Mohon tunggu...
Poloria Sitorus
Poloria Sitorus Mohon Tunggu... Novelis - Mantan Jurnalis yang ingin terus menulis. Pecinta Novel, Dongeng dan Puisi. Hobi nulis, baking cake dan berkebun.

https://dapurpenadeardomoms.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Selamatkan Anak-anak Kita! Kenali dan Cegah Pneumonia Sejak Dini!

20 Desember 2018   14:33 Diperbarui: 23 Desember 2018   13:37 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh sebab itu, kita sebagai orangtua, khususnyan untuk para ibu, harus lebih memahami hal ini agar bisa mencegah potensi terjadinya pneumonia pada anak-anak kita. Seyogianya, ibu adalah "perawat" nomor satu untuk anak-anak dan keluarganya. Sebagai ibu kita harus memahami bahwa tubuh bayi mungil kita masih sangat rentan terhadap serangan virus dan kuman penyebab berbagai macam penyakit karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah. Salah satu virus yang patut kita waspadai adalah virus penyebab pneumonia.

Tanda dan Gejala Pneumonia

Untuk dapat mewaspadai dan mencegah pneumonia dengan cepat tanggap, sebagai orangtua kita harus memahami tanda-tanda dan gejala yang terjadi pada buah hati kita apabila terserang pneumonia. Biasanya anak atau bayi yang terserang pneumonia akan mengalami demam tinggi, suhu badan naik turun tidak teratur, disertai batuk yang panjang, menggigil, nyeri di dada, nafas terlihat berat, sesak nafas, merintih dan adanya kebiruan pada tubuh si bayi. Dalam dunia medis, adanya perubahan warna tubuh bayi menjadi kebiruan ini disebut dengan istilah sianosis. 

Jika buah hati kita mengalami gejala-gejala seperti penulis jabarkan di atas tadi, segeralah bawa ke pusat pelayanan terdekat untuk mendapatkan penanganan terbaik dari para tim medis profesinal. Jangan dibawa ke "dukun" yah...

Sebagian orangtua terkadang mengganggap "sepele" hal-hal di atas. Jika anak terserang demam atau batuk, beberapa orangtua mengganggap itu biasa saja dan lazim terjadi kepada anak. Hal ini bisa terjadi kepada sebagian orangtua misalnya karena ketidaktahuan mereka tentang adanya penyakit pneumonia sebagai penyebab kematian serius pada bayi. Faktor lain keterlambatan penanganan kasus-kasus pneumonia pada anak atau bayi adalah sulitnya akses ke pusat pelayanan kesehatan, misalnya bagi masyarakat yang tinggal di desa-desa atau dusun terpencil dan terisolasi.

Di Indonesia sendiri masih banyak daerah terpencil dan terisolasi sehingga para penduduknya mengalami kesulitan saat akan ke pusat pelayanan kesehatan.

Mencegah Pneumonia Sejak Dini

Sebagaimana pernyataan yang sering dilontarkan oleh Ayah Edy, seorang motivator yang sering penulis dengarkan dalam sebuah acara di radio; "Indonesian strong from home". Pernyataan ini penulis amini. Sebab "kekuatan" sebuah masyarakat bahkan Bangsa dan Negara itu berasal dari keluarga (home) sebagai "akar" darimana seorang anak manusia dilahirkan, dibentuk, dan dididik sebagai manusia yang sesungguhnya.

Itu sebabnya, para orangtua, khususnya para ibu harus benar-benar menyadari "pembentukan", perawatan bahkan pendidikan manusia itu sudah dimulai sejak dalam kandungan. Ini merupakan refleksi dari pengalaman penulis sendiri sebagai ibu muda yang masih terus belajar banyak hal tentang merawat, mengasuh dan mendidik anak sebaik-baiknya. 

Begitupun halnya dalam upaya mencegah potensi terjadinya penyakit pneumonia pada anak atau bayi sejak dini. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya pneumonia. Seperti kata pepatah, "lebih baik mencegah daripada mengobati."

Nah, sebenarnya ada banyak langkah sederhana yang bisa kita terapkan  dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah serangan virus pneumonia pada anak sejak dini. Langkah pertama adalah menjaga keseimbangan nutrisi dan gizi makanan pada ibu hamil (Bumil) dan janin sejak dalam kandungan. Hal ini tentu sangat penting menyadari bahwa 1000 hari kehidupan pertama manusia dimulai sejak dalam kandungan atau disebut "masa emas". Khususnya bagi para ibu harus menyadari hal ini, sehingga diharapkan memiliki kesadaran tinggi untuk memulai gaya hidup sehat dan merawat sang anak (bayi) bahkan sejak dalam kandungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun