Mohon tunggu...
Melki Sitorus
Melki Sitorus Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemerintahan Jokowi Perkuat Ketahanan Nasional dari Serangan Asing

21 November 2017   12:36 Diperbarui: 21 November 2017   12:44 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Amerika mulai khawatir terhadap langkah politik internasional Jokowi dengan membangun poros "Jakarta-Beijing-Taheran-Moskow" meliputi perdagangan, teknologi sipil, teknologi militer, kesehatan, nuklir dan investasi. Hal yang paling merisaukan Amerika adalah hancurnya hegemoni mereka serta hilangnya kontrol atas geliat ekonomi di Indonesia yang pada akhirnya akan merubah kiblat negara-negara kawasan di Asia Tenggara mengikuti jejak langkah Indonesia yang progresif. Ketakutan Amerika juga tidak terlepas dari kebijakan Presiden Jokowi terhadap perpanjangan kontrak PT. Freeport Indonesia di bumi Papua, betapa besar kehilangan keuntungan bagi mereka apabila PT. Freeport Indonesia akan dimainkan Jokowi sebagai 'capital politic' pada pilpres tahun 2019 nanti, maka akan tamatlah Amerika di Indonesia.

Ada beberapa langkah yang telah dan mulai dimainkan oleh Amerika di Indonesia dalam rangka tetap dapat mengusai Indonesia seperti selama ini berhasil mereka lakukan;

1. Lewat bantuan Arab Saudi dengan memberikan suntikan dana besar kepada para radikalis dan teroris di Indonesia.

2. Lewat Mesir dan Turkey dengan menggerakan Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslim di Indonesia (HTI dan PKS)

3. lewat Alumnus West Point, Minneapolis, dan kursus perwira Indonesia di negeri Paman Sam dengan memainkan isu bangkitnya PKI.

Ada pertanyaan apakah CIA bermain disini, maka jawabnya tentu saja. Sebab sudah bukan rahasia lagi bahwa selama ini mereka CIA telah merekrut alumnus sekolah perwira militer maupun para akademisi terbaik dari sipil yang pernah mengenyam pendidikan Amerika. Maka janganlah heran kalau yang menyebar isu anti cina dan tuduhan bahwa Ahok bisa menjadi pemicunya seperti tragedi tahun 1998 dan yang mengatakan bahwa hantu PKI itu memang nyata, serta yang membakar masa dalam pidato tentang bangkitnya ideologi komunis lewat PKI di Indonesia semuanya adalah purnawirawan Jenderal lulusan Amerika. Apakah bukan kebetulan semata? Sederhana saja jawabnya, bahwa pola yang dimainkan Amerika sangat mirip dengan yang terjadi pada situasi sebelum meledaknya G 30 S/PKI seperti contoh di bawah ini:

-- Settingnya dulu adalah Tritura, juga terselip sentimen anti cina. Goalnya adalah jatuhnya Bung Karno. Dan saat ini setingnya adalah "Turunkan Jokowi dan hancurkan PKI" targetnya jatuhnya Jokowi.

-- Dulu Amerika memainkan kebodohan dan ambisi PKI dengan memusuhi para ulama dan agamawan, kemudian melakukan kudeta terhadap para Pahlawan Revolusi, maka saat ini digandengnya kaum radikalis yang anti Pancasila karena dianggap ajaran Thogut untuk propaganda bangkitnya PKI. Padahal apa urusan mereka soal PKI, mereka itu jelas-jelas anti Pancasila dan ingin mendirikan Khilafah Islamiyah di Indonesia.

-- Pola penghancuran Indonesia telah dilakukan lewat aksi teror dan rencana membagi Indonesia menjadi 18 sampai 20 negara baru sehingga mudah dikuasai sesuai kepentingan mereka. Langkah itu tidak membuahkan hasil, maka mereka (Amerika) lewat antek-antek mereka di Indonesia memainkan isu yang paling sensitive yaitu "Bangkitnya PKI"

-- Membangun fitnah terhadap pribadi Agus Wijoyo, purnawirawan Jenderal bintang 3 anak dari salah seorang Pahlawan Revolusi yang adalah tokoh penggagas serta pelopor rekonsiliasi antara anak mantan PKI dengan anak Pahlawan Revolusi.

Sehingga ditimbulkanlah pertanyaan nyeleneh dari juga purnawirawan Jenderal lulusan Amerika bahwa perlu dipertanyakan apakah betul Agus Wijoyo itu anak dari Pahlawan Revolusi? Hal yang kemudian dibantah dan diluruskan oleh AM. Hendropriyono, purnawirawan Jenderal mantan kepala BIN bahwa dia kenal betul siapa Agus Wijoyo dan kenal betul siapa bapaknya. Sekarang isu bangkitnya PKI menjadi mainan yang menyatukan para alumnus Amerika baik sipil maupun militer bergandeng tangan dengan mesin penghancur Amerika di Timur Tengah yaitu kelompok radikal serta teroris berbaju agama.

Akankah kita Bangsa Indonesia dapat dihancurkan oleh mereka dengan cara-cara keji di atas? Tentu kondisi nya berbeda, karena langkah jenius Jokowi dengan:

1. Membangun kekuatan TNI, baik lewat perbaikan Alusista, baik produksi dalam negeri maupun lewat pembelian dengan melirik Rusia sebagai mitra utama.

2. Membersihkan BIN dari agen ganda pengabdi kepada kepentingan Amerika dengan agen Merah Putih.

3. Menempatkan jabatan Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan, serta juga Kapolri yang bukan lagi lulusan Amerika.

4. Membangun infrastruktur terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Semuanya adalah dalam memperkuat Ketahanan Nasional, serta meninggikan martabat bangsa dengan tidak lagi tunduk kepada kemauan Amerika. Maka malulah kita, kalau masih saja mau menjual diri kepada kepentingan Amerika. Teruskan perjuangan Indonesia Baru Pak Jokowi... Kami rakyat Indonesia akan berdiri di samping Anda. Salam Indonesia Raya. NKRI Harga Mati!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun