Hati-Hati Mendengar Kabar Gembira dari Bank
Lindungi Diri dari Penipuan Siber
**
Beberapa hari yang lalu, saat saya menelpon Kakak Wu (nama inisial) di kampung, terdengar suara gaduh di sekitarnya. Dan Kakak Wu meminta saya untuk menutup telepon sementara, namun saya penasaran apa yang sedang terjadi di sana. Saya tanya, kenapa? Ternyata sedang ada kegaduhan di sana. Singkat cerita seorang Bibi kami, sebut saja Bibi Saroh, sedang menangis meraung-raung, meratapi nasibnya. Baru saja Bibi Saroh kembali dari ATM dan dia menjadi korban PENIPUAN.
Isi Rekening Bibi Saroh sekitar 15 Juta Rupiah, terkuras habis oleh si Penipu yang beberapa waktu lalu menelponnya dan mengaku dari salah satu Bank ternama di Indonesia. Menurut cerita Bibi Saroh, seseorang yang mengaku dari pihak Bank meneleponnya dan mengatakan kalau Bibi Saroh menjadi seorang yang beruntung karena terpilih menjadi Pemenang Undian Tahunan dari Bank tersebut. Dan katanya Bibi Saroh mendapatkan satu unit Mobil Toyota Haris keluaran terbaru. Bibi Saroh juga sempat ditanyai tipe dan warna mobil yang disukainya. Dan itu berhasil meyakinkan Bibi Saroh.
Mendengar "Kabar Gembira" palsu itu, sontak hati Bibi Saroh riang-gembira. Dan tentu saja, Bibi Saroh tadinya percaya kalau itu benar-benar dari Bank dimana dia menjadi seorang nasabah. Pasalnya, euforia sekaligus dibarengi kepanikan itu menjadikan Bibi Saroh masuk dalam 'perangkap' si Penipu yang mengatasnamakan Bank tadi.
Singkat cerita, menurut penjelasan Bibi Saroh kepada Kak Wu, bahwa dia diarahkan ke ATM, dan si Penipu memegang kendali atas dirinya, sampai dia ditanyai semua informasi perbankan dan data pribadi, nomor rekening, nomor pin ATM hingga kode OTP.
Euforia atau rasa gembira yang berlebihan, bercampur aduk dengan kepanikan tadi membuat Bibi Saroh tidak bisa berpikir jernih. Menurutnya, dia seperti dihipnotis sehingga dengan suka rela dia buru-buru pergi ke ATM untuk melakukan semua prosedur yang diperintahkan si Penipu yang meminta Bibi Saroh untuk mentrasfer pajak Hadiah Mobil Toyota Yaris yang katanya akan segera diproses pengirimannya.
Naas. Nasi sudah menjadi bubur. Saldo rekeningnya raib seketika. Dan "Kabar Gembira" yang tadi didengarnya ternyata hanya mimpi di siang bolong. Mobil Toyota Yaris itu kini hanya ada dalam khayalan. Bibi Saroh sangat menyesal. Namun, tentu saja Bibi Saroh tidak bisa menuntut pihak Bank yang diatasnamakan oleh si Penipu itu untuk mengembalikan saldo di rekeningnya seperti semula.
**
Pengalaman Bibi Saroh ini bisa kita jadikan sebagai pelajaran. Untuk selanjutnya, kita sebagai nasabah perbankan harus selalu meningkatkan kewaspaan seiring maraknya berbagai upaya penipuan yang mengatasnamakan Bank yang biasanya disebarluaskan melalui pesan singkat, telepon, pesan di social media hingga pesan di email pribadi kita.