Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gelora Cinta Dari Langit ( 25 )

20 Februari 2016   14:10 Diperbarui: 20 Februari 2016   14:50 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber Gambar:pakusambenelis.blogspot.com"][/caption]

Bagian Yang Ke Dua Puluh Lima : DIRUANG PRIBADI RATU

“Puteri, kalian semua cepat masuk . Tutup jendela Trinxz, buka monitor dari robot penjaga, musuh mengintai diatas, … hati-hati, cepat segera !!! “ terdengar perintah puteri Mmxz, kita semua kaget, gesa beranjak.

Trinxz , Sitxz dan aku segera masuk, menjauh dari jendela, kulihat jendela luar sudah segera dilapisi pengaman baja kaca tebal oleh dua robot penjaga.
Mereka berdua juga sudah siaga didepan jendela, masing dengan senjata lazxz canggih yang belum pernah kulihat.

Kulihat Trinxz juga segera melapis jendela dari dalam dengan kaca baja tahan peluru, semua serba otomatis dan cepat sekali dikerjakan.

Segera dia membuka monitor dan kulihat dilangit yang jauh, ada dua titik yang berkilat mondar-mandir
“Mereka selalu mengawasi kita, mencari kelengahan kita, … hati-hati Puteri engkau yang selalu jadi incaran mereka.” Kata Sitxz, kupandangi titik itu dengan saksama.

Hologram dari puteri Mmxz bergetar :” Mereka sudah membuntuti engkau sejak kita latihan tadi, Puteri, … tapi tidak berani mendekat karena kita selalu dikawal oleh Valxz.” terdengar lagi suara puteri Mmxz.

Dibelakangnya berdiri pangeran Ddxz, memandangku “Hati-hati puteri cantik, jangan lengah sedikitpun, aku tidak mau kehilangan engkau… “ dan senyum itu membuatku tersipu, tunduk menggigit bibir.

“Oh iya nanti waktu makan malam kalian bertiga datang kekamarku, kita makan bersama disini,…” Puteri Mmxz memandangku dan aku mengangguk “ Kami akan datang Puteri Mmxz.”
Wajah pangeran Ddxz muncul lagi tersenyum memandangku “ Aku tunggu nanti, puteri cantik. Boleh kujemput ?” kudengar puteri Mmxz tertawa geli sambil geleng-geleng dan segera mematikan hologramnya

Kita kembali melihat monitor Trinxz, sepertinya dua monster bionik itu makin menjauh dan tidak terlihat lagi.

“Mereka tidak berani mendekat sampai jarak tembak, kedua robot penjaga akan menghabisinya dengan lazxz mereka yang baru.” Kata Trinxz yang masih memperhatikan monitornya.

Aku dan Sitxz kembali duduk, dimeja makan masih kosong “ Puteri menginginkan minuman atau sesuatu ?” tanya Trinxz, aku tersenyum
“Apa saja minuman segar dan kudapan ringan…” kataku, dan segera dimeja tersedia minuman dan snack serta beberapa buah-buahan.

“Apa puteri Mmxz sering mengundangmu untuk makan bersama di ruangannya Sitxz ?”
Sitxz menggeleng “ Sepertinya ada sesuatu yang penting yang akan beliau bicarakan bersama nanti.”

Tiba-tiba Sitxz memandangku tajam “ Jika beliau meminangmu untuk pangeran Ddxz tolong Puteri ingat aku ya, aku dan Sardxz amat mengharapkan itu.” Kupandang dia, tersenyum.

“Aku kira beliau tidak membicarakan itu, ada hal penting lain yang akan diutarakan beliau – mungkin berkenaan dengan nasip panglima musuh itu. Rupanya panglima itu merupakan orang penting dinegaranya.”

Kita bertiga saling berpandangan “Mereka gigih mencari kesempatan mengawasi aku untuk disergap dan mungkin akan diminta tukar dengan panglima itu.”

“Puteri Mmxz dan pangeran Ddxz tidak bakal melepasmu Puteri – aku kawatir puteri Mmxz akan murka kalau tahu engkau bisa tertangkap oleh mereka. Beliau amat menyayangi engkau, karena dianggap sebagai puterinya yang hilang, Nnxz. Bakal terjadi pertumpahan darah yang mengerikan jika itu sampai terjadi,….”

Sitxz termenung, kulihat Trinxz juga seperti tertegun, keadaan menjadi sunyi dan lengang, aku menghela nafas.

“Kita lihat saja nanti, apa akan beliau utarakan pada kami.” Kataku, aku mengambil beberapa buah-buahan, minum sejenak dan mulai memilih milah buah.

 ”Puteri tidak ingin menyantap sesuatu – ini sudah waktunya santap siang ? “ Trinxz menawari, aku dan Sitxz menggeleng bersama.

“Aku ingin tidur sebentar, istirahat. Tolong bangunkan aku jika sudah sore ya, aku merasa capai sekali.” Kataku dan berjalan menuju peraduan.

Sayup aku mendengar Sitxz menghubungi Sardxz dan mereka saling sapa dan bincang, aku tidak sempat mendengar pembicaraan mereka, mata ini rasanya sudah kantuk berat, aku segera terlelap.

Agak kaget aku dibangunkan oleh Sitsxz, ternyata hari sudah jelang sore, bau semerbak teh hangat terhirup, aku segera bangun.
“Enak sekali tidurmu, engkau kecapaian ya tadi belajar mengendalikan Maxxz Baru saja Pangeran Ddxz menghubungimu ”

Aku tersenyum mengangguk, “Iya rasanya capai sekali, gugup bingung senang, campur aduk, dan jadinya menguras tenaga, terasa lelah sekali..” kataku.

Kuambil teh hangat itu, kuhirup dan beberapa snack ringan yang ada dimeja kucicip, enak sekali dan badan jadi segar.

Hologram dari pangeran Ddxz tampak, “Sudah bangun Puteri cantik ?” sapanya lembut, aku hanya senyum :”Maaf, tadi aku menghubungimu sewaktu engkau sedang tidur,… “ kutoleh Sitxz, dia mengangguk tersenyum. “Ada apa pangeran ?” tanyaku

“Ibunda mengharapkan engkau nanti hadir di ruangannya sambil santap malam,…” katanya terbata, aku mengangguk tersenyum.
“Iya kami bertiga nanti hadir pangeran, semoga makanannya enak-enak ya pangeran,..” kataku menggodanya, kulihat dia tertawa
“Untuk Puteri secantik engkau pasti tersedia makanan paling enak di planet ini dan sehat. Aku tunggu engkau ya cantik,..” aku mengangguk, tersenyum, hologram nya hilang.

Dari jendela kulihat hari sudah mulai temaram, dua robot masih tetap berjaga didekat jendela dengan senjata siap ditangan.
Kupandang sejenak langit, rasanya tiada tampak sesuatu, “ Mereka sudah pergi jauh Puteri.” Kata Sitxz, aku mengangguk dan bernafas lega.

“Engkau tidak mandi, … mmm, atau aku dahulu yang mandi ya ?” tanya Sitxz
“Silahkan engkau dahulu yang mandi, aku menikmati snack dan teh hangat ini dahulu.”

Kulihat dia mengambil baju ganti dan beberapa peralatan mandinya, aku meneruskan menikmati kudapan dan menghirup minuman segar ini.

Kadang berpikir, bagaimana aku bisa sampai ke planet indah ini, sementara seorang puteri molek nan cantik dari planet ini masih tertinggal di planet Bumi, apa yang akan terjadi dengan kami ini selanjutnya , teka-teki yang membuat jantungku berdebar.

“Engkau tidak mandi Puteri ?” kata Sitxz sambil menunjuk kejendela yang tampak sudah gelap diluar, aku segera bangkit.

Selesai mandi aku memilih baju yang ada di lemari dan kukenakan, pas sekali dan kulihat baik Sitxz maupun Trinsxz ternganga.
“Ada sesuatu ?” tanyaku
“Engkau mirip sekali dengan Nnsxz jika memakai gaun, iya itu gaun Nnsxz.” Aku menghela nafas, menunduk

“Aku tidak ingin menyakiti Puteri Mmxz dengan selalu mengingatkan beliau pada puteri tercintanya Sitxz – aku bukan puterinya.” Agak tersendat aku berkata

“Sejujurnya aku masih ingin kembali ke Bumi, aku merindukan ayah dan ibuku yang sebenarnya disana, merindukan sahabatku dan juga kekasihku,…” aku duduk termenung

Sebuah hologram muncul, pangeran Ddxz tampak tersenyum menyapa :”Cantik sekali engkau dengan gaun itu Puteri , kita sudah bersiap disini. Ibunda juga sudah senyum dan menunggu kalian,…” hologram ditutup, aku merasa bingung dan tidak enak - ewuh pakewuh dengan perlakuan pangeran Ddxz maupun puteri Mmxz padaku.

“Aku tidak ingin menyakiti dan mengecewakan mereka, beliau dan juga pangeran Ddxz sudah begitu baik kepadaku,.” Kupandangi Sitsxz dan Trinsxz bergantian.


Sejenak kita bertiga berjalan menyeberang ruangan besar depan kamarku ini, disana sini tampak ada beberapa cyborg dan robot yang berjaga.
Sepertinya tanpa senjata, tetapi dalam sekejap mereka bisa mengeluarkan aneka senjata yang tersimpan dibadannya masing-masing.

Pintu secara otomatis terbuka, dan dibaliknya sudah berdiri pangeran Ddxz, pangeran Sardsz dan robot seperti Trinsxz.
Pangeran segera memelukku, begitu juga pangeran Sardxz memeluk Sitxz

“Oh iya ini Transxz, se generasi dengan Trinsxz dengan kepiawaian dan kecanggihan yang sama, “ kata pangeran

Transxz segera menghormat seperti layaknya cara2 di planet Zerxz
“Terima kasih, Transxz, saya Puteri dari planet Bumi,…” sapaku
“Tranxz bersiap melayani Puteri selalu,.. “ balasnya dengan santun.

Kita berjalan bersama, melewati satu ruangan yang penuh dengan peralatan mesin-mesin rumit yang tidak kumengerti, kemudian kita memasuki ruangan kusus puteri Mmxz.

Ruangan itu seperti kamarku, hanya lebih luas dan lebar saja. Konon Puteri Mmxz bukan pribadi yang suka kemewahan
Puteri menyambutku dengan takjub dan mengajak duduk didekat beliau, meja masih kosong.


“Ayo Trinsxz ajak Transxz untuk menyediakan hidangan istimewa bagi tamu kita dari planet Bumi ini.”
“Segera kami laksanakan Ratu,..” kulihat kedua robot itu berunding dan segera dimeja tersedia hidangan yang beraneka macam tergelar dengan apiknya.
Segera kita makan bersama, dilayani oleh dua robot yang begitu canggih.

Sesudah selesai santap malam, segera sisa hidangan dibersihkan, seketika lenyap dan diganti dengan hidangan ringan dan buah-buahan yang segar.

Tiba-tiba Puteri Mmxz memegang tanganku
“Puteri, barangkali engkau ingin tahu, apa misi kami ke planet Bumi waktu itu ?” kupandang Puteri Mmxz dan mengangguk.
“Betul Puteri Mmxz, saya ingin tahu, apa gerangan misi Puteri waktu itu ke planet Bumi,..” kulihat Puteri Mmxz tersenyum

“Sebelumnya aku ingin mengenalkan engkau dengan seseorang yang barangkali kau kenal,..”
Puteri Mmxz mengangkat tangan kanannya dan kedua robot masing memasang monitor yang kemudian digabung menjadi satu monitor yang besar.

Kulihat di monitor seorang wanita tengah baya yang cantik, baju yang dikenakan seperti berasal dari Bumi, memakai kain ada selendandang putih panjang yang melambai di pundaknya.


Beliau memandang kita semua dengan santun dan anggun, aku kaget, kagum dan terpesona.
“Sampurasun,… “ sapanya lembut
Memberi salam pada kita semua, kami membalasnya dan kemudian beliau memandangku, tersenyum

“Pasti ini puteri cantik dari Bumi, siapa namamu puteri ?” pandangannya terasa teduh
“Puspita Puteri ,… “ aku tergagap terbata menyahut, kulihat beliau tersenyum
“Puteri, .. perkenalkan aku adalah Puteri Dayang Sumbi,…” aku terhenyak, tidak percaya dengan pendengatku., kukejap-kejapkan mataku. Kugosok sekali lagi dan kulihat, kuperhatikan lagi.

“Puteri Dayang Sumbi, … mmm, Sangkuriang ?” tanpa sadar kata itu kuucapkan
Beliau mengangguk dan tersenyum, memandangku lagi
“Betul, .. dan Sangkuriang itu puteraku, kami dari Bumi Parahyangan planet Bumi.”

Beliau memandangku dan tetap dengan senyumnya yang ramah, santun tetapi anggun.
Aku terhentak, memandang beliau dan makin bertanya-tanya, penasaran tidak mengerti.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun