Mohon tunggu...
Siti Ulfah
Siti Ulfah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sukabumi

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ternak Jangkrik serta Pembuatan Pupuk Kompos Kohe Jangkri

25 Januari 2023   18:15 Diperbarui: 25 Januari 2023   20:21 1853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada tahun 2022 akhir pandemic covid masih memberikan dampak buruk bagi masyarakat khususnya warga Kab. Sukabumi. Kami sebagai mahasiswa agribisnis semester 5 Universitas Muhammadiyah Sukabumi melihat adanya peluang bisnis dengan modal yang cukup minim. Di dukung oleh kegiatan MB-KM yang diadakan oleh pihak kampus sekaligus permodalan yang diberikan menjadikan kami sebagai pelaku bisnis ternak jangkrik.

Jangkrik adalah serangga yang sering dijadikan pakan burung, ikan, dan reptile. Permintaan jangkrik semakin banyak dengan diiringinya minat tinggi untuk memelihara hewan seperti burung, ikan, dan reptile. Selain mudah dalam hal perawatan jangkrik juga memiliki siklus yang cukup sebentar yakni sekitar 30-40 hari, dan membutuhkan sekitar 5-8 hari untuk telur jangkrik menetas sempurna.

Di daerah Sukabumi ternak jangkrik sudah mulai digandrungi oleh banyak orang terutama di daerah Warung Kiara, banyak sekali pelaku bisnis di bidang ini. Di Sukabumi  peluang pasar untuk jangkrik masih terbuka lebar, kurangnya pakan untuk burung menjadi alasan meski kerap kali ada permainan harga oleh tengkulak saat panen datang. Namun sejauh ini rentang harga untuk jangkrik berada dikisaran 25-70 ribu dan peternak masih bisa meraup untung meski menjual diharga terendah. Karena pertimbangan harga yang fluktuatif kami memakai metode siklus untuk pemanenan jangkrik.

Selain ternak jangkrik kami juga memanfaatkan kotoran jangkrik untuk diolah menjadi kompos kohe jangkrik dan menjadikannya pupuk organic yang memiliki value harga yang tinggi. Kotoran jangkrik di daerah Warung Kiara adalah 'limbah' yang tidak memiliki nilai ekonomi karena kurangnya pengetahuan bagi para peternak jangkrik di Warung Kiara memberikan kami kesempatan untuk mengolah kotoran jangkrik dan menjadikannya pupuk kompos yang memiliki value harga. Pemnafaatan kohe jangkrik ini menguntungkan kedua belah pihak, pihak peternak yang merasa karena meburangi limbah dan tim kami diuntungkan dengan gratisnya bahan baku utama untuk kompos kohe.

Dengan beberapa bahan campuran seperti molase, EM4, Jerami, sekam, dan sisa tumbuhan dari kotoran jangkrik kami menghasilkan pupuk organic yang mengandung: C-Organik 41,91%, N3.80%, P2.30%, K 3.63%, Ca 2.00%, Mg 0.66%, Mn 197 ppm, Zn 506ppm. Dengan kandungan yang dimiliki oleh kompos kohe jangkrik ini terbukti menyuburkan tanaman jika dipakai sesuai kebutuhan.

Untuk saat ini tim kami berfokus di pengolahan dan pengemasan pupuk kohe, untuk ternak jangkrik sendiri kami memiliki mitra peternak jangkrik dengan kami sebagai investor. Untuk pemasaran, media social dimanfaatkan dengan sangat baik untuk memperluas jangkauan pasar serta mengenalkan produk utama kami, yakni pupuk kohe jangkrik dengan brand 'BOETANI'. 

Saat ini kami sedang melakukan inovasi produk dan membuat produk baru dari hasil olahan jangkrik, yakni jangkrik kering dan tepung jangkrik. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi fluktuasi harga jangkrik di pasar. 

Lalu untuk kohe jangkrik kami sedang melakukan pengomposan dengan hasil akhir media tanam yang bisa langsung ditanami tumbuhan. Kami berharap kegiatan wirausaha ini berjalan berkelanjutan serta menguntungkan bagi semua pihak dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun