Mohon tunggu...
Siti Zumaroh
Siti Zumaroh Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Hidup bahagia dan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Coaching untuk Supervisi Akademik

5 Desember 2023   22:46 Diperbarui: 6 Desember 2023   00:35 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.  Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi 

Bagaimana prinsip coaching ini diterapkan dalam supervisi akademik di sekolah?

Kepala sekolah selaku pemangku kebijakan yang seharusnya menguasai teknik coaching dalam melakukan supervisi akademik. Supervisi seharusnya tidak hanya menilai penampilan guru saja, namun juga menggali potensi profesionalitas dari seorang guru.

Tujuan supervisi harus jelas dengan melakukan percakapan sebelum observasi (pra observasi). Selama observasi, supervisor harus menilai sesuai data sehingga menimbulkan refleksi yang bermakna setelah observasi (pasca observasi).

2.  Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

Coaching merupakan salah satu bentuk kepemimpinan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, guru harus menguasai berbagai kompetensi sosial dan emosional, bukan hanya aspek kognitif saja. Dengan menguasai kompetensi tersebut, maka supervise akademik yang dilakukan oleh supervisor dengan teknik coaching akan meningkatkan kinerja guru dalam dan performa guru dalam melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid.

3.  Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

Tantangan terberat adalah menyeragamkan pemahaman tentang coaching dalam supervise akademik baik di lingkungan sekolah maupun daerah. Selama ini supervisi dianggap sebagai hal menakutkan karena guru atau orang yang disupervisi akan merasa takut dinilai seolah-olah supervisor adalah orang yang mencari kesalahan atau guru sendiri takut untuk salah. Hakikat supervisi seharusnya meningkatkan kinerja dan performa guru.

4.  Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

 Solusi yang ditawarkan adalah:

1) Melakukan sosialisasi mengenai hakikat supervisi akademik yang meningkatkan performa guru

2) Memberikan contoh praktik coaching baik kepada murid maupun rekan sejawat


C.   MEMBUAT KETERHUBUNGAN

1.   Pengalaman masa lalu

Saya pernah disupervisi oleh pengawas sekolah dalam Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Saat itu saya ditunjuk dalam standar penilaian. Saya merasa takut karena saya merasa akan dinilai seperti ujian. Kegiatan supervisi ini dilakukan langsung observasi tanpa ada pembicaraan pra observasi. Namun setelah saya pahami, saya diberikan tips tips dalam melakukan penilaian dan supervisor memantau dan memberikan umpan balik terhadap apa yang sudah saya lakukan dan perbaikan apa yang sudah saya upayakan.

2.  Penerapan di masa mendatang

Supervisi akademik haruslah meningkatkan performa guru dalam melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Supervisi akademik dengan proses coaching menerapkan 3 prinsip yakni asas kemitraan, proses kreatif dan peningkatan potensi.

3.  Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

Modul 2.1 : Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak pada murid sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, maka guru harus menjalankan coaching dalam menentukan gaya belajar murid agar sesuai dengan kebutuhannya. Murid akan maksimal dalam menggali potensinya jika belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.

Modul 2.2 : Dalam menjalankan nilai guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus melakukan budaya positif dengan visi dan prakarsa perubahan yang berpihak pada murid. Salah satu cara dalam mengembangkan suasana positif dalam kelas adalah dengan menerapkan pembelajaran 5 KSE. Dalam 5KSE, terdapat teknik STOP dan mindfulness untuk dapat menciptakan suasana kelas menjadi lebih kondusif. Saat melakukan coaching pun, coach harus melakukan teknik mindfulness agar selama proses coaching, coach hadir sepenuhnya dalam semua sesi tersebut.

4.  Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Dalam mempelajari coaching dalam supervisi akademik, banyak sumber yang bisa saya gunakan di luar modul PGP, antara lain:

1) Media Online terutama dari : youtube.com, kompasiana.com, Scribd.com, guruberbagi.com, Praktik Baik instruktur, Fasilitator, PP terutama saat menjalani pendampingan individu, Praktik baik rekan guru dalam satu Lembaga, Komunitas MGMP Akuntansi SMK Kab. Brebes.

2) Media Offline : Buku Kerja Pengawas Sekolah, Buku Supervisi Akademik Program Pengawas Sekolah Pembelajar Tahun 2016, Buku Coaching.


D.  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 TERHADAP MODUL CGP LAINNYA

1.   Keterkaitan Modul 2.3 Coaching Terhadap Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Coaching merupakan proses kolaborasi yang fokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performab kerja,     pengalaman     hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari sang coachee.

Coaching merupakan salah satu metode yang efektif untuk diterapkan dalam bidang pendidikan yang prosesnya berpusat pada siswa. 

Dengan metode ini, pendidik dapat mendorong peserta didik untuk menerapkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kreatif, Dalam coaching ada proses menuntun yang dilakukan guru sebagai coach kepada murid sebagai coachee untuk menenemukan kekuatan kodrat dan potensinya untuk bisa hidup sesuai tuntutan alam dan zaman.

Hal ini sejalan dengan pemikiran sang Maestro Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara (KHD) dimana menurutnya pendidikan itu adalah ada proses menuntun. Yang dilakukan guru untuk mengubah perilaku murid sehingga dapat hidup sesuai kodratnya baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun