Mohon tunggu...
Siti Syaira
Siti Syaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka

Calon Guru SD Di Masa Yang Akan Datang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arab Saudi Menilai Indonesia sebagai Poros Baru di Geopolitik dan Geostrategi

1 November 2022   10:56 Diperbarui: 1 November 2022   12:59 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dan Arab Saudi terus meningkatkan hubungan bilateral dan aliansi strategis di berbagai bidang. Aliansi strategis ini juga erat kaitannya dengan Visi 2030 yang digagas oleh Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.Kedatangan Raja Saudi dan partainya merupakan kesempatan sekali seumur hidup bagi pemerintah Indonesia. Karena dapat mempererat hubungan bilateral dengan Indonesia dan Arab Saudi di berbagai bidang. Sebelumnya, Arab Saudi memiliki hubungan dekat dengan negara-negara Barat dan Amerika Serikat, tetapi setelah pemilihan presiden Amerika terbaru, Donald Trump, Arab Saudi mulai melirik negara-negara Asia.

Selain itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia terpilih sebagai negara kehormatan Festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, Arab Saudi. Selama festival ini, Indonesia menempati paviliun seluas 2.500 meter persegi. Diperkirakan 10 juta orang dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk mengunjungi festival Janadriyah. Keikutsertaan Indonesia dalam WFE Arab Saudi 2019 merupakan aliansi strategis kedua negara di bidang ekonomi. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan poros baru geopolitik dunia.

Konon, Indonesia memiliki tempat khusus di mata Raja Salman, terutama dalam hubungan budaya. Selain itu, pada September 2018, Raja Salman menunjuk Indonesia sebagai tamu kehormatan. Menurut BPS RI, pada tahun 2010 Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa dan sedikitnya 3.000 tarian asli Indonesia. Kondisi ini menjadi pertimbangan utama Raja Salman untuk mengundang Indonesia sebagai tamu kehormatan menghadiri Festival Janadriyah ke-33

Pemerintah Indonesia meyakini kedatangan Arab Saudi memiliki potensi besar untuk menjadi alternatif sumber investasi dan pembiayaan bagi kawasan strategis Indonesia, dan investasi di Indonesia dari Timur Tengah masih sangat terbatas, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia Timur. .Menurut Mohammad Faisal, pengamat ekonomi di Center for Economic Reform (Core). Investasi Arab Saudi ke Indonesia pada tahun 2016 hanya $900.000, atau hanya ke-57 dalam catatannya. Investasi sementara di Singapura, Jepang, dan China masing-masing mencapai US$9 miliar, US$5,5 miliar, dan US$2,75 miliar. Arahi Salam.

Bagi Arab Saudi, kerjasama dengan negara-negara Asia, termasuk Indonesia, merupakan langkah strategis yang diperlukan, karena perubahan geopolitik dan ekonomi global mempengaruhi hubungan dekat Arab Saudi dengan negara-negara Barat.

Aliansi strategis kedua negara di bidang sejarah budaya dan ekonomi juga berimplikasi pada Timur Tengah dan Afrika. Produk gas mengkudu yang berasal dari Indonesia diekspor ke Arab Saudi, dan ada peluang bagus untuk masuk ke pasar Timur Tengah dan Afrika serta menggunakan produk budaya Indonesia.

Menurut Indonesia, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pariwisata negara, meningkatkan jumlah wisatawan dari Timur Tengah dan Afrika, dan pameran budaya Indonesia di luar negeri. Sementara itu, menurut Arab Saudi, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan peran perusahaan puasa dalam bisnis perekonomian, karena setiap perusahaan asing yang berinvestasi di Arab Saudi harus bekerja sama dengan perusahaan swasta lokal, sejalan dengan Visi Arab Saudi 2030.

Baik Indonesia maupun Arab Saudi adalah negara besar dengan pengaruh terbesar di wilayahnya masing-masing. Indonesia terletak di Asia Tenggara dan Arab Saudi terletak di kawasan Teluk.

Apalagi letak Indonesia sangat strategis, berada di antara benua Asia dan benua Australia, serta antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dengan demikian, politik luar negeri Indonesia memiliki pengaruh yang kuat terhadap dinamika politik dunia.

Di bawah Raja Salman, Arab Saudi ingin mengurangi ketergantungan ekonominya pada sektor minyak. (Visi 2030). Caranya adalah dengan mendiversifikasi ekonomi secara masif, dari sektor minyak hingga layanan dan layanan publik seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan pariwisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun