobil yang disukainya. Dan itu berhasil meyakinkan Bibi Saroh.

Mendengar "Kabar Gembira" palsu itu, sontak hati Bibi Saroh riang-gembira. Dan tentu saja, Bibi Saroh tadinya percaya kalau itu benar-benar dari Bank dimana dia menjadi seorang nasabah. Pasalnya, euforia sekaligus dibarengi kepanikan itu menjadikan Bibi Saroh masuk dalam 'perangkap' si Penipu yang mengatasnamakan Bank tadi.

Singkat cerita, menurut penjelasan Bibi Saroh kepada Kak Wu, bahwa dia diarahkan ke ATM, dan si Penipu memegang kendali atas dirinya, sampai dia ditanyai semua informasi perbankan dan data pribadi, nomor rekening, nomor pin ATM hingga kode OTP.

Euforia atau rasa gembira yang berlebihan, bercampur aduk dengan kepanikan tadi membuat Bibi Saroh tidak bisa berpikir jernih. Menurutnya, dia seperti dihipnotis sehingga dengan suka rela dia buru-buru pergi ke ATM untuk melakukan semua prosedur yang diperintahkan si Penipu yang meminta Bibi Saroh untuk mentrasfer pajak Hadiah Mobil Toyota Yaris yang katanya akan segera diproses pengirimannya.

Naas. Nasi sudah menjadi bubur. Saldo rekeningnya raib seketika. Dan "Kabar Gembira" yang tadi didengarnya ternyata hanya mimpi di siang bolong. Mobil Toyota Yaris itu kini hanya ada dalam khayalan. Bibi Saroh sangat menyesal. Namun, tentu saja Bibi Saroh tidak bisa menuntut pihak Bank yang diatasnamakan oleh si Penipu itu untuk mengembalikan saldo di rekeningnya seperti semula.

**

Pengalaman Bibi Saroh ini bisa kita jadikan sebagai pelajaran. Untuk selanjutnya, kita sebagai nasabah perbankan harus selalu meningkatkan kewaspaan seiring maraknya berbagai upaya penipuan yang mengatasnamakan Bank yang biasanya disebarluaskan melalui pesan singkat, telepon, pesan di social media hingga pesan di email pribadi kita.

Salah satu kunci agar kita terhindar dari PENIPUAN yang mengatasnamakan Bank atau lembaga/institusi lainnya, sikap pertama adalah kita harus TETAP TENANG dan JANGAN GEGABAH atau JANGAN BURU-BURU PERCAYA. Saat kita tetap tenang, tentu saja kita bisa berpikir lebih jernih sehingga bisa memilah informasi yang disampaikan si Penipu itu apakah benar atau tidak.

Kedua, kita sebagai #NasabahBijak di sebuah perbankan seharusnya percaya pada Bank dimana kita menjadi nasabah. Sehingga saat ada informasi palsu, kita terlebih dulu menanyakan langsung atau konfirmasi kebenaran informasi tersebut kepada pihak Bank melalui Call Center atau langsung ke Kantor Cabang terdekat di daerah tempat tinggal kita. Pada umumnya semua informasi di setiap Bank itu merata sehingga pihak Bank di setiap Kantor Cabang mana pun sudah pasti tahu berbagai informasi terkait program terhadap nasabah mereka.

Jadi, sekali lagi, jika ada informasi melalui telepon, pesan singkat, WA ataupun pesan masuk di email yang mencoba menyampaikan informasi seolah-olah hal itu sangat mendesak, seperti mengatakan kartu ATM kita akan terblokir, menawarkan promo menggiurkan atau mengatakan kita sebagai orang yang beruntung mendapat Hadiah Undian Fantastis, kita harus tetap waspada. Sebagaimana judul di atas tadi: "Hati-Hati Mendengar Kabar Gembira dari Bank."

Biasanya upaya si Penipu dilanjutkan dengan menanyakan informasi perbankan dan data pribadi kita sebagai nasabah di suatu Bank, seperti nomor rekening, jumlah saldo rekening kita, nomor pin hingga kode OTP sebagaimana dialami Bibi Saroh tadi.

Namun, dengan tetap tenang dan tidak panik, sebagai #NasabahBijak tentu saja kita tidak mudah dikontrol oleh si Penipu yang kerap memanfaatkan psikologis seorang nasabah yang panik untuk mengakses informasi perbankan dan data-data pribadi kita.

Sebagaimana diungkapkan oleh Managing Director MaxPlus Indonesia, Abang Suluh Husodo (www.cnbcindonesia.com) bahwa Pelaku Penipuan biasanya menggunakan metode Social Engineering.

"Makanya pelaku menggunakan metode Social Engineering. Jadi kalau tidak bisa hack sistem banking-nya, ya hack user-nya saja. Caranya hack user adalah dengan banyak jebakan," tambahnya.

Sementara itu, dalam menghadapi maraknya penipuan ke nasabah Bank, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa pihaknya secara konsisten terus memberikan imbauan kepada nasabah untuk terus waspada terhadap berbagai modus penipuan yang mengatasnamakan BRI.

Sebelumnya, beredar informasi salah satu modus kejahatan terbaru dengan viralnya gambar tangkapan layar yang tersebar luas melalui sejumlah aplikasi pesan singkat berisi perubahan biaya administrasi ATM BRI dari Rp 6.500 per transaksi menjadi Rp 150.000 per bulan Aestika menyatakan bahwa hal tersebut dipastikan tidak benar.

