Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Humor

[BanciPilpres] Proses Bukan "Simsalabim"

17 Maret 2019   07:56 Diperbarui: 17 Maret 2019   08:19 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Tribunnews.com

Semua tidak bisa terwujud sekaligus kayak main sulap, semua upaya perbaikan juga harus melalui proses, kadang harus dilalui dengan kegigihan dan juga kerja-kerja dan terus kerja.

Untuk pemilihan tokoh unggulan juga dilakukan dengan proses.

Jadi sekelompok masyarakat, atau suatu partai,  akan memilih seorang pemimpin yang diunggulkan.

Dan karena ternyata tidak ada Super Hero atau Wonder Woman dikehidupan nyata, pemilihan tokoh unggulan dilakukan dengan  jajak pendapat, pemilihan, suatu referandum antar mereka.

Proses ini sering menimbulkan konflik antar pemilih, juga antar partai.

Tetapi kita harus selalu ingat kata2 bijak dari The Battle Field, yaitu - You might lost the battle, but you can win the war -

Jadi sebelum membentuk suatu pemerintahan, pasti terjadi suatu  seleksi, saling-silang, adu argumen pendapat, bahkan sering konflik untuk saling memilih pemimpin yang patut menjadi panutan.

Antar partai, atau dalam personal partai, pasti selalu terjadi persaingan semacam itu, dimanapun.

Tapi tetap saja, semua harus  sesuai dengan aturan2 yang sudah disepakati bersama.

Sehingga meskipun ada silang sengketa, carut marut, kita tetap harus bersatu untuk membentuk masyarakat yang di cita2-kan, menuju terselenggaranya kesejahteraan bersama  bagi semua.

Pencapaian pasti tidak mudah, membutuhkan waktu, tidak bisa sekejap terwujud, tetapi harus melalui proses dengan tekad dan kemauan serta kerja keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun