KTI---yang merupakan kependekan dari perkasa dengan keunggulan teknologi 5.0---merupakan tawaran pasangan Ganjar-Mahfud untuk kebijakan memperkuat dan modernisasi alutsista. Kebijakan itu diyakini dapat memperkuat doktrin pertahanan sistem pertahanan rakyat semesta yang diamanatkan dalam konstitusi Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 (UUD 1945).
Kedua, pasangan Ganjar-Mahfud menekankan pentingnya menjamin kesejahteraan prajurit, termasuk di antaranya kebutuhan dasar mereka dan layanan kedinasan yang berkualitas.
Ketiga, pasangan Ganjar-Mahfud juga menghendaki adanya industri pertahanan keamanan kelas dunia. Kemandirian itu, menurut keduanya, dapat terwujud melalui alih teknologi, pembangunan kekuatan pertahanan, konektivitas nasional, dan penguatan daya gentar.
Keempat, Ganjar-Mahfud juga ingin membentuk Benteng Pertahanan Nusantara, yang merujuk pada kemampuan mengembangkan sistem pertahanan Indonesia dengan mengembangkan strategi anti-akses dan penangkalan wilayah demi mengamankan wilayah RI, termasuk di zona ekonomi eksklusif (ZEE), koridor navigasi maritim, landas kontinen, ruang dirgantara, dan antariksa Indonesia.
Terakhir, pasangan Ganjar-Mahfud menawarkan konsep membangun Perisai Siber Nusantara yang merujuk pada peningkatan kemampuan siber pada era komputer kuantum dan perkembangan kecerdasan buatan dengan memperkuat BSSN.
Terkait dengan itu, Ganjar-Mahfud juga mengusulkan membentuk Angkatan Siber sebagai matra keempat TNI.
Ada delapan kebijakan yang direncanakan pasangan Anies-Muhaimin untuk memperkuat TNI, yaitu memperkuat strategi pertahanan sesuai dengan perkembangan situasi nasional dan internasional, menganalisis potensi dinamika dunia yang memengaruhi strategi pertahanan pasca-2045 dan mempersiapkan kekuatan pertahanan secara adaptif dan komprehensif.
Pasangan Anies-Muhaimin ingin membentuk TNI Angkatan Darat yang fleksibel dan adaptif, TNI Angkatan Laut sebagai blue water navy, dan TNI Angkatan Udara yang terotomatisasi dan mampu menguasai ruang udara NKRI.
Keempat, Anies-Muhaimin juga masih menjadikan kesiapan tempur TNI sebagai prioritas dan keduanya masih ingin memastikan seluruh prajurit sejahtera.
Terkait dengan alutsista, Anies-Muhaimin mendorong program pemenuhan kekuatan pokok minimum (MEF) tuntas dan melanjutkannya dengan program essential force pasca-2024. Keduanya juga ingin membeli alutsista-alutsista yang network-centric.
Pasangan ca