Kalau semua merasa capek dan ceritanya sudah selesai, kami kemudian cangkrukan santai dirumah Tarzan, dipohon kersen besar, sebuah rumah pohon yang adem-nyaman.
Dirumah Tarzan itu penuh dengan aneka makanan.
Buah kersennya buanyak, tinggal petik ceplus, fresh from pohon - bengkoang, pisang, mangga, kacang-rebus, tempe/tahu goreng, bahkan kadang ayam goreng, sering dapat tambahan kue2 extra - semua minta didapurnya ibuku ...
Kemudian aneka makanan dan buah itu diikat dengan tali dan digantung- gantungkan dirumah Tarzan.
Jadi sambil cangkrukan, kami santai bercandaan, tak lupa ngemil dengan nikmat, ...
Entah kenapa kami senang main tarzan2-an itu, enggak pernah bosan rasanya.
Demikianlah, kemudian sampai kami dewasa, semua harus berpisah, karena melanjutkan langkah hidup masing-masing.
Syahdan, pada umur 62 tahun, aku jatuh sakit parah, sampai harus dirawat dirumah sakit dengan 3 hari di ICU.
Ada beberapa teman tempo doeloe - sobat main Tarzan2-an - yang menjenguk, mereka ikut prihatin dengan keadaanku waktu itu.
Tapi aku mendengar ada yang bisik2 : " Loo, ... lha kok Tarzan-ne nggeblag, ... " Â ( loo, lha kok tarzannya terhempas ) ...
Aku betul- betul merasa geli didalam hati.