"Atas maraknya upaya penipuan akhir-akhir ini, BRI terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk segera menindak dan menangkap pelaku kejahatan perbankan tersebut dengan melacak IP address para pelaku," pungkas Aestika.

**

Siapa pun kita, tentu saja tidak ingin menjadi korban penipuan. Tapi para Penipu juga semakin licik. Mereka menggunakan dan menghalalkan segala cara demi mendapatkan mangsa. Meski sudah berkali-kali info tentang Penipuan disebarkan agar yang lain lebih mawas diri, tetap saja, selalu ada korban yang masuk dalam perangkap si Penipu.

Berbagai fasilitas perbankan  yang terus berinovasi dan semakin canggih, memberikan berbagai kemudahan bagi para nasabahnya. Namun kecanggihan teknologi perbankan ini juga bagaikan pisau bermata dua. Selain memberi banyak kemudahan bagi kita sebagai nasabah, hal ini juga memungkinkan para oknum Penjahat Cyber semakin merajalela. Oleh sebab kit akita harus lebih mawas diri, lindungi diri dari penipuan siber.

Beberapa tips agar kita terhindar dari Penipuan yang mengatas namakan Bank :

  • Tidak memberikan informasi pribadi kepada siapa pun
  • Memperbaharui data pribadi secara berkala kepada pihak Bank resmi secara langsung
  • Tidak menggunakan Wi-Fi tempat umum saat melakukan transaksi online
  • Mengaktifkan Fitur Two-Factor Authentication atau Fitur Keamanan Ganda
  • Segera Memblokir Nomor si Penipu
  • Menerapkan prinsip untuk TIDAK MUDAH PERCAYA

**

Salah satu yang sedang viral saat ini, PENIPU yang mengirimkan sebuah surat edaran yang seolah-olah berasal dari Bank BRI asli, menyatakan bahwa akan ada kenaikan tarif transaksi terbaru.

Tarif lama yang dikenakan sebesar Rp6.500 akan dinaikkan menjadi Rp150.000 per bulan untuk transaksi unlimited.

Namun, surat yang dikirimkan tersebut dapat dipastikan PALSU. Berikut adalah isi suratnya. Jika Pembaca mendapat pesan ini, maka waspada dan hati-hati, jadilah #NasabahBijak.

**

PENGUMUMAN

Bapak/ibu

Nasabah yang terhormat:

Sehubungan Adanya pembaharuan dari layanan Bank bri, untuk meningkatkan kualitas dan kenyaman nasabah Bertransaksi dari Bank BRI mobile/internet bengking.

Mulai nanti malam pergantian hari dan tanggal. Untuk seluruh biaya trasaksi berubah menjadi biaya bulanan .Untuk biaya trasaksi yang lama Rp 6,500/pertransaksi di ganti dengan Biaya yang baru Rp150.000/perbulan(Autodebet dari reg tabungan). Unilimited

Untuk perubahan skema tarif dalam tahap percobaan untuk 6 bulan kedepan. Dengan ini kepada Bpk/ibu Nasabah bank BRI.untuk PERSETUJUANNYA ataupun Konfirmasinya disini nasabah:

1.Apakah setuju dengan Tarif baru perbulan Rp150.000.Atau

2.tidak setuju. Dan tetap mau menggunakan Tarif yang lama Rp6500. Pertransaksi Dikarnakan jarang bertransaksi.Dan Untuk konfirmasi silakan isi formulir yg di kirimkan. Pastikan semua data di isi semua dgn benar.

N:B

Jika Bapak/ibu tidak ada KONFIRMASI Maka diangap SETUJU. Ada penagihan setiap bulannya Rp 150.000.dari reg tabungan BRI nya. Ada trasaksi atau tidak tetap di potong.

Dari surat tersebut, dapat ditemukan beberapa indikasi penipuan, yaitu sebagai berikut.

1. Menghubungi via WhatsApp dengan nomor reguler. Bank BRI tidak pernah melakukan hal tersebut.

2. Terdapat banyak kesalahan ketik dan tata bahasa di dalam surat yang dicantumkan.

3. Nasabah diminta mengisi data pribadi dengan lengkap melalui sebuah link. Jangan pernah lakukan ini.

Jika Anda menemukan/mendapat pesan ini melalui WA jangan ditanggapi dan segera BLOKIR nomor si Penipu yang mengirimkan pesan ini. Dan kembali ke point-point di atas tadi, jadilah #NasabahBijak. Sebarkan informasi ini kepada saudara, tetangga atau pun teman-teman Anda agar tetap waspada terhadap segala modus penipuan.

Demikian tulisan ini saya persembahkan dan saya dedikasikan kepada BRI dalam rangka mengikuti Blog Competition yang diselenggarakan oleh BRI dengan tema #Menjadi Nasabah Bijak, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber. Semoga tulisan ini dapat memenuhi fungsinya sebagai Penyuluh Digital untuk memberikan pemahaman lebih luas kepada seluruh nasabah Bank, khususnya nasabah BRI untuk terhindar dari berbagai modus penipuan.

Salam,

(Poloria Sitorus, S.Pd)

Penulis adalah seorang Ibu Rumahtangga, Nasabah BRI, Penulis Freelace, WriterPreneursMoms. Saat ini berdomisili di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Samarinda, 27 Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun