Sejarah
Hirarki Maslow merupakan teori motivasi yang terdiri dari model lima tingkat kebutuhan manusia. Tingkatan hirarki ini sering digambarkan dalam piramida yang dimulai dari paling bawah ke atas, kebutuhan yaitu fisiologis (makanan dan pakaian), keamanan (keamanan kerja), kebutuhan cinta dan rasa memiliki (persahabatan), harga diri, dan aktualisasi diri.Â
Maslow (1943, 1954) telah diperluas untuk mencakup kebutuhan kognitif dan estetika (1970) dan kemudian kebutuhan transendensi (1970). Perubahan pada model lima tahap ini mencakup model tujuh tahap dan model delapan tahap; keduanya berkembang selama tahun 1960-an dan 1970-an.
Pada teori ini diharapkan setiap individu harus memenuhi kebutuhan defisit yang lebih rendah sebelum maju untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tingkat yang lebih tinggi.Â
Kebutuhan pertumbuhan tidak berasal dari kekurangan sesuatu, melainkan dari keinginan untuk tumbuh sebagai pribadi. Setelah semua kebutuhan pertumbuhan tercukupi, seseorang mungkin dapat mencapai tingkat tertinggi yang disebut aktualisasi diri.Â
Setiap orang mampu dan memiliki keinginan untuk naik hierarki menuju tingkat aktualisasi diri. Dari pemaparan ini dapat dikatakan bahwa manusia dimotivasi oleh hirarki kebutuhan.
 Sayangnya, kemajuan sering terganggu oleh kegagalan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, tidak semua orang akan bergerak melalui hierarki secara satu arah tetapi dapat bergerak bolak-balik di antara berbagai jenis kebutuhan.
Â
Model delapan tahap Maslow (1970) meliputi:
- Kebutuhan fisiologis -- merupakan kebutuhan biologis untuk kelangsungan hidup manusia, misalnya udara, makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, kehangatan, seks, tidur.
- Kebutuhan rasa aman -- setelah kebutuhan fisiologis individu terpenuhi, kebutuhan akan rasa aman menjadi penting. Orang ingin mengalami keteraturan, prediktabilitas, dan kontrol dalam hidup mereka. Misalnya, keamanan emosional, keamanan finansial (pekerjaan, kesejahteraan sosial), hukum dan ketertiban, kebebasan dari rasa takut, stabilitas sosial, properti, kesehatan dan kesejahteraan (keselamatan dari kecelakaan dan cedera).
- Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki --adalah kebutuhan sosial dan melibatkan perasaan memiliki. Kepemilikan, mengacu pada kebutuhan emosional manusia untuk hubungan interpersonal, afiliasi, keterhubungan, dan menjadi bagian dari kelompok. Misalnya persahabatan, keintiman, kepercayaan, dan penerimaan, menerima dan memberi kasih sayang, dan cinta.
- Kebutuhan akan penghargaan -- kebutuhan ini terbagi menjadi dua kategori: (i) penghargaan untuk diri sendiri (martabat, prestasi, penguasaan, kemandirian) dan (ii) keinginan untuk reputasi atau rasa hormat dari orang lain (misalnya, status, prestise).
- Kebutuhan aktualisasi diri -- mengacu pada realisasi potensi seseorang, pemenuhan diri, mencari pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak. Tingkat ini sebagai keinginan untuk mencapai segala sesuatu yang seseorang bisa, untuk menjadi yang paling bisa. Misalnya satu individu mungkin memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi orang tua yang ideal.
- Kebutuhan kognitif -- pengetahuan dan pemahaman, rasa ingin tahu, eksplorasi, kebutuhan akan makna dan prediktabilitas.
- Kebutuhan estetika -- apresiasi dan pencarian keindahan, keseimbangan, bentuk, dll.
- Kebutuhan transendensi -- seseorang dimotivasi oleh nilai-nilai yang melampaui diri pribadi (misalnya, pengalaman mistik dan pengalaman tertentu dengan alam, pengalaman estetika, pengalaman seksual, pelayanan kepada orang lain, mengejar ilmu pengetahuan, keyakinan agama, dll).
Aplikasi pendidikan
Teori hierarki kebutuhan Maslow telah memberikan kontribusi besar pada pengajaran dan manajemen kelas di sekolah. Maslow mengadopsi pendekatan holistik untuk pendidikan dan pembelajaran.Â
Maslow melihat kualitas fisik, emosional, sosial, dan intelektual yang lengkap dari seorang individu dan bagaimana pengaruhnya terhadap pembelajaran. Penerapan teori hierarki Maslow pada pekerjaan guru kelas sudah jelas. Sebelum kebutuhan kognitif siswa dapat dipenuhi, mereka harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan fisiologis dasar mereka.
Contoh Teori Maslow di Lapangan
Misalnya, seorang siswa yang mengantuk sehingga tertidur di dalam kelas akan sulit untuk fokus belajar. Apapun itu situasinya, siswa tetap perlu merasa aman secara emosional dan fisik sehingga diterima di dalam kelas untuk maju dan mencapai potensi penuh mereka.Â
Guru disarankan menghargai dan menghormati siswa di dalam kelas, dan guru harus menciptakan lingkungan yang mendukung. Guru harus bisa menerima kondisi siswa tersebut dan harus menghargai alasannya.
Adapun tindak lanjut dari kejadian itu guru bisa membangunkan siswa secara perlahan dan meminta siswa untuk membasuh mukanya dengan air sehingga rasa mengantuknya hilang. Dengan menggunakan teknik pendekatan ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa menjadi  orang-orang yang "lebih kuat, lebih sehat, dan akan mengambil hidup mereka sendiri ke tangan mereka ke tingkat yang lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H