Dengan membicarakan kejelekan orang lain, kesalahan orang lain, dengan harapan supaya kita tidak perlu merasa jelek dan salah dengan kekurangan diri kita sendiri
TIGA : Pendengki.
Si Pecundang ini mencari alasan bagi kegagalan hudupnya, sering menyerang seseorang, nasip, pemerintah dan kambing hitam yang lain.
Sebagai kritikus yang piawai, mengecam apa saja , justru tidak pernah berbuat sedikitpun bagi yang di kritiknya itu, sering emosionel menanggapi sesuatu.
Seorang pen dengki hanya bisa ber reaksi, tetapi tidak sanggup ber aksi.
Akhirnya dia tahu jika seluruh hidupnya hanya untuk membenarkan kegagalannya saja.
EMPAT : Ego Sentris
Dia selalu menganggap dirinya amat penting. Di mana-mana mau di kenal, cenderung aku-sentris dalam pembicaraan, mencari kompensasi atas harga diri yang kurang.
Sifat ke kanak-kanakan untuk menunjukkan kelebihan diri, suatu bentuk perkembangan emosionel yang macet.
Ia ingin menguasai orang lain dengan perkataan atau jika bisa dengan kekuatan jasmani.
Menutupi egonya supaya jangan dianggap remeh, sering berbuat dan membual yang wah.
Suka berlagak penuh khayalan, dan itu men citrakan rasa penting yang tidak bisa di peroleh di dunia nyata.
LIMA : Pemarah
Orang yang mudah meluap dan meledak dengan dahsyat, Seringkali marah dan gampang tersinggung, tipis kuping.
Kemarahannya tidak bisa dinilai dari suatu kejadian, tetapi timbul dari rasa permusuhan yang terpendam di alam bawah sadarnya.
Rasa permusuhan itu biasanya lebih besar daripada yang kelihatan tetapi karena di sadari, bahwa ada rasa sopan santun yang mengajarkan bahwa rasa permusuhan tidaklah pantas bagi orang yang beradab.
Maka segala kemarahan itu dipendam rapat dalam benaknya.
Jadi kalau sewaktu-waktu kemarahannya meledak, ia seolah melepaskan segala emosinya dari tekanan itu dan terjadi ledakan yang dahsyat
Jadi Waspadalah
Banyak topeng yang menjadi cirri dari seseorang meskipun di tutupi-tutupi.
Tetapi karena memakai topeng apapun, suatu waktu akan ketahuan juga, karena suatu sifat asli pasti akan keluar tanpa sengaja atau keceplosan
Sebagai calon pemilih kita harus lebih jeli, lebih teliti dan hati-hati.
Sifat kejiwaan yang kurang terpuji itu pasti akan menyulitkan jika dibawa dalam mengatur suatu pemerintahan.
Salah satu yang saya harapkan adalah :
Rakyat Indonesia harus lebih bijak dan lebih cerdas untuk memilih wakil kita beberapa hari lagi.
Teliti, teliti, pilih yang jeli, lihat dan ingat-ingat track recordnya selama ini.