Akan ku sudahi sedihku, dan ku sampaikan pesanku untukmu disini.
Aku mengenang masa baik, waktu baik, kenangan baik, dan segalanya yang baik. Ternyata sudah sejauh ini terlepas dari hilangnya harap, dan terima kasih atas segalanya.
Tak jarang disaat dunia benar-benar melelahkan, pesan singkatmu, suara kecilmu, merupakan hal terbaik yang menjadi bagian pemulihan letihku. Tapi kini, aku sedang berusaha diatas kakiku sendiri tanpa harap penenangnya dirimu lagi.
Mesti bait-bait lagu yang ku dengar masih tentangmu, ku ambil dari segala hikmah baik disetiap potongan cerita kita. Kamu, tidak pernah salah untukku.
Bila nanti, tiba hari dimana kamu mengenang hal-hal kecil tentangku, dimana hari aku masih menunggumu menoleh ke belakang dan melihatku, akan ku pastikan ketika kamu mengingatnya aku masih akan selalu mengingatnya juga.
Aku masih menyayanginya, rasaku ini tulus maka ikhlasku pun begitu. Tapi kali ini tidak lagi mengajaknya ikut serta.
Diatas kertas yang menguning, tinta ini harusnya sudah kering. Jikalau kamu membaca ini, berarti kita sudah tak lagi berbagi kasih atau mungkin masih dalam diam yang asih.
Inilah surat yang takkan ku kasih, akan ku simpan sampai bumi menjadi bumi lagi.
Semoga bertemu lagi dengan ketidaksengajaan dalam keasingan.
Aku mencintaimu selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H