Mohon tunggu...
Poloria Sitorus
Poloria Sitorus Mohon Tunggu... Novelis - Mantan Jurnalis yang ingin terus menulis. Pecinta Novel, Dongeng dan Puisi. Hobi nulis, baking cake dan berkebun.

https://dapurpenadeardomoms.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Hati-Hati Mendapat Kabar Gembira dari Bank, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber

27 Agustus 2022   07:30 Diperbarui: 27 Agustus 2022   08:01 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Salah satu kunci agar kita terhindar dari PENIPUAN yang mengatasnamakan Bank atau lembaga/institusi lainnya, sikap pertama adalah kita harus TETAP TENANG dan JANGAN GEGABAH atau JANGAN BURU-BURU PERCAYA. Saat kita tetap tenang, tentu saja kita bisa berpikir lebih jernih sehingga bisa memilah informasi yang disampaikan si Penipu itu apakah benar atau tidak.

Kedua, kita sebagai #NasabahBijak di sebuah perbankan seharusnya percaya pada Bank dimana kita menjadi nasabah. Sehingga saat ada informasi palsu, kita terlebih dulu menanyakan langsung atau konfirmasi kebenaran informasi tersebut kepada pihak Bank melalui Call Center atau langsung ke Kantor Cabang terdekat di daerah tempat tinggal kita. Pada umumnya semua informasi di setiap Bank itu merata sehingga pihak Bank di setiap Kantor Cabang mana pun sudah pasti tahu berbagai informasi terkait program terhadap nasabah mereka.

Jadi, sekali lagi, jika ada informasi melalui telepon, pesan singkat, WA ataupun pesan masuk di email yang mencoba menyampaikan informasi seolah-olah hal itu sangat mendesak, seperti mengatakan kartu ATM kita akan terblokir, menawarkan promo menggiurkan atau mengatakan kita sebagai orang yang beruntung mendapat Hadiah Undian Fantastis, kita harus tetap waspada. Sebagaimana judul di atas tadi: "Hati-Hati Mendengar Kabar Gembira dari Bank."

Biasanya upaya si Penipu dilanjutkan dengan menanyakan informasi perbankan dan data pribadi kita sebagai nasabah di suatu Bank, seperti nomor rekening, jumlah saldo rekening kita, nomor pin hingga kode OTP sebagaimana dialami Bibi Saroh tadi.

Namun, dengan tetap tenang dan tidak panik, sebagai #NasabahBijak tentu saja kita tidak mudah dikontrol oleh si Penipu yang kerap memanfaatkan psikologis seorang nasabah yang panik untuk mengakses informasi perbankan dan data-data pribadi kita.

Sebagaimana diungkapkan oleh Managing Director MaxPlus Indonesia, Abang Suluh Husodo (www.cnbcindonesia.com) bahwa Pelaku Penipuan biasanya menggunakan metode Social Engineering.

"Makanya pelaku menggunakan metode Social Engineering. Jadi kalau tidak bisa hack sistem banking-nya, ya hack user-nya saja. Caranya hack user adalah dengan banyak jebakan," tambahnya.

Sementara itu, dalam menghadapi maraknya penipuan ke nasabah Bank, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa pihaknya secara konsisten terus memberikan imbauan kepada nasabah untuk terus waspada terhadap berbagai modus penipuan yang mengatasnamakan BRI.

Sebelumnya, beredar informasi salah satu modus kejahatan terbaru dengan viralnya gambar tangkapan layar yang tersebar luas melalui sejumlah aplikasi pesan singkat berisi perubahan biaya administrasi ATM BRI dari Rp 6.500 per transaksi menjadi Rp 150.000 per bulan Aestika menyatakan bahwa hal tersebut dipastikan tidak benar.

"Atas maraknya upaya penipuan akhir-akhir ini, BRI terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk segera menindak dan menangkap pelaku kejahatan perbankan tersebut dengan melacak IP address para pelaku," pungkas Aestika.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun