Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menulis Cerita Humor itu Tidak Gampang

3 Februari 2014   13:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:12 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="221" caption="Sumber Gambar: hdwallon.blogspot.com"][/caption] Barangkali kita masih ingat, disalah satu film Mr.Bean ada adegan yang membuat orang terpingkal-pingkal. Digambarkan dia sedang naik sepur, didepannya ada pria sedang asyik baca buku. Mereka duduk di satu cabin tertutup. Pria didepannya yang sedang baca buku ( novel ? ) tiba-tiba tertawa kegelian, dan Mr.Bean merasa terusik dan panik dengan gaya khasnya yang konyol dan kocak. Yang menonton pasti ikut tergelak karena terlihat banget mereka berdua melakonkan adegan itu dengan amat piawai sehingga menggelitik kita. Ya, dan ketika akan menulis ini, saya juga tiba-tiba teringat akan adegan itu dan coba ingat-ingat dan menerka Mmm,… kira-kira buku apa yang dibaca oleh lawan main Mr.Bean itu ya ? Jelas pasti sebuah buku humor ( meskipun hanya pura-pura ) yang amat lucu sekali, karena selama film itu diputar, hampir setengah jam, dia terus-terusan ngakak kegelian. Dan jika benar itu sebuah buku humor yang jenaka, , pasti pengarang buku itu seorang penulis cerita humor yang hebat. Karena seseorang sampai bisa menulis sebuah cerita humor yang demikian lucunya itu benar-benar tidak gampang. Humoris itu Manusiawi Orang yang suka melihat sesuatu hal dari sudut kejenakaannya , konon biasanya mereka menyabar, tidak cepat marah, atau tersinggung. Bahkan menurut Prof.John M Willman, guru besar Illionis University, mereka adalah merupakan orang yang bisa mengerti akan kesukaran hidup . Baik merupakan kesulitan hidup besar atau kecil dan yang bisa merusak kebahagiaan hidup seseorang Biasanya mereka pribadi yang tidak cepat putus asa, pemaaf dan karenanya pandai bergaul dengan sesamanya. Perasaan humor lebih banyak menolong manusia untuk bersifar toleran dan saling mengerti satu dengan lainnya. Humoris sejati itu pecinta manusia, seluruh umat manusia termasuk dirinya sendiri, ia mempunyai wawasan, outlook tentang perikemanusiaan. Dia suka tertawa bersama orang lain, suka ber main-main, bercanda, berolok, termasuk memperolok dirinya sendiri. Ia tidak menganggap terlalu serius dirinya sendiri, dan humoris bukan seorang pengeluh, tidak bisa terlalu galau, sentimental, melankolis dstnya dll etc etc. Oleh karena itu seorang dictator atau demagog tidak pernah bisa menjadi humoris sejati, karena mereka merasa dirinya super dan tinggi hati. Congkak dan tidak mau di rendahkan, merasa lebih hebat dari orang kebanyakan. Demagog adalah pemimpin/penggerak masa yang lihay menghasut untuk kepentingan diri mereka sendiri. Mungkin mereka baru bisa tertawa bila melihat dan menertawakan kesengsaraan atau kebodohan orang lain. Menulis Humor. Penulis Richard Armour mengatakan kalau humor itu merupakan indera yang ke enam Yang sama pentingnya dengan indera yang lain. Obyek humor adalah keganjikan hidup, dengan pengamatan dari segi bersahabat dan pernyataan artistik. Pengamatannya bukan membenci, melainkan akrab bersahabat atau dengan baik hati . Mereka juga mempunyai iktikat apik dan bukan untuk merugikan orang lain. Sasarannya adalah kekeliruan dan kelemahan kecil dari manusia. Namun kadang juga kebusukan orang gedean, pejabat korup, pesohor sok dan sejenisnya. Juga ketrampilan pengarang dengan menggunakan trik untuk menyatakan humor dalam tulisan cantik berseni amat menunjang. Jadi bukan kemahiran asal membuat lucu yang kadang bisa menjurus pada humor yang sadis, kasar, jorok atau cabul. Disini ada moralitas dan yang memang ingin dibicarakan ialah humor yang berseni, santun dan sopan meskipun tetap menggelitik Tehnik menulis Humor Humor itu katanya seperti bumbu dalam masakan. Kita harus pandai meramunya, sehingga menjadi masakan yang sedap dan yang membacanya tidak merasa mblenger atau nek/perasaan jenuh/jenggah. Biasanya humor disajikan dengan trik yang ringkas dan ringan. Manusia juga tidak bisa disuruh terus-terusan tertawa tergelak-gelak, … salah-salah malah dikira lulusan RSJ,…gawat. Sebaiknya paragraph yang ditata terlalu padat humor lebih diedit lagi , di jarangkan atau disesuaikan , sehingga humornya dapat sesekali meletup letup mencetar membahana dengan timing yang tepat. Membaca tulisan humor yang baik membuat kita terhibur dan santai. Dan si pengarang humor juga harus terus punya ide segar dan asli dengan penggarapan yang segar serta asli juga. Orang memandang kelakar itu merupakan sentilan bagi orang lain, tetapi hal itu tidak sampai menimbulkan kemarahan, karena ada unsur kejenakaan yang terselip didalamnya. Jadi jika anda bisa bikin tertawa orang, barangkali anda punya bakat untuk menjadi calon penulis humor yang hebat. Hahai, sepertinya menarik untuk dipelajari dan di coba,…rasanya asyik kale ya, .. anda berminat ? Caprib : Humor yang baik ialah kebaikan dan kebijaksanaan yang di gabungkan menjadi satu. (Meridith )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun