Mohon tunggu...
Siti WardatulJannah
Siti WardatulJannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Esensi Retorika dalam Dakwah: Substansi dan Pengaruhnya

26 Juni 2024   02:03 Diperbarui: 26 Juni 2024   02:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Retorika Dakwah

Oleh: Syamsul Yakin dan Siti Wardatul Jannah (Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Retorika dalam dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah yang disampaikan menjadi lebih menarik, atraktif, dan estetis. Secara faktual, dakwah membutuhkan retorika sebagai seni berkomunikasi baik secara lisan maupun nonverbal. Dakwah tanpa retorika dapat diibaratkan seperti sayur tanpa garam, kurang berkesan dan memuaskan.

Selanjutnya, retorika dalam dakwah digunakan untuk memastikan bahwa isi ceramah memiliki substansi yang kuat. Hal ini dikarenakan dalam retorika, pesan yang disampaikan harus menggunakan bahasa baku, didukung oleh data dan riset. Dengan demikian, ceramah yang substansial atau berbobot sesuai dengan perkembangan mad'u yang semakin rasional dan kritis.

Selain itu, retorika dalam dakwah digunakan untuk memastikan memastikan bahwa pesan dakwah menjadi lebih informatif, persuasif, dan rekreatif. Sebab ketiga capaian tersebut adalah tujuan retorika. Dengan demikian, pesan-pesan dakwah tentang akidah, syariah, dan akhlak yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh pendengar, karena mereka merasa mendapatkan informasi yang lengkap.

Tidak kalah pentingnya, retorika dalam dakwah digunakan untuk mendorong dai agar mengaplikasikan prinsip pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah. Aristoteles memperkenalkan ketiga jenis retorika ini, yang membantu meningkatkan kualitas dakwah dan memberikan dampak positif pada respons dari pendengar. Terlihat bahwa dalam setiap metode dakwah yang digunakan, penting untuk memasukkan unsur pathos, logos, dan ethos.

Retorika dakwah dianggap penting karena mengingat perkembangan mad'u yang semakin banyak berada di dunia online. Untuk menyampaikan pesan kepada mereka, retorika mengenalkan komunikasi nonverbal, seperti berdakwah melalui media digital. Dalam komunikasi nonverbal ini, dai dapat menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh baik dalam pertemuan langsung maupun virtual.

Terakhir, retorika dalam dakwah dianggap penting karena memperhatikan bahwa berdakwah perlu tahapan. Dalam retorika, terdapat lima tahapan pidato yang dapat diterapkan dalam berdakwah. Tahap pertama adalah penemuan atau inventio. Tahap kedua adalah penyusunan atau dispositio. Tahap ketiga adalah gaya atau elocutio. Tahap keempat adalah memori atau memoria. Tahap kelima adalah penyampaian atau pronuntitio. Dalam konteks ilmu dakwah, kelima tahapan ini dikenal sebagai teknik dakwah.

Selanjutnya, dakwah retorika dipahami sebagai jenis dakwah yang fokus pada retorika semata. tanpa substansi lainnya. Dakwah retorika digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan status sosial yang lebih tinggi. Dakwah retorika lebih dianggap sebagai alat yang dimanfaatkan dalam gaya berbicara yang memikat dan menarik perhatian.

Oleh karena itu, dakwah retorika harus dihindari dengan mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, dakwah merupakan amanah yang diberikan langsung dari Allah. Banyak ayat al-Qur'an dan hadits Nabi yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk menguatkan hal ini. Mengubah dakwah menjadi hanya sekedar retorika saja dapat membuat dakwah kehilangan esensinya.

Kedua, dakwah merupakan ibadah yang tidak terbatas manfaatnya dan memberi dampak positif bagi manusia baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, setiap orang yang berdakwah harus memiliki niat yang tulus. Dakwah merupakan perantara menuju tujuan hakiki, yaitu mencari keridhaan Allah yang dapat mendatangkan rahmat-Nya. Jadi, retorika dalam dakwah berbeda dengan dakwah yang sekadar menggunakan retorika semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun