[caption id="attachment_322421" align="aligncenter" width="267" caption="Sumber Gambar: rajawalinews.com"][/caption]
Saya ingin urun-rembug, memberi masukan dari apa yang dimaksud dengan Revolusi Mental oleh Jokowi.
Revolusi itu suatu perubahan yang cepat terjadi dan Mental adalah keadaan aktifitas jiwa atau cara berpikir.
Disebutkan bahwa bangsa Indonesia sekarang membutuhkan perubahan mental dari pesimis menjadi optimis.
Dengan tujuan, kemudiannya bisa menjadi bangsa yang berpotensi untuk mengelola negaranya yang gemah rimpah loh jinawi ini menjadi Negara yang mampu memberi kesejahteraan bagi semua warganya.
Untuk merubah sikap pesimis menjadi optimis, pasti dibutuhkan mental yang sehat dan kuat.
Mental yang sehat
Menurut World Health Organization ( WHO ), definisi sehat itu adalah, physical, mental and social well being, and not merely the absence of desease or infirmity.
Ternyata diantara yang tiga itu yang paling berpengaruh adalah mental seseorang.
Jadi kunci keberhasilan seseorang terletak pada mentalnya, hal itu biasa disebut kepribadian seseorang.
Julius Schreiber dari Illinois Mental Hygiene menulis jika Hidup sehat atau kesejahteraan jiwa adalah
= Jika seorang individu telah menemukan suatu penilaian yang wajar dalam rasa damai dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya =
Dan ini sesuai dengan definisi WHO tentang orang yang jiwanya sehat :
1. Mampu menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan/reality, meskipun kenyataan itu buruk
2. Memperoleh kepuasan dari perjuangannya.struggle
3. Merasa lebih puas dengan memberi daripada menerima
4. Secara relatif merasa bebas dari rasa tegang dan cemas
5. Berhubungan dengan orang lain dengan rasa dan sikap saling tolong menolong dan menghargai secara wajar
6. Menerima kekecewaan untuk dipakai sebagai pelajaran hari depan
7. Menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
8. Orang yang jiwanya sehat mempunyai daya rasa kasih sayang yang besar/has the capacity of love
Ilmu Pengetahuan dan Budi Luhur
Saya ingin melihat dari sudut pandang yang lain, yaitu dari warisan leluhur kita sendiri.
Indonesia karena letak geografis dan kekayaan alamnya, pasti menduduki posisi penting dalam percaturan politik dunia.
Menjadi ajang rebutan pengaruh dan juga karena kekayaan alamnya yang menggiurkan
Ancaman bagi Indonesia sebenarnya bukan ancaman physic yang berupa serangan militer, tetapi justru serangan diam-diam yang masuk kedalam, menyusup dan sanggup meretakkan dan merobek dari dalam.
Serangan terselubung itu sasaran pokoknya adalah manusia, yaitu dengan jalan menghancurkan moril, moral dan mental serta mengaburkan kepribadian nasional Indonesia.
Nasionalisme harus terus dikembangkan, karena ini juga salah satu bumper dari kepribadian kita.
Lambat tetapi pasti mereka berusaha merusak manusia Indonesia lewat berbagai cara, atau menurut istilah Jawa Ma-5, yaitu :
= madon/wanita, minum/mabuk, main/judi, maling/korupsi, dan madat/narkotik =
Untuk menanggulangi ini, harus dilawan dengan memperkuat ketahanan/kepribadian nasional dengan “budi luhur”.
Tentu saja cara memperkuat mental spiritual ini harus pula disanding, didukung serta dibantu dengan kekuatan ekonomi, politik juga militer.
Ekonomi, politik dan militer harus cermat, di tata, diperhatikan sebagai landasan untuk berdiri kokohnya bangsa, ini termasuk ketahanan nasional yang mendasar juga.
Disamping ilmu pengetahuan disebut juga Budi Luhur, suatu warisan ajaran leluhur .
Hal itu yang bisa menanggulangi dan menjadi benteng untuk menghalau dan menghalangi pengaruh yang diselundupkan pada sanubari dan nurani pribadi masing warga.
Budi Luhur itu terdiri dari empat watak / pekerti dan tingkah laku serta perbuatan yang amat penting.
1. Tegas/courage, manusia harus tegas berani menolak untuk tidak berbuat yang jahat/jelek, dan mempunyai kemampuan untuk berbuat baik dan benar.
2. Rendah Hati, tidak sombong dan tidak serakah/modesty, mempunyai kemampuan dapat membatasi diri dan tidak melampaui batas. Tidak serakah, angkuh , dan mau mengakui kekurangannya.
3. Adil, mampu memberi pada seseorang semestinya dan yang menjadi haknya. Tingkah laku sopan santun, tepa slira/tenggang rasa/moral apik.
4. Bijaksana, dalam segala tindakan tepat dalam mengambil keputusan serta berlaku bijak/wisdom
Semua pedoman itu harus di miliki dan di resapi oleh setiap pemimpin dan setiap warga dalam kehidupan bermasyarakat dikeseharian kita,
Jika kita belum mempunyai mental seperti yang tersebut diatas, kita berusaha untuk belajar membentuk watak kita menjadi pribadi yang baik dan prima, seperti itu.
Masalah yang ada
Dua definisi mental baik dari local atau WHO sudah kita ketahui, dan jika kita melihat masalah yang ada di Indonesia, sehingga kita perlu untuk me revolusi mental kita.
Sehingga mental kita menjadi baik dan gampang menerima anjuran dan ajakan demi perbaikan Negara ini.
Sejak limapuluh tahun yang lalu, Indonesia mengalami kemunduran dalam segi moral dan etika dalam khidupan kita bersama. Menghalalkan segala cara sudah jamak lumrah terjadi dimana-mana.
Praktek KKN, Korupsi, Kolusi dan Nepotism merajalela seolah tidak terbendung bahkan seperti makin menjadi.
Hal-hal itu selalu menjadi halangan dan batu sandungan dari segala langkah maju yang ingin dicapai oleh bangsa ini.
“Budaya” ini seolah sudah berurat akar sampai merambah keseluruh pelosok tanah air.
Yang menyedihkan adalah bahwa budaya itu juga amat mempengaruhi generasi yang lahir ditahun masa kemunduran moral dan etika kita, kira kira lima puluh tahun silam.
Mempengaruhi kepribadian mereka dan langkah mereka selanjutnya. Dan juga mempengaruhi pola pikir mereka, mindset mereka.
Untuk diketahui, bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh pertama didikan dari rumah.
Orangtua dan juga keadaan sekeliling.millieu, serta perjalanan hidupnya, itulah yang membentuk watak dan kepribadian seseorang.
Sementara, meskipun dididik secara baik dirumah, kalau dalam perjalanan hidup selalu menemui hal yang kurang baik dan menyimpang, maka hal itu bisa merubah watak seseorang.
Habbit is the second nature, kebiasaan itu bisa menjadi watak yang kedua bagi pribadi.
Pertanyaannya sekarang, jadi apakah watak yang telah terbentuk sekitar limapuluh tahun itu tidak bisa diubah ?
Sebenarnya memang, merubah pribadi seseorang itu sulit, karena itu merupakan kumpulan dan kesimpulan dari pengalaman selama hidupnya.
Berarti jika ingin merubah perilaku yang tidak terpuji itu membutuhkan waktu yang lama atau tidak bisa sama sekali ?
Banyak yang pesimis bahwa malapetaka seperti itu tidak bisa ditanggulang, benarkah ?
Sidak, Inspeksi Mendadak Gaya Baru
Suatu kebiasaan yang sudah berurat akar, lebih dari limapuluh tahun yang lalu, KKN dan termasuk tidak disiplin sudah merupakan penyakit yang parah dari masyarakat kita.
Amat menyedihkan, karena itu sudah melenceng jauh dari cita-cita para pejuang kemerdekaan dahulu, pasti mereka merasa bersedih disana. Indonesia menjadi berantakan seperti ini.
Sepertinya juga sudah amat teramat sulit untuk meluruskan kembali budaya yang salah kaprah itu menjadi baik kembali.
Tetapi beberapa waktu yang lalu, saya memperhatikan bahwa ada sesuatu yang bisa kita perbuat jika memang ada niat.
Solusi akan datang jika kita betul memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mencipta segalanya.
Sebenarnya ini trik lama, tetapi karena salah menjalankan dan menerapkannya waktu itu dan tidak serius, hasilnya juga nol besar.
Sidak, atau Inspeksi Mendadak memang sudah lama ada, tetapi tidak seperti sidak yang lalu yang hanya sekedar formalitas atau penuh dengan sandiwara dan banyolan yang konyol yang tidak lucu.
Trik dahulu, jadi sebelum sang pejabat yang sidak datang, sudah ada pemberitahuan, sehingga semua sudah di persiapkan skenarionya, plus wartawan sekaligus camera tevenya.
Karena sudah dipersiapkan dan diatur-atur, hasilnya pasti tidak efektif bahkan terkesan hanya pencitraan saja yang menipu masyarakat.
Jadi dikesankan seolah pejabat itu memang care dan peduli dengan aneka problem kesengsaraan rakyat
Dan ternyata sekarang cara itu bisa di terapkan lagi, tetapi harus lebih serius dan tidak main-main.
Beberapa pejabat yang saya tahu pasti yaitu Tri Risma dan Jokowi-Ahok yang sudah mencoba cara ini dan hasilnya ternyata cukup ampuh, memuaskan, dan bisa membuat jera pelakunya karena ada punishment .
Sidak atau bisa dikatakan suatu shock therapy, suatu tindakan kejutan, memergoki langsung suatu peristiwa yang salah dan tidak benar, memberi hukuman saat itu juga, sehingga pelakunya kapok.
Hal itu rupanya bisa memberi rasa jera, takut dan lama kelamaan pasti bisa mengikis habis budaya KKN dan kurang disiplin ini.
Memang suatu masalah yang sudah menjadi “budaya” seperti KKN dan kurang disiplin ini, seperti menjadi biasa dan lumrah terjadi di Negara ini.
Bahkan jika tertangkappun, si pelaku, para cecunguk itu juga tetap santai, senyam senyum cengar cengir, bahkan lambai tangan bak pahlawan yang berjasa, … heran bin ajaib.
Mungkin karena sudah bisa mengerti, jika setelah tertangkap, pasti tersdia penjara bintang lima baginya, jadi tetap huaseeek didalam, … bukan main.
Di China/Tiongkok, suatu terapi kejutan itu lebih sadis, hukum tembak mati dengan peti jenazah yang sudah disediakan. Dan itu berhasil menghentikan laju korupsi yang merajalela saat itu disana, banyak yang merasa ngeri juga.
Menyapu dengan Sapu yang Bersih
Untuk membersihkan lantai yang kotor, harus dibutuhkan sapu yang bersih.
Berarti jika Indonesia ingin bebas dari KKN, pemimpinnyanya harus bersih dan mau mengadakan tindakan terapi kejutan yang tiada hentinya pada aparat bawahannya.
Pemimpin muda masa depan harus juga berani bersih dari KKN dan taat disiplin.
Karena pemimpin itu merupakan panutan, suri tauladan bagi masyarakat semua.
Jadi mereka harus berani memberi contoh pada masyarakat bagaimana menjalani suatu kehidupan dengan mental dan perbuatan yang terpuji serta benar.
Jika setiap pemimpin, di saban daerah mau mengadakan gebrakan terapi kejutan di instnsi dan bawahannya masing, pasti akan terjadi titik-titik di setiap daerah yang akhirnya bisa dihubungkan satu dengan yang lain.
Akhirnya semuanya disambung menjadi semacam jaring laba-laba, dan pasti bisa menangkap dan menjaring segala bentuk KKN dan tindak kurang disiplin yang ada.
Saya percaya hal ini lama kelamaan akan bisa mengubah perilaku atau budaya yang sudah berurat akar di persada Nusantara ini.
Diharapkan sidak harus lebih banyak dilakukan, bahkan sampai ke pelosok yang jauh dari kota, daerah terpencil dan jauh dari sorotan media.
Juga peran serta dari masyarakat harus tetap diaktifkan, mereka harus lebih jeli dan teliti dalam mengawasi dan mengawal jalannya suatu pemerintahan yang bersih di tempatnya.
Jika terjadi suatu pelanggaran harus segera di laporkan dan disiarkan secepatnya secara luas, sehingga cepat ditanggapi dan ditangani.
Semua hal ini sekarang bisa dimungkinkan karena adanya internet yang sudah pula mem budaya dan merambah hampir kesegala pelosok negeri.
Kerjasama ini pasti bisa mengikis dan kemudian merubah budaya kurang baik yang sudah berurat akar dan menggerogoti laju jalannya kehidupan di masyarakat kita,
Tidak lupa juga, nasionalisme harus terus dikembangkan, kita harus ingat contoh dengan negara yang maju pesat, karena mereka amat bangga dengan budaya asli bangsanya, Jepang, India dan China, sudah melejit pesat.
Kebudayaan setiap bangsa itu unik, tetapi justru itu yang menarik dan dihargai oleh bangsa lain.
Mudah-mudahan Revolusi Mental seperti inilah yang bakal diterapkan jika Jokowi benar menjadi Presiden di tahun 2014 . Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H